Damai Sejahtera yang Melebihi Segala Akal

Dari Gospel Translations Indonesian

Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Edward T. Welch
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Ketakutan dan Kegelisahan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Peace That Passes All Understanding

© Ligonier Ministries

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Edward T. Welch Mengenai Ketakutan dan Kegelisahan

Terjemahan oleh Paulin Keren Gloria

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).



Ini adalah salah satu ayat yang dikenal di dalam Alkitab:

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:6-7)

Ini tentu cukup mudah: doa + syukur = damai. Ikuti saja langkah-langkahnya dan dapatkan kedamaian. Lalu mengapa tidak berhasil meskipun sudah mengikuti rumus di atas? Ketika cemas saya berdoa, tetapi pikiran saya terus melayang kembali kepada kecemasan itu, dan sebelum saya menyadarinya saya mencoba untuk memecahkan masalah itu sendiri. Setelah kembali mengakui saya tidak fokus, saya kembali berdoa, hanya untuk melanjutkan siklus tersebut. Agar lebih baik dalam mengucap syukur, saya menulis daftar hal yang saya syukuri, tetapi daftar itu jarang menghilangkan kecemasan saya, dan memang benar. Tidak peduli seberapa panjang daftarnya, tidak ada jaminan bahwa saya akan terhindar dari malapetaka terbaru ini.

Lalu bagaimana? Saya baru saja mencoba salah satu ayat klasik tentang kecemasan dan itu tidak berhasil.

A-ha, ada petunjuk. Saya sedang mencari obat. Saya mengunjungi Tuhan, apoteker saya, dan bertanya obat apa yang harus saya minum untuk mengobati kecemasan saya. Bukan begitu cara kerja Firman Tuhan. Saya seharusnya memperhatikannya ketika saya menjadikan ayat itu sebagai sebuah rumus. Sebaliknya, Kitab Suci adalah tentang Allah Tritunggal. Ini tentang mengetahui dan mempercayai seseorang, dan rumus itu sebenarnya dapat menjauhkan kita dari pribadi-Nya dan menyebabkan kita bergantung pada serangkaian langkah.

Jadi mari kita kembali ke Alkitab dan carilah tentang Raja Damai (Yesaya 9:6).

Tuhan Sudah Dekat

Perintah seperti “jangan khawatir” biasanya muncul setelah alasan mengapa kita tidak perlu khawatir. Dalam hal ini, alasannya diselipkan ke dalam ayat sebelumnya: “Tuhan sudah dekat” (Filipi 4:5).

Itu mengubah segalanya. Penekanannya bukan pada bagaimana kita berdoa. Namun pada Tuhan yang dekat, yang mendengar, dan yang bersama kita. Satu-satunya hal yang dapat memisahkan kita dari kasih dan hadirat-Nya adalah dosa-dosa kita, dan dosa-dosa itu telah dibasuh oleh darah Yesus.

Bukankah kehadiran orang lain dalam situasi yang menakutkan dapat mengurangi ketakutan kita? Ketakutan tidak bisa disingkirkan dengan serangkaian langkah impersonal; namun dengan seseorang yang bersama kita. Saat berjalan di tempat gelap yang asing seorang diri, Anda akan merasa takut. Namun dengan menggandeng tangan seseorang saat Anda berada di tempat gelap itu, itu akan membuat ketakutan Anda surut. Jika kita terhibur oleh kehadiran seorang manusia biasa, yang mungkin tidak lebih kuat dan berani dari diri kita sendiri, apalagi penghiburan dari janji kehadiran Kristus yang Mahakuasa?

Ini adalah jalan menuju kedamaian dan ketentraman. Renungkan tentang Immanuel, yang berarti “Tuhan beserta Kita.” Ingatlah bagaimana Roh Kudus telah diberikan kepada kita (Yohanes 14:27). Dia tidak dibatasi oleh tubuh fisik yang membatasi Dia untuk berada di satu tempat dan bersama satu orang pada satu waktu. Dia bersama semua umat Tuhan sepanjang waktu.

