Tambahan 5 Tanda Lainnya Bahwa Kamu Memuliakan Dirimu

Dari Gospel Translations Indonesian

Revisi per 19:15, 20 Maret 2020; Pcain (Bicara | kontrib)
(beda) ←Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya→ (beda)
Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Paul Tripp
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Penggembalaan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: 5 More Signs You Glorify Self

© The Gospel Coalition

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Paul Tripp Mengenai Penggembalaan

Terjemahan oleh Susy Chindrawaty

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).



Minggu lalu kita sudah bicarakan bagaimana lima tindakan mencari kemuliaan diri dapat membentuk pelayananmu. Sekarang saya tambahkan lima tanda lagi untuk memperingatkan kamu dalam upayamu hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Semoga Tuhan memakai lima tanda tambahan ini untuk menyelidiki hatimu dan memberi arah yang baru pada pelayananmu.

Mencari kemuliaan diri akan menyebabkan kamu akan:

Daftar isi

6. Tidak terlalu perduli apa pendapat orang terhadap dirimu

Jika merasa diri sudah sukses, kamu akan dengan percaya dirinya pikir orang lain tidak akan berani mengkritik/ menilai pemikiranmu, idemu, perkataanmu, rencana dan tujuanmu, sikapmu, inisiatifmu. Kamu juga merasa tidak butuh bantuan. Kau lakukan semua pekerjaan yang sebenarnya bisa di kerjakan bersama dalam suatu tim. Kalaupun bekerja sama dalam satu tim, kamu akan pilih orang- orang yang mengidolakan kamu, orang- orang yang sangat gembira kau libatkan, dan orang yang sulit berkata “tidak” terhadapmu. Kamu lupa siapa dirimu dan apa yang Juru Selamatmu katakan bahwa kau butuh Dia dari hari ke sehari. Hidup semacam ini berbahaya bagi pelayanan dan kehidupan pribadimu.

7. Tidak mau menerima dan mengakui dosa, kelemahan dan kesalahanmu

Mengapa ada orang yang marah atau jengkel ketika mereka di konfrontasi? Mengapa kita langsung membenarkan dan membela diri? Mengapa kita langsung membalik situasi ganti mengingatkan orang itu bahwa dia juga seorang pendosa? Mengapa kita membantah fakta atau menentang pendapat orang tentang kita? Kita semua lakukan hal ini karena kita percaya kita lebih baik dan benar di bandingkan orang itu. Orang sombong tidak bisa menerima peringatan, teguran, konfrontasi, kritik dan di minta pertanggung-jawabannya walau di lakukan dengan kasih. Jika mereka gagal dalam suatu urusan atau relasi dengan orang lain, mereka dengan pandainya membangun suatu alasan yang masuk akal bahwa bukan salahnya.

Apakah kamu cepat mengakui kelemahanmu? Apakah kamu siap mengakui kesalahanmu di hadapan Tuhan dan manusia? Apakah kamu siap mengakui kelemahanmu dengan rendah hati? Ingat, jika teman satu pelayanan mengemukakan dosamu, kelemahanmu atau kesalahanmu jangan menerimanya sebagai serangan, gangguan dan jangan pernah melihatnya sebagai penghinaan. Selalu melihatnya sebagai kasih karunia. Tuhan mengasihimu, Dia yang menempatkanmu di komunitas agama ini dan Tuhan akan menyingkapkan kebutuhan spiritualmu kepada orang yang ada di sekelilingmu supaya mereka dapat menjadi alatNya untuk meneguhkan imanmu, menolong dan mengubahmu.

8. Tidak senang dengan berkat orang lain

Kemuliaan diri adalah penyebab utama dari iri hati. Kamu iri dengan berkat orang lain karena merasa kamu yang lebih pantas menerima berkat itu daripada mereka. Karena merasa kamu yang layak maka wajarlah jika kamu marah mereka dapatkan apa yang sepantasnya hakmu dan juga wajarlah kau menginginkan berkat yang menurutmu tidak layak mereka nikmati. Di dalam kemuliaan dirimu yg penuh dengan rasa iri, sebenarnya kamu menuduh Tuhan tidak adil. Kemudian tanpa di sadari kamu terbiasa meragukan pengaturan, keadilan dan kebaikan Tuhan. Kau pikir Tuhan tidak perlakukan kau sebagaimana layaknya. Dan mulailah kamu kehilangan motivasi melakukan apa yang benar karena berpikir tidak ada gunanya. Ingat, iri dan kepahitan beda tipis. Karena itu Asaf yang iri berseru di Mazmur 73:13, “ Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah”. Yang mau dia katakan, “ saya sudah taat dan hanya ini yang saya peroleh?” Kemudian dia menulis,” Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu”. Kata- kata yang menggambarkan hewan yang penuh kepahitan.

