Tujuh Langkah Membangun Kehidupan Doa

Dari Gospel Translations Indonesian

(Perbedaan antarrevisi)
Langsung ke:navigasi, cari
Kathyyee (Bicara | kontrib)
(←Membuat halaman berisi '{{info|Seven Steps to Strengthen Prayer}}<p>Saya sudah lama bergumul dengan kehidupan doaku. Saat kehidupan doaku kering saya alami ketandusan spiritual. Akhirnya saya me...')

Revisi terkini pada 15:01, 4 Agustus 2020

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Bonnie McKernan
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Doa
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Seven Steps to Strengthen Prayer

© Desiring God

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Bonnie McKernan Mengenai Doa

Terjemahan oleh Susy Chindrawaty

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


Saya sudah lama bergumul dengan kehidupan doaku. Saat kehidupan doaku kering saya alami ketandusan spiritual. Akhirnya saya menyadari bahwa keringnya kehidupan doaku adalah penyebab ketandusan spiritualku. Saya mengabaikan hal yang dapat memuaskan jiwaku yang lelah dan haus. Saya mengabaikan jalan yang bukan hanya menuntunku keluar dari gurun tapi juga mencegahku dari awal untuk tidak masuk ke dalam gurun tandus.

Saya berulang kali gagal untuk membangun kehidupan doa karena saya tidak paham bahwa disiplin doa adalah sesuatu yang harus di pelajari, di latih dan di bina. Kita sering berbicara tentang pentingnya doa tapi sering tidak tahu (atau lupa) cara berdoa. Bahkan murid Tuhan Yesus sendiri bertanya kepada Yesus bagaimana cara berdoa (Lukas 11:1). Mereka melihat bagaimana Yesus berdoa dengan tekun dan intim kepada BapaNya dan mereka ingin melakukan hal yang sama. Tuhan, ajari kami berdoa!

Walau belum tentu cocok untuk semua orang, namun tujuh langkah ini sangat menolongku berjuang keluar dari kehidupan doaku yang lemah.

Persiapan Berdoa

1. Khususkan waktu untuk secara teratur berdoa. Semakin sering berdoa maka kita akan semakin ingin berdoa. Untuk itu kamu perlu masukkan doa dalam ritme kegiatanmu. Untuk mengingatkan bisa dengan atur alarm, tulis notes, masukkan dalam reminder mu. Kehidupan doa adalah latihan yang memerlukan disiplin dan ketekunan. Berdoa adalah kegiatan yang sangat penting dan kita harus berjuang menjadikannya kebiasaan. Yang sangat penting adalah kita harus melatih dan adakan persiapan untuk perjuangan itu.

2. Belajar menarik diri. Tarik dirimu dari segala distraksi – telpon, komputer, TV, suara kehidupan modern – cari cara untuk pisahkan dirimu supaya kamu dapat bersekutu dengan Tuhan saja. Memang susah jika jam kerjamu sangat panjang atau jika di rumahmu ada anak-anak yang enerjik dan berisik. Namun jadikan doa prioritas utama. Apakah di dalam mobil sewaktu istirahat makan siang, di sudut yang sepi di kantor, di salah satu sudut rumah sewaktu anak-anak tidur siang atau dalam ketenangan hatimu jika hanya itu yang mampu kau lakukan. Namun cari waktu menyendiri dan berdoa (Lukas 4:42 ; 5:16 ; 22:41).

3. Cari postur doa yang nyaman. Lakukan apa yang kau butuhkan untuk bantu kamu fokus. Berlutut, berdiri, tutup mata, menengadah keatas. Jika tubuhmu fokus lebih mudah bagi jiwamu untuk ikut. Jika bisa, berdoa dengan keluarkan suara. Dari pengalaman berdoa dengan suara berbisik cukup lembut suaranya sehingga tidak mengganggu doa tapi cukup keras sehingga pikiranku tidak keluyuran kemana-mana. Seperti yang C.S.Lewis katakan,” Tubuh dan jiwa sama-sama berdoa”

Latihan Berdoa

4. Doakan Firman. Ini cara bagus untuk memulai. Tentu saja seorang bapak akan sangat senang mengetahui anaknya mendengar perkataannya, menghargai dan sungguh percaya bahwa apa yang di sampaikan bapaknya adalah benar adanya. Dan kemudian berbicara balik kepada bapaknya. Kebanyakan doaku adalah mengatakan firman Tuhan. Karena janji Tuhan yang begitu indah sungguh menggerakkan hatiku atau karena hanya firmanNya yang menjadi satu-satunya harapanku sehingga tanpa di sadari firman menjadi isi doaku.