Immanuel Akan Memberi Kita Manna

Namun apa yang akan Dia lakukan ketika Dia bersama kita? Akankah Dia memberi kita uang yang kita butuhkan? Akankah Dia membunuh orang yang ingin mencelakai kita? Akankah Dia menjaga anak-anak kita dari segala kecelakaan? Kita tahu bahwa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini adalah “tidak selalu.” Kita tahu bahwa hal-hal buruk bisa terjadi pada umat Tuhan. Lalu apa bedanya kehadiran Tuhan ketika, meskipun Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa, Dia tidak selalu menggunakan kuasa-Nya seperti yang kita inginkan? Kita merasa seperti tetap berada di kondisi semula — mempercayai beberapa langkah yang kita harap akan membuat kita merasa lebih damai. Pasti ada lagi yang Tuhan katakan.

Benar. Pertama, kita harus memahami bahwa ketika Tuhan berkata bahwa Dia hadir (atau mendengar, melihat, mengingat), Dia mengatakan bahwa Dia sedang melakukan sesuatu. Dia tidak pernah menjadi pengamat pasif. Kedua, apa yang Dia lakukan adalah ini: Dia memberi kita apa yang kita butuhkan saat kita membutuhkannya (Matius 6:19-34). Dalam Perjanjian Baru Dia berkata bahwa Dia akan memberi kita anugerah yang kita butuhkan, dan anugerah itu adalah bagian dari tradisi yang dimulai dengan munculnya manna untuk orang Israel yang sedang membutuhkan. Di saat-saat sulit, Tuhan berjanji untuk memberi kita manna yang kita butuhkan.

Dia bahkan menjelaskan bagaimana ini akan terjadi (Kel. 16). Ada kalanya kita akan merasa seperti pengembara miskin di padang belantara dengan sedikit harapan akan makanan dan air. Tuhan akan memberi kita manna pada saat kita membutuhkannya. Dia tidak akan memberi kita begitu banyak sehingga kita punya cukup manna untuk keesokan harinya karena dengan begitu kita akan mulai berharap pada manna daripada mempercayai Immanuel.

Tuhan berjanji akan memberi manna — atau anugerah — ketika Anda membutuhkannya, bukan sebelumnya. Artinya Anda akan merasa khawatir jika Anda meramalkan masa depan karena Anda membuat prediksi berdasarkan manna yang tersisa dari hari ini, dan tidak ada manna yang tersisa. Apa yang tidak Anda perhitungkan dalam prediksi Anda adalah bahwa Anda akan menerima anugerah baru saat Anda membutuhkannya.

Itu seharusnya terdengar familier. Pikirkan saat-saat Anda takut mengenai yang terjadi di masa mendatang dan itu tidak seburuk yang Anda perkirakan. Anda diberi manna ketika Anda membutuhkannya. Pikirkan saat-saat ketika Anda dikejutkan oleh sesuatu yang sangat sulit. Meskipun menyakitkan, Anda menerima kasih karunia untuk bertahan dengan iman.

Kita akan mengalami kesulitan dalam hidup, tidak diragukan lagi. Alkitab tidak menawarkan surga yang menghindarkan kita dari rasa sakit. Sang Raja memang berjanji, bagaimanapun, bahwa Dia akan bersama kita dalam setiap pencobaan dan akan memberi kita manna yang kita butuhkan sehingga kita dapat mengenal Dia lebih baik, percaya kepada-Nya, hidup bagi Dia, dan semakin serupa dengan Yesus tidak peduli apa yang mungkin disodorkan oleh padang gurun kehidupan kepada kita. Dengan kata lain, Dia akan memberi kita anugerah terbaik ketika kita membutuhkan bantuan. Manna merujuk pada sesuatu yang jauh lebih baik (Ulangan 8:2-3); yaitu Roti Kehidupan yang akan memuaskan rasa lapar kita sedemikian rupa sehingga kita tidak akan selalu merasa lapar dua jam kemudian. Manna merujuk kepada Yesus dan apa yang diberikan kepada kita dalam kematian dan kebangkitan-Nya.

