Sakit: Pengeras Suara Tuhan

Dari Gospel Translations Indonesian

Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Alistair Begg
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Penderitaan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Pain: God's Megaphone

© Ligonier Ministries

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Alistair Begg Mengenai Penderitaan
Bagian dari seri A Pastor's Perspective

Terjemahan oleh Toto Marwoto

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


Untuk 60 tahun, generasi penerus telah ditolong oleh apa yang C.S. Lewis tuliskan dengan subyek tentang kesakitan dan penderitaan. Keuntungan yang dipertahankam itu karena dalam ukuran yang besar pada fakta bahwa ia membawa pada "masalah" suatu dosis padat tentang realisme orang Kristen. Obat ini dapat menjadi lebih penting sekarang daripada sebelumnya. Bukan tidak biasa untuk menyaksikan pengkhotbah di televisi yang menginformasikan penontonnya bahwa "Tuhan tidak menginginkan kamu menjadi sakit". Sulit dibayangkan pernyataan pembuktian seperti itu akan menjadi penyemangat bagi orang terikat dengan kursi roda, orang yang menderita sangat lama karena penyakit sklerosis ganda. Pada akhirnya, pengkhotbah seperti itu menjadi bingung. Alkitab membuat perbedaan yang jelas antara zaman ziarah kebumian sekarang dan rumah Surgawi di masa yang akan datang. Satu hari akan datang dimana saat itu tidak ada lagi kematian atau berduka atau kesakitan. Tetapi sebagaimana seorang pengamat kondisi manusia yang jujur manapun akui, hari itu belum tiba. Sementara sebagian besar dari kita kemungkinan tidak menghadapi "rutinitas yang menghancurkan hati dari penderitan yang monoton" seperti Lewis katakan, sebagian kecil dari kita tidak tersentuh oleh berbagai macam pencobaan.

Walaupun pencobaan itu dapat tampil dalam penyamaran dari seorang musuh, pada kenyataannya ia membuktikan diri sebagai seorang teman. Yakobus, penulis alkitabiah menggugah para pembacanya agar ketika menghadapi pencobaan dengan menyambut pencobaan itu sebagai teman daripada membenci mereka sebagai pengganggu. Daripada melarikan diri dan bersembunyi lebih baik kita hadapi mereka dengan mengingat bahwa pencobaan datang untuk membuktikan dan meningkatkan kita. Lewis tidak membantah jika penderitaan itu sesungguhnya baik. Malahan ia menunjuk pada pengampunan dan pengudusan sebagai pengaruh dari penderitaan.

32 tahun dari jabatan kependetaan telah membawa saya pada kontak langsung dengan mereka yang mengalami sakit dan penderitaan yang telah terbukti menjadi sebuah rahmat yang luar biasa. Saya berpikir tentang seorang ahli fisika nuklir di gereja kami di Skotlandia yang datang sebagai penghormatan pada istri dan ketiga putrinya. Ia mendengarkan khotbah dengan kesan santun seperti lainnya; ia menerima salinan Dasar-dasar Kekristenan John Stott tetapi tetap aman dalam tempurung keilmuannya. Saat itu ketika anak keempatnya, seorang putra, meninggal pada usia 11 bulan berbunyilah pengeras suara itu. Dengan mengetahu jika pandangan dunia tidaklah cukup untuk menghadapi tragedi dan kehilangan, ia menemukan dirinya menggapai di tanah bayangannya sendiri untuk mendapati dirinya terjebak dalam dekapan Tuhan yang ada disana. Oleh keperluan yang genting dari pencobaan ini Tuhan menaklukkan pemberontakannya dan membawanya ke tempat yang damai.

Juga benar jika Tuhan menggunakan penderitaan untuk menyapih anak-anakNya menjauh dari sumber-sumber kebahagiaan palsu yang masuk akal. Orang Kristen dapat saja menjadi mengantuk di bawah matahari tetapi tidak akan tertidur didalam api atau banjir. Setiap dari kita harus mengenali betapa mudahnya untuk sedikit berpikir tentang Tuhan ketika semua hal berjalan baik diluarnya. Tetapi betapa perubahan besar terjadi ketika, sebagai contoh hasil biopsi ternyata positif. Sekilas ledakan kecemasan datang untuk merobek-robek setiap ilusi tentang kecukupan diri. Betapa baik Tuhan untuk mengangkat dan membawa kita ke tempat ketergantungan.

Pengalaman penderitaan kita, jika dikuduskan, akan menciptakan satu kesadaran dari pencobaan yang dihadapi orang lain dan kelemahlembutan dalam cara kita menghadapi itu. Ketika semua kesakitan dan kekecewaan kita adalah saat untuk melembutkan semua hati kita, kita dapat mengantisipasi keistimewaan dari menanggung bersama semua kelemahan-kelemahan sesama. Yesus, sang Kepala Penggembala, Pendeta Agung kita, "tersentuh dengan perasaan kelemahan kita," dan Dia telah meninggalkan bagi kita contoh-contoh yang harus kita ikuti. Sudah seharusnya hal itu menjadi perhatian kita ketika salah satu dari kita yang telah dipanggil mengajar dan memimpin namun gagal untuk menampilkan kasih dan kelemahlembutan sebagai ganti kepalsuan dan ketakutan. Walaupun saya hanya mencelupkan tumit ke dalam lautan penderitaan, dengan segera tampak nyata jika Tuhan menggunakan waktu-waktu kesendirian ditengah malam untuk mengajar kita pelajaran yang belum pernah kita dapatkan di dalam waktu-waktu kita terang dan sehat. Kita bangkit untuk memastikan pandangan William Cowper, yaitu "dibalik kerinyitan dahi takdir, Tuhan menyembunyikan satu wajah yang tersenyum".

Saya hanya baru menggores permukaan topik ini. Saya harus meninggalkan para pembaca untuk merenungkan dua hal. Pertama, pertimbangkan bagaimana penderitaan dan kesakitan seringkali menjadi bukti alat Tuhan untuk mendisiplinkan dan bagaimana di dalam kedisplinan itu kita menemukan bukti dan memeteraikan pengertian kita (lihat Ibr 12:5) Kedua, pertimbangkan elemen pengkoreksi di dalam penderitaan sebagaimana direferensikan oleh pemazmur (Mz 119:67,71)

Lewis membantu kita untuk sadar ketika pengeras suara kesakitan berbunyi didalam hidup kita dan didalam hidup rekan dan tetangga yang tidak percaya tetapi kita berani untuk tidak memberi respon dalam bentuk kemenangan yang palsu atau turun ke dalam jurang pesimisme. Jika mereka yang hidupnya ditandai dengan keputusaasaan sunyi, mereka yang dengan sangat kesakitan sadar akan pencobaan dan penderitaan yang mereka alami akan membuat mereka mencari bantuan orang Kristen, hal itu tidak akan terjadi karena kita tampak seperti hidup dalam kehidupan yang bebas dari pencobaan tetapi karena kita jujur tentang penderitaan dan kesulitan-kesulitan kita sendiri. Kita tidak akan mencoba untuk menjawab setiap pertanyaan karena kita tahu jika Tuhan memiliki rahasiaNya sendiri. (Bil 29 :29) Kita akan pastikan bahwa bahkan didalam misteri tujuan Tuhan kita mengetahui kuasa kasihNya, dan kita akan berusaha untuk memperkenalkan orang lain kepada Tuhan kita yang bersedia masuk kedalam kesedihan dan penderitaan kita.