Empat Kunci Memuaskan Jiwa yang Lapar

Dari Gospel Translations Indonesian

Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Marshall Segal
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Four Keys to Satisfying Your Starving Soul

© Desiring God

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Marshall Segal Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan

Terjemahan oleh Paulin Keren Gloria

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).



Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. – 2 Petrus 1:3-4

Jika boleh jujur, kita semua dalam keadaan yang kelaparan. Lapar akan sesuatu yang menopang kita, yang memelihara harapan kita, yang menguatkan kita melalui pencobaan, yang membantu kita mengalahkan dosa. Kita lapar akan makanan yang mengenyangkan kita untuk pertarungan iman sehari-hari.

Tapi seperti apa pertarungan itu? Dan bagaimana kita menemukan makanan yang kita butuhkan?

Daftar isi

Tujuan Kita

Tujuan kita adalah bersama dengan Tuhan dan menjadi seperti diriNya, untuk “mengambil bagian dalam kodrat ilahi,” (2 Petrus 1:4). Petrus ingin kita menikmati persekutuan dan keintiman yang lebih luar biasa lagi dengan Tuhan dengan menjadi seperti Dia, dengan bertumbuh dalam kesalehan. Kita lebih menikmati hidup dengan menjadi lebih seperti Tuhan, yang adalah Hidup.

Jika tidak berhati-hati, kita dengan mudah akan tergelincir pada tujuan lain yang akan merampas kehidupan kita, tujuan yang menjanjikan banyak namun pada akhirnya hasilnya sangat sedikit – pencapaian yang egois, pikiran yang bernafsu, obsesi yang jahat, konsumsi yang berlebihan, kemalasan yang menggelisahkan. Tujuan ini mungkin mudah dan menyenangkan untuk sementara, tetapi hanya membuat kita semakin lapar. Yang jiwa kita butuhkan adalah Tuhan.

Jika Anda percaya kepada Yesus, diampuni dan diselamatkan dari dosa Anda, Anda memang dan akan tetap tidak sempurna dan hancur. Tujuan baru kita dalam hidup baru ini bukanlah kesempurnaan, seolah itu bisa memberi kita tempat di surga. Tujuan kita adalah untuk menjalani kehidupan yang lebih dan lebih menyenangkan bagi Tuhan yang kita cintai, dan dengan melakukan itu, untuk dapat lebih hidup dan bersukacita di dalam Dia.

Musuh kita

Jadi jika itu tujuan kita, apa yang menghalangi kita? Untuk menjadi seperti Tuhan, kita harus menghindari “kerusakan keinginan yang berdosa” (1: 4). Rintangan terbesar kita untuk lebih menikmati Tuhan adalah keinginan-keinginan jahat kita sendiri. Mereka berusaha untuk membuat jiwa kita kelaparan dan akhirnya kita mengemis untuk sisa-sisa makanan di sepanjang jalan kekekalan. Tuhan tahu yang lebih baik, dan dia menawarkan kita yang lebih baik.

Kenyataannya adalah kita akan menderita dalam hidup ini, orang-orang akan berbuat jahat pada kita, dan iblis berbohong dalam rencana rahasianya untuk mencuri harapan dan iman kita. Namun musuh terbesar kita bukanlah penderitaan, orang berdosa, atau Setan. Diri kita sendiri –– dosa yang masih melekat di hati kita.

Jika kita ingin mengenal Tuhan, menjadi seperti Dia, bersama Dia, kita harus terus dilepaskan dari dosa kita dalam hidup ini. Bagi kita yang mengasihi Yesus, perang ini telah diputuskan, dan kita sekarang sedang mengerjakan kemenangan kita setiap hari sampai Yesus datang kembali dan mengakhiri peperangan ini untuk selamanya.

Yesus melakukan pekerjaan yang mutlak untuk selamanya di kayu salib, tetapi ada peran yang harus kita kerjakan. Kita harus membuat keputusan nyata. Kita harus mengambil langkah untuk menghadapi musuh dalam diri kita ini dan mematikannya.

Kemampuan Kita

Kematian dosa kita tentu terdengar sangat manis, sampai kita berusaha mematikannya. Musuh terbesar kita, dosa, juga merupakan rintangan terbesar kita. Ditempatkan dengan sempurna untuk merusak tujuan besar dari kehidupan baru kita. Puji Tuhan, Dia tidak mempertaruhkan pertempuran ini pada kemampuan kita. "Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh…"

Cara untuk menikmati Tuhan lebih lagi adalah dengan hidup seperti Dia. Dan kekuatan untuk hidup seperti Dia bukanlah milik kita, tapi milik-Nya. Kita menemukan pertolongan yang pasti di tangan Tuhan, dalam kekuatan-Nya – kekuatan yang membentuk gunung, yang membuat sungai, yang menyalakan bintang-bintang, dan menghembuskan kehidupan pada beruang, hiu, dan elang botak; kekuatan yang membangun alam semesta, mengatur bangsa-bangsa, dan menghakimi semua orang. Ketika Anda hidup dengan kekuatan itu, Anda tidak kekurangan apa pun di jalan menuju kesalehan.

Amunisi Kita

Tuhan “telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi,” (2 Petrus 1:4). Amunisi bagi peperangan kita setiap hari adalah janji-Nya – lebih spesifik lagi, janji yang telah dibayar dengan darah-Nya. Ini yang menjadi jamuan bagi kita. Saat jiwa kita yang lapar meraung-raung, inilah yang jiwa kita inginkan. Janji-janji ini begitu spesifik. Anda dapat menemukannya, memahaminya, mengingatnya, dan membagikannya.

Saat kita lapar secara fisik, kita tidak hanya membicarakan tentang makanan. Kita mencari makanan – roti lapis kalkun dengan roti gandum, burger keju Wendy’s dengan saus cabai, salad ayam panggang, trail mix, atau Cliff bar. Memikirkan makanan tidak mengurangi rasa lapar kita jika kita tidak mengidentifikasi sesuatu yang spesifik dan dapat dimakan dan memasukkannya ke dalam mulut kita.

Demikian juga dengan janji Tuhan. Kita tidak bisa memenangkan pertempuran atas dosa, penderitaan, dan Setan hanya dengan mengakui bahwa kita membutuhkan janji Tihan. Tidak! Apakah itu? Bagaimana janji Tuhan itu akan mencegah saya berdosa atau putus asa atau ragu? Jika ingin janji Tuhan memenuhi tujuan-Nya, kita harus mengetahuinya, melatihnya, dan menyuarakannya satu sama lain. Janji seperti ini:

Kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya. (2 Korintus 3:18)
Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. (Wahyu 21:4)
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. (Efesus 1:6)

Makanlah

Setidaknya sesering perut Anda lapar, demikian pula hati dan jiwa Anda lapar. Carilah janji Tuhan ketika Anda membaca Alkitab, janji yang spesifik, dan beri makan jiwa Anda yang lapar. Makanlah janji Tuhan itu. Makanlah setiap hari dan sepanjang hari. Makanlah makanan lengkap. Makanlah camilan. Makanlah makanan rutin. Makanlah secara spontan.

Dan saat Anda melakukannya, Anda akan menjadi makin seperti Tuhan. Dan saat Anda menjadi makin seperti Dia, Anda akan mengalami kehidupan yang lebih berkelimpahan yang telah Dia berikan kepada Anda, dengan lebih sedikit dari dosa yang darinya Dia telah menyelamatkan Anda.