Anda melihat ada harapan yang muncul? Lawan dari kecemasan adalah harapan. Kecemasan memprediksi bahwa manna tidak akan datang. Harapan mengatakan bahwa Tuhan akan bersama kita dan memberi kita sesuatu yang lebih baik daripada manna. Di mana ada harapan? Damai ada bersama pengharapan.

Kerendahan hati adalah jalan

Harapan dan kedamaian tidak bisa didapatkan tanpa perjuangan. Tuhan senang mengerjakan harapan dan kedamaian dalam diri kita secara pasti tetapi bertahap. Keduanya datang saat kita berdoa, memakan Firman Tuhan, ‘mengkonsumsi’ Kristus, dan terus meminta manna dan kasih karunia. Kerajaan Allah nyata melalui kelemahan dan ketergantungan pada Sang Raja, bukan melalui kemenangan yang cepat dan tanpa perjuangan. Jika Anda merasa sedikit lemah, kemungkinan Anda berada di jalan yang benar.

Yang penting untuk pertempuran dengan ketakutan dan kekhawatiran ini adalah karunia kerendahan hati. Sangat cocok, bukan? Dalam kekhawatiran kita, kita biasanya mengkhawatirkan hal-hal yang kita sukai. Kita ingin mengatur. Kita ingin mengambil tindakan sendiri untuk melindungi masa depan kita, tapi kita menemukan bahwa tidak mungkin untuk mengendalikan semua kemungkinan yang mungkin terjadi. Kita ingin melindungi kerajaan kita. Bertemulah dengan kekhawatiran maka seringkali Anda akan menemukan bahwa agenda Anda lebih penting bagi Anda daripada agenda Tuhan. Anda mungkin menyadari bahwa Anda menginterpretasikan sendiri tentang dunia Tuhan daripada tunduk pada firman Tuhan yang jelas tentang kuasa, kasih, dan pemeliharaan-Nya.

Inilah bagaimana rasul Petrus mengaitkan kerendahan hati dan kecemasan:

Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:6-7)

Dia meminta kita untuk melakukan hanya satu hal - merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kerendahan hati diungkapkan dengan menyerahkan kekhawatiran kita pada Allah yang perkasa dan dapat dipercaya.

Ketika ketakutan anak tidak diredakan oleh upaya orang tuanya untuk menghibur, seorang anak pada dasarnya mengatakan bahwa monster di bawah tempat tidur lebih kuat daripada orang tuanya, atau orang tua tidak terlalu peduli pada anaknya. Ketakutan seorang anak menunjukkan kurangnya kepercayaan atau keyakinan pada orang tuanya. Kerendahan hati, sebaliknya, mendengar suara orang tua dan percaya bahwa orang tuanya dapat dipercaya, bahkan ketika bukti menunjukkan bahwa keadaan di luar kendali. Kerendahan hati berkata, "Aku mempercayai-Mu lebih dari aku memercayai mataku atau imajinasiku." Kerendahan hati berarti tunduk.

Ini berarti bahwa informasi dan pengetahuan belaka tidak akan membawa kedamaian. Lebih dari itu, kita harus menanggapi apa yang kita dengar dengan kerendahan hati dan kepercayaan.

Mengejar Kedamaian untuk Kemuliaan Tuhan

Ada langkah-langkah menuju kedamaian, tetapi itu berbeda dari mengikuti langkah-langkah sebuah resep. Semua langkah ini bersifat pribadi. Kenali Tuhan yang datang mendekat, harapkan manna yang lebih baik, dan berjalanlah di hadapan-Nya dengan kerendahan hati. Jangan menyerah untuk mengejar kedamaian. Kedamaian akan membuat Anda merasa lebih baik. Ini hal yang baik, tetapi ada sesuatu yang lebih besar yang dipertaruhkan. Di dunia di mana perdamaian sejati tampak mustahil, kita ingin menjadi duta yang mengatakan bahwa perdamaian sejati hanya ada di dalam Raja Damai. Ini akan membawa kemuliaan bagi Tuhan.