Hari Kebangkitan 2.0

Dari Gospel Translations Indonesian

(Perbedaan antarrevisi)
Langsung ke:navigasi, cari
Kathyyee (Bicara | kontrib)
(←Membuat halaman berisi '{{info|Resurrection Day 2.0}}Hari Minggu kita mengalami Hari Kebangkitan yang mengembirakan yang ditemani oleh musik kemenangan, kemuliaan dan perayaan kepercayaan yang g...')
Revisi selanjutnya →

Revisi per 22:16, 17 Oktober 2012

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Nancy Guthrie
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Kebangkitan Kristus
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Resurrection Day 2.0

© Desiring God

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Nancy Guthrie Mengenai Kebangkitan Kristus

Terjemahan oleh Melisa Harianto

Hari Minggu kita mengalami Hari Kebangkitan yang mengembirakan yang ditemani oleh musik kemenangan, kemuliaan dan perayaan kepercayaan yang gemilang bahwa "Ia sungguh bangkit!"

Tetapi ketika kita berpikir mengenai hari kebangkitan pertama, kita menyadari bahwa pengalaman kita adalah jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh pengikut Yesus yang pertama. Catatan Lukas akan penemuan kubur kosong diikuti dengan segera, bukan oleh perayaan yang menyenangkan, tetapi oleh percakapan kecewa :

Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.(Lukas 24:13-14)

Setelah menyaksikan apa yang terjadi pada Yesus di Yerusalem mereka bingung dan sedih dan kecewa bahwa orang yang mereka pikir datang untuk menyelamatkan mereka telah dipermalukan dan disalib, dan, dalam perkiraan mereka, dikalahkan oleh kekuatan politik dan religi. "Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel." mereka berkata kepada seorang asing yang mulai berbicara dengan mereka (Lukas 24:21) yang tidak menyadari bahwa orang asing tersebut adalah Yesus. Mereka telah mendengar Yesus mengajar dan melihat mujijatNya dan mereka telah percaya kepadaNya. Dan sekarang, mereka tidak tahu apa yang marus mereka pikir. Orang yang mereka pikir akan menyelamatkan mereka tampaknya tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Lambat untuk Belajar

Ketika kita membaca bagaimana Yesus menanggapi pengikut-pengikutNya, kita mungkin mendeteksi adanya sedikit frustasi - semacam frustasi yang dimiliki oleh orang tua kepada anaknya yang telah berkata mengenai sesuatu ribuan kali tetapi anak tersebut tidak pernah benar-benar mendengar :

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" (Lukas 24:25-26)

Untuk para pengikut yang telah menghabiskan beberapa tahun sebagai anak yang mempelajari Torah langsung kepada Rabbi dan tahunan di tempat ibadah mendengarkan gulungan scrol dibuka dan dibaca, Yesus berkata jika mereka sungguh mendengar apa yang para nabi tulis, dan jika mereka tidak hanya mendengar tepapi memeriksanya, memprosesnya dan benar percaya, mereka akan mengerti bahwa orang yang Tuhan janjikan untuk dikirim akan menyelamatkan mereka dari penderitaan, karena kebenaran tertera pada keseluruhan Perjanjian Lama.

Identitas Yesus Terkonfirmasi

Yesus berkata bahwa mereka seharusnya mengerti bahwa penyalibanNya meniadakan identitasNya sebagai Mesiah tetapi mengkonfirmasikannya, karena kematian Mesiah telah diperkirakan dan digambarkan dan dipolakan melalui Perjanjian Lama. Pada kenyataannya, setiap bagian dari Perjanjian Lama mengantisipasi penderitaan dan kemuliaan Kristus dengan caranya sendiri.

Janji paling pertama di Perjanjian Lama adalah "keturunan" atau keturunan Hawa, menunjuk langsung pada penderitaanNa. Tuhan berkata bahwa Iblis akan "mememarkan lututnya". Jadi dari pertama sekali Penyelamat telah dijanjikan di Perjanjian Lama, itu jelas dijanjikan bahwa Dia akan menderita, tetapi akan bangkit dari penderitaan sebagai kemenangan, mengakhiri yang jahat dan penderitaan.

Mungkin janji ini mengenai dimulainya Yesus ketika " dimulai dengan Musa dan semua nabi, ia ditafsirkan oleh mereka di semua Alkitab (Lukas 24:27). Mungkin dilanjutkan di Kejadian 22 Abraham bersiap untuk menyembahkan Ishak, membantu mereka melihat bagaimana gambaran pengorbanan seorang Bapak yang mengorbankan anak terkasihNya. Mungkin ia menunjuk pada Yusuf dan melacak penderitaannya yang makin dalam di perbudakan dan penjara sama seperti kemuliaannya hingga kekuatannya dan menunjukkannya kepada mereka bagaimana Yusuf, yang menjadi penyelamat bagi seluruh dunia melalui penderitaan dan penghinaan yang menyatakan pola bagaimana dia akan menjadi penyelamat dunia. Mungkin Yesus bekerja dengan caraNya sendiri melalui Keluaran, menunjukkan kematian domba Paskah, melalui imamat dan sistem pengorbanannya, melalui tulisan Daud yang menggambarkan penderitaannya dan kemuliaannya dalam bahasa yang dipanjangkan melebihi pengalamannya sendiri untuk turunannya yang lebih besar. Suatu urutan yang jelas.

Itu ada di situ untuk mereka gunakan. Penderitaan mendahului kemuliaan, penghinaan datang sebelum peninggian. Penderitaan di salib dan di kubur memberi jalan kepada kemuliaan kebangkitan ! Dan untuk semua pengikut, kebodohan memberi jalan untuk percaya. Kebingungan dihancurkan menjadi pengertian. Hati yang patah menjadi hati yang bersemangat. Penderitaan menjadi kegembiraan.

Hari ini Hari Kebangkitan kita jauh berbeda dengan apa yang dialami para pengikut di jalan Emmaus dan mereka yang bersembunyi di balik pintu terkunci di Yerusalem. Kita tidak hanya mempunyai seluruh Perjanjian Lama yang mempersiapkan kita untuk mengerti penderitaan dan kemuliaan Yesus, tetapi juga seluruh Perjanjian Baru yang memperluas pemahaman kita. Keseluruhan Alkitab mengundang kita untuk berbagi dalam penderitaan sebagaimana dalam kemuliaan Penyelamat kita meskipun menanamkan didalam kita kepercayaan yang kuat bahwa penderitaan kita suatu hari akan membuka jalan bagi kemenangan yang luar biasa.