Menjadi Diri Sendiri di Dalam Doa

Dari Gospel Translations Indonesian

Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Stephen Miller
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Be Yourself in Prayer

© Desiring God

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Stephen Miller Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan

Terjemahan oleh Paulin Keren Gloria

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


Terkadang tampaknya banyak orang beriman merasa bahwa mereka harus ‘memermak’ diri mereka ketika datang di hadapan Tuhan, terutama jika ada orang lain di sekitarnya. Seolah Tuhan tidak akan mendengar mereka jika mereka datang apa adanya. Mereka menjadi orang lain, berharap agar bisa lebih diterima oleh Tuhan dan orang lain.

Saya sendiri telah bergumul selama beberapa tahun ini mengenai apa yang harus saya katakan dan bagaimana mengatakannya dalam doa. Saya tidak sendirian. Para rasul pun meminta Yesus untuk mengajari mereka berdoa. Dengan suaranya yang lembut dan penuh kasih, Dia mengajari mereka untuk berdoa dengan sederhana, rendah hati, percaya diri, sesuai dengan Firman Tuhan, dan bagi kemuliaan Tuhan.

Kita dapat merangkum pengajaran Yesus dalam beberapa prinsip panduan.

1. Pelan-pelan saja dan tidak apa-apa jika Anda terdiam

Tidak perlu menggunakan kata-kata pengisi untuk mengambil setiap ruang dalam doa, seolah-olah Tuhan tidak suka keheningan atau tidak punya waktu untuk mendengarkan. Anda tidak perlu tergesa-gesa seperti juru lelang.

Saya tidak dapat membayangkan bagaimana jika sesorang berkata-kata kepada saya seperti ini: “Stephen Miller, anu… Anu… Stephen Miller, ayo kita pergi makan siang bersama, Stephen Miller. Ayo kita beli anu… burger, Stephen. Stephen, aku tahu kau suka sekali burger dari dahulu, Stephen Miller. Lalu, Stephen Miller, ayo kita ambil saus beku, Stephen Miller.”

Saya tahu bahwa saya bukan Tuhan, tapi dalam daging saya, saya rasa terlalu aneh untuk makan burger dengan pria itu. Jika kita secara alami bereaksi terhadap seseorang yang berbicara kepada kita seperti itu, mengapa kita merasa perlu berbicara seperti itu kepada Tuhan? Dia tahu hati kita. Pelan - pelan. Tidak apa-apa jika Anda perlu berhenti sejenak. Mungkin Tuhan ingin berbicara kepada Anda dalam keheningan.

2. Berdoa kepada Tuhan sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Allah adalah Tritunggal: Satu Allah, tiga pribadi yang berbeda, masing-masing adalah sepenuhnya Allah. Ini adalah sebuah misteri yang luar biasa, dan saya tidak tahu apakah kita akan benar-benar memahami sisi surgawi yang ini. Namun setiap pribadi dalam Tritunggal berbeda. Bapa bukanlah Putra, dan Putra bukanlah Roh Kudus. Kita benar berhubungan dengan Tuhan sebagai Tritunggal, menyembah dan bersyukur dan memohon pada Bapa, Putra, dan Roh Kudus dalam doa kita. Namun saat melakukan ini, kita mudah untuk menjadi bingung dan mulai berterima kasih kepada Bapa karena telah mati di kayu salib, dan seterusnya.

Sementara Tuhan memahami maksud kita dan melihat melampaui doa-doa kita yang tidak sempurna, hal ini membingungkan orang-orang yang mendengarkan doa kita, yang ingin mengaminkan doa kita. Saat Anda berdoa, tentukan kepada pribadi Tritunggal yang mana Anda berdoa. Bapa mengutus Putranya untuk menjadi Juruselamat dunia. Putra datang dengan penuh ketaatan, mati menggantikan kita, bangkit dari kematian, kemudian mengirimkan Roh-Nya untuk menginsafkan kita akan dosa kita, untuk meneguhkan kebenaran, dan untuk memperlengkapi dan memberdayakan kita. Jadi saat kita berdoa, berdoalah dengan pemikiran itu.

