Apakah Rasa Syukur Tidak Lebih Dari Perasaan Yang Tanpa Dipikirkan?
Dari Gospel Translations Indonesian
Oleh John Piper
Mengenai Terima Kasih
Bagian dari seri Ask Pastor John
Terjemahan oleh Hondho Wahyu
Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).
Berikut ini adalah transkrip audio yang sudah diedit
Apakah Rasa Syukur Tidak Lebih Dari Perasaan Yang Tanpa Dipikirkan?
Rasa syukur adalah sebuah perasaan, bukan pikiran. Apabila anda tidak merasakannya, maka anda tidak memilikinya. Karena itu, rasa syukur itu harus juga dipikirkan, karena apabila kita memiliki rasa syukur untuk hal – hal yang salah, maka setelah kita memikirkannya, itu bisa membantu kita untuk menemukan cara bagaimana merubahnya.
Saya tidak bermaksud menyebut rasa syukur sebagai sebuah perasaan yang membuat kita menjadi korban dan tidak mampu mengubah perasaan – perasaan kita. Tetapi saya ingin menekankan, kepada mereka yang berpikir bahwa Kekristenan hanyalah seperangkat komitmen dan keputusan, bahwa rasa syukur – yang berada pada pusat jantung Kekristenan – jelas – jelas adalah sesuatu yang anda rasakan, atau tidak anda rasakan sama sekali. Apabila anda mendapatkan hadiah yang tidak anda inginkan, maka anda tidak akan memiliki rasa syukur untuk hadiah tersebut, sebanyak apapun pikiran anda tentang hadiah itu.
Maka dari itu saya meyakinkan bahwa rasa syukur adalah sebuah perasaan dan sebuah kasih sayang. Tetapi kita harus memikirkannya sehingga kasih sayang itu akan berfokus pada hal – hal yang benar –benar kita perhitungkan dan kita akan menjadi bersyukur karenanya.