5. Berdoa dengan sungguh-sungguh. Berdoa seharusnya merupakan kegiatan yang aktif. Maksudnya saat kita berjumpa dengan Tuhan pasti ada terjadi perubahan di dalam diri kita. Bertekun di dalam doa, bergumul dalam doa dan biarkan Roh Kudus bekerja. Memang merupakan berkat saat doa kita di jawab namun sebenarnya doa itu sendiri adalah berkat. Kadang doa kita serasa keluhan yang keluar dari bibir yang kering di padang pasir dan kita tetap harus bertekun karena doa bukan hanya buah dari kehidupan spiritual tapi doa adalah cara untuk mencapai kehidupan spiritual.

6. Berdoa dengan spesifik. Doa yang tidak spesifik mematikan kehidupan doa. Bukan berarti kita tidak boleh mendoakan hal yang umum, hanya saja jangan sampai mengabaikan memuji atribut Tuhan dengan spesifik, mengakui dosa dengan spesifik atau bersyukur dan memohon sesuatu dengan spesifik. Kita harus belajar berdoa dengan spesifik dan dengan keyakinan karena status kita di dalam Kristus namun juga di sertai oleh ketundukan kepada kehendak Tuhan. Iman yang penuh keyakinan dan pengharapan di tambah dengan hati yang tunduk adalah hal yang sangat berkuasa.

7. Berdoa bersama dan doa untuk orang lain. Doa di maksudkan untuk mempersatukan anak-anak Tuhan, bahkan seringkali mempersatukan hati orang yang baru saja bertemu. Kita punya Bapa yang sama, kita adalah keluarga, kita harus saling menanggung beban dengan saling mendoakan. Kita saling mendukung dan berbagi beban atas pergumulan sesama dan bersukacita atas kemenangan mereka. Kita mulai lebih memperhatikan orang-orang yang kita doakan dan semakin sedikit memikirkan diri sendiri. Sungguh suatu hal yang indah datang ke hadirat Bapa dengan kesatuan hati menaikkan permohonan yang sama dengan saling mengasihi. Doa mempersatukan tubuh Tuhan.

Doa Seperti Anak Panah

Doa bukanlah suatu rumus yang pasti berhasil jika kita lakukan dengan sempurna dan dengan cara yang tepat. Namun kita juga tidak boleh doa asal-asalan. Doa yg demikian seperti anak panah yang serampangan di tembakkan dan jatuh di kaki penembaknya. Doa yang kita panjatkan dengan asal-asalan atau serampangan tidak ada hasilnya setelah keluar dari mulut kita ( tapi waspada jangan sampai merendahkan Tuhan ). Sebaliknya doa yang di naikkan dengan kesungguhan, gairah dan semangat yang membara, doa itu akan terbang tinggi ke tahta Tuhan di sorga (Wahyu 8:4):

Doa bukan di lihat dari banyaknya kata-kata – juga bukan dari indahnya rangkaian
katanya – atau panjangnya doanya – manisnya suaranya – betapa masuk akalnya
permintaannya – betapa teraturnya kata-katanya – atau betapa bagusnya doktrinnya, tentu saja Tuhan peduli akan doktrin yang bagus:
tapi roh yang penuh dengan keyakinan dan kesungguhan yang membuat doa itu
bermanfaat.
( Bishop Joseph Hall, 1808 )

Tuhan suka membentuk umatNya menjadi pemanah yang handal dalam disiplin berdoa, doa seperti anak panah - doa yang penuh kesungguhan dan keyakinan yang mengubah hidup, membawa kesembuhan, mendampaki bangsa, mengubah sejarah, mempersatukan gereja dan yang terutama menunjukkan kemuliaan Tuhan.