Saya pernah bertemu dengan beberapa pendeta yang kepahitan, mereka merasa mereka mengalami penderitaan yang tidak seharusnya terjadi pada mereka. Saya juga pernah bertemu dengan pendeta yang kepahitan, yang iri kepada pelayanan pendeta lain, mereka kehilangan motivasi dan sukacita. Saya berjumpa dengan banyak pendeta yang sampai meragukan kebaikan Tuhan. Dan tentu saja saat susah kamu tidak akan mencari Persona yang kau ragukan kebaikannya.

9. Lebih berorientasi kepada jabatan daripada kepada ketundukan kepada Tuhan

Memuliakan diri selalu menjadikan kamu lebih berorientasi kepada kedudukan, kekuasaan dan jabatan daripada tunduk kepada kehendak Tuhan. Kamu lihat contoh ini di kehidupan para rasul. Yesus tidak memanggil mereka untuk mewujudkan kerajaan kecil mereka tapi mereka di panggil untuk menerima dan menjadi alat kerajaan yang lebih baik. Namun keangkuhan membutakan mereka. Mereka semua terlalu fokus kepada siapakah yang akan menjadi terbesar dalam kerajaaan itu.

Kamu tidak akan bisa penuhi panggilan sebagai duta utusan jika ingin akan kekuasaan dan kedudukan raja. Berorientasi kepada jabatan akan mengakibatkan kamu menjadi politikal padahal seharusnya jadi pastoral. Jadinya kamu akan menuntut di layani bukannya melayani, menuntut orang melakukan apa yang kamu sendiri tidak mau lakukan, menuntut perlakuan istimewa padahal seharusnya kamu rela kehilangan hak. Kamu akan lebih memikirkan bagaimana itu menguntungkan dirimu daripada bagaimana itu dapat membawa kemuliaan bagi Yesus. Kamu akan lebih suka menyusun rencanamu sendiri daripada dengan sukacita tunduk kepada rencanaNya. Memuliakan diri mengubah orang yang seharusnya di pilih dan di panggil sebagai duta utusan kerajaan Allah menjadi orang yang mengangkat dirinya sendiri menjadi raja.

10. Lebih mengontrol daripada mendelegasikan dalam pelayanan

Jika kamu sombong, terlalu percaya diri, kamu cenderung berpikir kaulah orang yang paling kapabel di dalam lingkup pelayananmu. Kamu sulit melihat dan menghargai talenta orang lain karena itu akan sulit menjadikan pelayananmu sebagai komunitas yang saling bekerja sama mencapai suatu hasil. Memandang diri lebih tinggi dari yang seharusnya membuat kamu memandang rendah orang lain.

Sifat rendah hati dan membutuhkan bantuan dari orang lain menjadikan kamu orang yang selalu mencari dan menghargai talenta dan kontribusi orang lain. Pendeta yang merasa sudah sukses biasanya melihat pendelegasian tugas sebagai buang- buang waktu saja. Mereka berpikir dalam hati, Untuk apa tugaskan ke orang lain jika aku dapat kerjakan dengan lebih baik? Kesombongan semacam itu akan hancurkan pelayanan yang saling berbagi dan arti pelayanan sesungguhnya dari Tubuh Kristus.

Kesedihan dan Pertobatanku

Penting saya sampaikan bahwa saya menulis peringatan ini dengan kesedihan dan pertobatan. Dalam pelayanan, saya pernah jatuh dalam semua jebakan memuliakan diri ini. Saya mendominasi pembicaraan saat seharusnya saya mendengar. Saya pegang kontrol saat seharusnya saya percayakan kepada yang lain. Saya tidak mau di salahkan saat seharusnya saya sangat butuh teguran. Saya menolak bantuan saat saya seharusnya berteriak minta tolong. Saya pikir pendapatku yang paling benar dan menolak semua pandangan lainnya.

Aku sedih setiap teringat tahun- tahun pelayananku saat itu, tapi saya tidak depresi. Karena dalam kelemahanku, kasih karunia Tuhan menolongku dan memulihkanku terus menerus. Tuhan setahap demi setahap melepaskan aku dari keakuanku ( terus menerus). Dan dalam keadaan terkoyak di antara “kerajaanku” dan kerajaan Allah, Tuhan dengan mujizatNya memakaiku menjadi berkat bagi kehidupan orang banyak. Dalam kasihNya, Dia bekerja mempenyokkan dan mencoreng kemuliaanku supaya kemuliaanNya menjadi kesukaanku. Dia menjarah kerajaanku supaya kerajaanNya menjadi sukacitaku. Dia hancurkan mahkotaku di bawah kakiNya supaya aku pergi menjadi utusanNya dan tidak ingin menjadi raja.

Di dalam belas kasihNya yang keras ini, ada harapan bagi semua orang. Tuhanmu bukan hanya mau kesuksesan pelayananmu tapi Dia juga mau turunkan kamu dari tahtamu. Hanya saat tahtaNya lebih penting dari tahtamu baru kamu akan bisa mendapatkan sukacita di dalam pelayanan penginjilan yang sulit dan “rendah”. Dan kasih karuniaNya tidak akan berhenti menekan sampai kemuliaanNya benar- benar menawan hati kita. Kabar yang sungguh baik!