3. Gunakan Bahasa normal.

Kakek buyut saya sangat percaya bahwa satu-satunya Kitab Suci adalah Alkitab versi King James. Ketika dia mengutip Kitab Suci (dan menurut saya dia bisa mengutip sebagian besar Alkitab), selalu dari versi King James.

Meskipun dia adalah salah satu pengaruh spiritual terbesar dalam hidup saya, ketika dia mulai berdoa dengan suara keras dan berdoa dalam bahasa Inggris kuno, itu terdengar aneh bagi saya. “Bapa Surgawi Kami yang Penuh Kasih, Engkau telah menganugerahkan kepada kami pesta yang melimpah ini dan kemuliaan adalah milik Engkau dan Engkau sendiri. Berkatilah makanan ini dengan kebaikanMu sendiri…” Kemudian, begitu dia mengucapkan amin, dia akan melanjutkan berbicara dalam bahasa modern. Saat Anda berdoa, tidak perlu berbicara seperti seseorang dari zaman dahulu agar terdengar lebih rohani atau hormat. Gunakan bahasa normal, dan berdoalah sebagaimana Anda berbicara biasanya.

4. Gunakan suara normal Anda.

Kita semua pernah mendengar perubahan nada suara emosional yang menggebu-gebu dari sesorang yang mencoba ‘menjual’ doa seperti cara seorang aktor pengisi suara menjual produk. Dia mungkin berbicara seperti Ron Burgundy dalam kehidupan nyata, tetapi segera setelah dia mulai berdoa, suaranya mengeluarkan bisikan Enrique Iglesias yang terdengar seperti hampir menangis ketika mencoba merayu seseorang untuk membuat keputusan yang emosional.

Kita harus berdoa dengan segenap emosi dan kasih kita, tetapi itu harus tulus dan asli. Jika Anda terharu, ungkapkan, tetapi jangan mengada-ada. Tidak perlu mengubah suara Anda atau membuat-buat emosi. Tuhan tahu hati kita lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri.

5. Tetap singkat dan sederhana.

Doa kita bisa sederhana namun tetap penuh iman. Saya sering mengatakan bahwa Tuhan dapat menggunakan lagu penyembahan tiga menit sebanyak lagu penyembahan sembilan menit. Sama halnya dengan doa. Tuhan tidak akan mendengarkan kita lagi karena kita bertele-tele. Doa bukanlah bank cinta di mana banyak kata sama dengan simpanan yang lebih banyak. Doa kita tidak harus panjang atau fasih.

Ketika Yesus mengajar murid-muridnya untuk berdoa, Yesus mengajari mereka doa singkat yang mencontohkan aspek vertikal (memuliakan Tuhan) dan horizontal (membangun orang lain) aspek doa. Saat berdoa bersama orang lain, bertujuan untuk membangun mereka dengan doa yang singkat dan penuh pertimbangan, dan jika Anda merasa perlu untuk berdoa lebih lama, pergilah kepada Tuhan “secara rahasia” (Matius 6: 6).

Tidak ada kata terlambat untuk menjadi diri sendiri. Tuhan mencari hubungan dengan kita, bukan siapa pun yang kita coba untuk bertindak seperti ketika kita datang kepadanya. Doa dimulai dengan adopsi kita di dalam Kristus. Itulah mengapa Yesus mengajar kita untuk memulai dengan Tuhan sebagai “Bapa kita”. Ada penghormatan yang intim di sana - keakraban yang rendah hati.

Doa secara alami adalah salah satu hal paling spiritual yang dapat kita lakukan sebagai orang beriman, jadi kita tidak perlu menambahkan apa pun untuk membuatnya menjadi lebih spiritual. Kita bisa datang sebagai putra dan putri yang sangat bersukacita dengan kekaguman yang luar biasa karena kita telah diselamatkan oleh Tuhan yang mengasihi kita dan mendengarkan kita.