Satu Pelayanan, Dua Kerajaan
Dari Gospel Translations Indonesian
Oleh Paul Tripp Mengenai Jabatan Pendeta
Terjemahan oleh Evi Yulia
Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).
Berkat kesulitan yang Tuhan bebankan, saya bisa menerima kenyataan yang tak bisa dipungkiri bahwa segala yang saya lakukan dalam pelayanan adalah wujud kesetiaan pada, dan dalam pencarian, kerajaan diri atau kerajaan Allah. Kenyataan ini dijelaskan dengan baik dalam Matius 6:19-34. (Silakan buka Alkitab anda atau klik link untuk membaca pasal itu.) Saya yakin pasal ini menjelaskan dengan seksama pikiran, harapan dan tindakan kerajaan diri. Perhatikan Matius 6:33, di mana Yesus bersabda, “Tetapi carilah dulu kerajaan Allah.” Ayat ini menunjukkan kepada kita titik peralihan dari pasal itu. Semua ayat sebelumnya menjelaskan karya kerajaan yang lain, kerajaan diri. Pasal ini menjadi cermin yang sangat membantu dalam pertarungan antara kedua kerajaan ini di dalam hati setiap orang.
Saya ingin mengamati empat prinsip harta dari pasal ini yang saya anggap sangat membantu saya dalam mencoba memeriksa motivasi hati saya sendiri dalam pelayanan.
1. Anda akan berorientasi pada harta dalam pelayanan anda. Tuhan merancang kita untuk menjadi makhluk yang berorientasi pada nilai dan tujuan. Tuhan menganugerahkan kemampuan ini kepada kita karena dia merancang kita untuk beribadah. Jadi apa yang Anda lakukan dan katakan dalam pelayanan selalu dilakukan untuk mengejar suatu harta. Saya akan menjelaskan dalam sebuah artikel untuk menelusuri bagaimana beberapa hal yang kita hargai pada hakekatnya bernilai. Kebanyakan harta memiliki nilai yang ditetapkan. Sisi ini dari keabadian, inilah apa yang terjadi pada kita semua: hal-hal mulai meningkat hingga melampaui kepentingan sebenarnya dan menetapkan agenda untuk pikiran, keinginan, pilihan, kata-kata dan tindakan kita. Mengenai apa pertarungan dalam perang harta? Adalah pekerjaan sehari-hari untuk menghargai pentingnya apa yang disabdakan Allah dalam kehidupan dan pelayanan pribadi kita. Apa yang penting bagi Anda dalam pelayanan?
2. Harta-harta pelayanan anda akan mengendalikan kesetiaan hati anda. Jesus bersabda, "Di mana hartamu berada, di situ hatimu juga berada. " Hati, sebagai ringkasan dari batin manusia, bisa dikategorikan sebagai inti kausal dari kepribadian anda. Apa yang dikatakan Yesus di sini besar maknanya. Dia mengatakan perang harta dipertarungkan di tengah-tengah apa yang membuat Anda memikirkan apa yang Anda pikirkan, menginginkan apa yang Anda inginkan, dan melakukan apa yang Anda lakukan. Sadar atau tidak, kata-kata dan tindakan anda mencerminkan usaha anda untuk mendapatkan sesuatu yang berharga bagi Anda dari pelayanan. Apa keinginan hati terdalam yang membentuk kata-kata dan tindakan sehari-hari anda?
3. Apa yang mendasari kesetiaan hati anda akan membentuk tindakan, reaksi dan tanggapan dari pelayanan anda. Ingatlah bahwa sesuai dengan rancangan Tuhan, kita adalah pengibadah. Beribadah pertama-tama bukanlah aktivitas; beribadah pertama-tama adalah identitas kita. Itu berarti semua yang Anda dan saya lakukan dan katakan adalah hasil ibadah. Jadi harta (hal-hal yang telah naik tingkat kepentingannya dalam hati saya) yang mengatur pikiran dan keinginan hati kita akan mengontrol apa yang kita lakukan. Pertarungan antara kedua kerajaan ini dalam pelayanan pertama-tama bukanlah perang tingkah laku, melainkan perang untuk pengaturan yang mendasar dan fungsional dari hati saya. Jika saya kalah dalam perang yang lebih dalam ini, saya tidak akan pernah lagi menang dalam kata-kata dan tindakan saya. Apa yang diungkapkan kata-kata dan tindakan anda mengenai apa yang benar-benar penting bagi Anda?
4. Harta fungsional anda selalu melekat pada kerajaan diri atau kerajaan Allah. Kristus hanya memberi kita dua pilihan. Apakah saya melekatkan identitas, arti, tujuan dan kesejahteraan batin dengan harta duniawi dari kerajaan diri atau dengan harta surgawi dari kerajaan Allah. Ini adalah suatu diagnotik yang sangat membantu untuk pelayanan pastoral.
Pikirkan pertanyaan ini: Tidak adanya “apa” menyebabkan kita hendak menyerah dan mundur? Pengejaran “apa” menyebabkan kita merasa terbebani dan kewalahan? Ketakutan akan “apa” membuat kita tidak tenang dan kurang percaya diri bukanya berani dan penuh harapan? Keinginan untuk “apa” membuat kita membakar lilin pada kedua ujungnya sampai tinggal sedikit? “Kebutuhan” untuk “apa” merampas keindahan dan kegembiraan dari pelayanan? Keinginanan untuk “apa” menciptakan ketegangan antara pelayanan dan keluarga?
Mungkinkah kebanyakan dari stres yang kita alami itu diakibatkan oleh usaha kita untuk menghasilkan buah dari pelayanan yang tidak akan pernah terwujud? Mungkinkah karena kita meminta pelayanan melakukan bagi kita apa yang hanya bisa dilakukan oleh Mesias? Mungkinkah karena dalam pelayanan kita kita mencari secara horisontal apa yang sudah diberikan oleh Kristus? Mungkinkah karena konflik kerajaan ini dipicu dan diperkuat oleh amnesia injil pribadi? Saat saya lupa apa yang sudah diberikan dalam Kristus, saya akan cenderung untuk mencari hal-hal di luar situasi, lokasi, dan hubungan dalam pelayanan saya. Dengan cara apa Anda tergoda untuk mencari dari pelayanan anda apa yang sudah diberikan di dalam Kristus?
Perlindungan terbesar dari kerajaan diri bukanlah serangkaian strategi pertahanan reformatif. Tetapi sebuah hati yang sangat terpesona dengan kemuliaan kasih Tuhan yang ada di sini sekarang sehingga Anda tidak mudah tergoda oleh kejayaan dari kerajaan diri yang bersifat sementara. Masalahnya adalah betapa pun tingginya komitmen saya pada kerajaan yang besar, saya selalu bergulat dengan dinamika harta yang berubah-ubah.