Berpikir Keras, Tetap Rendah Hati: Kehidupan Pikiran dan Bahaya Keangkuhan

Dari Gospel Translations Indonesian

Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Francis Chan
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Akal Budi
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Think Hard, Stay Humble: The Life of the Mind and the Peril of Pride

© Desiring God

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Francis Chan Mengenai Akal Budi
Bagian dari seri Desiring God 2010 National Conference

Terjemahan oleh Verawaty Pakpahan

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


1 Korintus 8:1-3

Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu pengetahuan, maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.

Ayat bacaan ini membuat saya merasa tertuduh tentang betapa sering saya akan berbicara tanpa mengasihi orang yang tepat berada di depan saya. Saya sudah berdoa agar Allah menolong saya untuk melihat mata seseorang ketika saya berbicara kepadanya dan benar-benar perhatian. Saya punya tujuh pertanyaan yang saya tanyakan kepada diri saya sendiri sebelum saya berbicara karena demikian mudah pikira saya teralih dan gugup dalam berbicara. Salah satu pertanyaan itu adalah,”Apakah saya khawatir tentang apa yang akan dipikirkan orang mengenai pesan saya, atau apa yang dipikirkan Allah?” Satu pertanyaan lainnya adalah,”Apakah saya mengasihi orang-orang ini dengan tulus?”

Ayat bacaan ini ditujukan kepada orang-orang yang secara teknis memiliki teologi yang benar namun masih salah di hadapan Allah karena kurangnya kasih mereka. Paulus berbicara tentang makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Banyak orang-orang Korintus yang berasal dari latar belakang orang yang tidak mengenal Allah di mana mereka menyembah berhala. Dan sebagian dari orang-orang Kristen yang lebih dewasa memahami bahwa berhala bukanlah apa-apa dan bahwa tidak apa-apa memakan daging yang telah dikorbankan kepada berhala. Namun demikian, sebagian orang-orang Kristen yang lemah bermasalah dengan ini.

Orang-orang Kristen yang dewasa itu menekan orang-orang Kristen yang lebih lemah untuk makan daging itu, dan Paulus menanggapi orang-orang Kristen dewasa itu dengan mengatakan, “Kamu tidak memikirkan tentang saudaramu. Hati nuraninya merasa tidak benar memakan daging itu, namum kamu memaksanya untuk makan.” Paulus bertanya,”Mengapa kamu melakukan itu? Jika saya tahu saya dapat menyakiti saudara saya dengan memakan daging, saya tidak akan pernah makan daging lagi.”

Saya sangat mengagumi bagaimana perasaan Paulus terhadap orang-oraang. Dalam Roma 9:3 ia menulis, “Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” Apakah Anda merasakan demikian terhadap orang-orang dalam hidup Anda? Kehidupan Paulus menunjukkan bahwa ia bersungguh-sungguh dengan apa yang ia ucapkan.

Beberapa dari Anda di ruangan ini memikirkan Alkitab dengan sangat keras . Tantangan saya kepada Anda adalah, seberapa keras Anda memikirkan orang-orang? Kapan terakhir kali Anda menangis untuk yang terhilang?

Sangat mudah untuk mengasingkan diri kita dari dunia orang yang terhilang. Kita melangkah keluar dari dunia itu periode waktu untuk berpikir keras tentang Alkitab dan tetap sekolah untuk belajar lebih banyak lagi, dan pada akhirnya kita tiba pada satu titik di mana kita menyadari bahwa kita tidak mengasihi yang terhilang sebagaimana seharusnya. Intinya bukanlah kita tidak boleh mengejar pembelajaran, tetapi kita harus dapar melakukan keduanya, mengasihi orang dan mengenal Alkitab dengan lebih baik.

Bertahun-tahun lalu John MacArthur menulis,“Pengetahuan itu penting, tetapi tidak cukup.” Paulus menulis dalam 1 Korintus 13:2, “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”

Beberapa dari Anda bisa jadi brillian dan tidak berguna. Anda bisa jadi seperti seorang pemain basket hebat yang tidak pernah meleset melempar bola namun selalu melempar bola ke keranjang tim lain. Ia adalah pelempar yang hebat, tapi ia membunuh tim.

Mengapa Allah memberi Anda karunia? Itu bukan untuk kita, bukan untuk Anda. Kita harus selalu berpikir, Bagaimana saya bisa membangun orang lain?

Paulus menulis dalam 1 Korintus 8:2, “Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. Jika Anda benar-benar tahu, Anda akan tahu lebih baik dan Anda akan menggunakan pengetahuan Anda untuk mengasihi. Ada bahaya menyombongkan diri Anda dan membayangkan diri Anda sebagai orang yang brilian.

Paulus kemudian berkata,”Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah” (1 Korintus 8:3). Ini tidak hanya tentang informmasi. Jika Anda mengasihi Allah, Anda tidak hanya tahu banyak fakta tentang Dia. Anda mengasihinya. Ada sebuah hubungan dan Ia mengenal Anda.

Salah satu ayat favorit saya adalah Galatia 4:9, “Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah..” Mengherankan saya paulus mengubah ekspresinya seperti itu. Sang pencipta alam semesta mengenal saya! Saya benar-benar berbicara kepada Allah dan Ia menjawab saya.

Apakah Anda ingin membual tentang sesuatu? Membuallah tentang fakta bahwa Allah mengenal Anda. Jangan membual tentang berapa banyak yang Anda tahu. Membuallah tentang fakta bahwa Allah semesta alam memanggil namamu.

Beberapa dari Anda sudah mempelajari tentang Kristus selama bertahun-tahun. Tapi apakah hidup Anda tampak seperti hidup-Nya? Bisakah Anda berkata seperti Paulus, “ Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus ?” Apakah Anda tampak seperti Yesus? Apakah Anda mengasihi seperti Yesus?