Hagar dan Perbudakan Vs Sarah dan Kebebasan

Dari Gospel Translations Indonesian

(Perbedaan antarrevisi)
Langsung ke:navigasi, cari
Kathyyee (Bicara | kontrib)
(←Membuat halaman berisi '{{info|Hagar and Slavery Vs. Sarah and Freedom}} '''Galatia 4: 21-31''' <blockquote>Katakan kepadaku, kamu yang mau hidup dibawah hukum (Taurat), tidakkah kamu mendeng...')
Revisi selanjutnya →

Revisi per 21:39, 7 Maret 2012

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh John Piper
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Kebebasan Kristen
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Hagar and Slavery Vs. Sarah and Freedom

© Desiring God

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh John Piper Mengenai Kebebasan Kristen
Bagian dari seri Galatians: Broken by His Cross Healed by His Spirit

Terjemahan oleh Toto Marwoto

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


Galatia 4: 21-31

Katakan kepadaku, kamu yang mau hidup dibawah hukum (Taurat), tidakkah kamu mendengarkan Taurat? Karena tertulis bahwa Abraham memiliki dua orang putera, satu dari seorang budak dan satu dari seorang perempuan yang merdeka. Tetapi anak laki-laki dari budak itu lahir berdasarkan daging, putra dari perempuan yang merdeka lahir berdasarkan janji. Sekarang inilah kiasannya: perempuan-perempuan ini adalah dua ketentuan Allah. Satu berasal dari Gunung Sinai, melahirkan anak untuk perhambaan itulah Hagar. Sekarang Hagar adalah Gunung Sinai di Arabia; ia berhubungan dengan Jerusalem masa kini, karena ia dalam perbudakan bersama anaknya. Tetapi Jerusalem sorgawi itu merdeka, ia adalah ibu kita. Karena tertulis,

"Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan;
Bergembiralah dan bersoraklah, kamu yang tidak pernah sakit bersalin;
Karena anak-anak yang ditinggal suaminya akan mempunyai lebih banyak
anak-anak daripada yang mempunyai suami"

Sekarang kita,saudara-saudara, seperti Ishak, yang adalah anak perjanjian. Tetapi sewaktu ia dilahirkan menurut kedagingan menuntut dirinya siapa yang lahir menurut sang Roh, jadilah itu sekarang. Tetapi apa kata Firman Allah? "Buanglah sang budak dan anaknya; karena anak seorang budak tidak akan mewarisi seperti anak seorang perempuan merdeka," Jadi saudara, kita bukanlah anak-anak perhambaan tetapi dari perempuan merdeka.

Kiasan Hagar dan Sarah ditulis untuk membujuk kita (bersama orang Galatia) untuk tidak mengikuti penganut Judaisme kedalam perhambaan bersama Hagar dan Ismael, tetapi untuk mengikuti Sarah dan Ishak ke arah kebebasan. Jadi saya ingin memulai dengan sebuah definisi dari kebebasan yang saya pikir menerap disini. Lalu kita akan melihat pada kiasan dan belajar darinya tentang bagaimana untuk memiliki kebebasan.

Kebebasan yang Penuh

Kebebasan penuh adalah apa yang kamu punya ketika tidak kekurangan kesempatan, kemampuan dan keinginan yang mencegah kamu dari melakukan apa yang membuat kamu menjadi paling bahagia untuk seribu tahun. Agar dapat menjadi bebas dalam pengertian kamu harus memiliki kesempatan, kemampuan dan keinginan untuk melakukan apa yang membuat kamu bahagia dalam seribu tahun. Dengan kata lain ada empat jenis kebebasan, atau lebih baik lagi, empat tahapan kebebasan menuju kebebasan penuh yang kita semua rindukan: kebebasan kesempatan untuk melakukan apa yang kita bisa, kebebasan untuk mampu melakukan apa yang kita inginkan dan kebebasan untuk ingin melakukan apa yang dapat membawa kita kepada kebahagian yang tiada berakhir.

Mari kita lihat pada sky-jumping (parasut). Anggap saja anda sedang dalam perjalanan menuju lapangan udara untuk terbang melakukan lompatan nyata yang pertama, tetapi mobil kamu menabrak sebuah lubang saluran air di Hiawatha, ban mobilmu pecah, dan menabrak tiang telepon. Kamu tidak lagi bebas untuk melompat walaupun kamu memiliki kemampuan atau tidak, karena kesempatan lewat ketika kamu menunggu truk penarik mobil. Kamu juga kekurangan kesempatan.

Atau anggap saja kamu berhasil tiba di lapangan udara, tetapi kamu tidak memiliki satu pun kemampuan-kamu belum pernah belajar lompat-udara dan tidak pernah tahu bagaimana sebuah parasut bekerja. Kesempatannya memang ada, tetapi kamu tidak memiliki kebebasan kemampuan- kamu berada dalam ikatan kekurangtahuan apa dan bagaimana.

Tetapi anggaplah kamu berhasil tiba di lapangan udara, kamu pernah belajar dan latihan dan memiliki semua kemampuan yang diperlukan dan kamu lepas landas untuk pertama kalinya lompat. Tetapi secepat kamu melihat ke bawah, semua keinginanmu menghilang dan digantikan oleh ketakutan yang amat sangat. Kesempatan ada disana, kemampuan dan apa-bagaimana juga, tetapi kamu tidak memiliki kebebasan untuk menginginkan.Hal yang menarik tentang kebebasan untuk menginginkan ialah kamu mungkin saja dapat melanjutkan dan melompat tanpa itu, tetapi tidak akan pernah menjadi tindakan yang bebas. Sebagai contoh, kamu mungkin merasa sangat terhina didepan pelatih(atau pacar) karena keinginan untuk tidak dihina mengatasi keinginan untuk tidak melompat. Jadi kamu melompat.Tetapi pengalaman emosional bukanlah apa yang kita sebut sebagai kemerdekaan. Kamu bertindak dibawah batasan-batasan eksternal yang sangat tidak mengenakkan. Kamu seperti Herod ketika putri tirnya meminta kepala Yohanes Pembaptis. Ia tidak ingin membunuh Yohanes, tetapi ia ingin tidak dipermalukan di depan tamu-tamunya. Jadi ia bertindak, tetapi bukan dengan kebebasan untuk menginginkan. Kamu memiliki kebebasan untuk menginginkan bila kamu melakukan apa yang suka lakukan.

Itulah cara yang banyak diakui orang Kristen yang mencoba melakukan perintah Kristus. Mereka tidak benar-benar tergugah untuk melakukannya, tetapi mereka merasakan beberapa batasan yang tidak mengenakkan seperti tekanan sosial atau takut akan neraka atau keinginan untuk menarik seseorang. Jadi mereka berjalan diluar batas-batas kepatuhan, tetapi keinginan hati mereka berada di suatu tempat lain. Mereka tidak merasa menikmati kebebasan untuk menginginkan yang Kristus berikan ketika ia dibentuk dalam hati (Galatia 4:19).

Tetapi ada satu syarat terakhir untuk kebebasan penuh. Anggap kamu mencapai landasan udara tanpa hambatan; kamu tahu tentang semua apa bagaimana yang diperlukan; kamu melihat keluar sebuah pintu pada kumpulan-kumpulan kecil silo dan lumbung dan rumah peternakan dan kamu tidak dapat menunggu untuk melompat. Kamu memiliki kebebasan untuk kesempatan, kemampuan dan keinginan. Jadi melompatlah kamu. Dan ketika kamu jatuh bebas, tanpa sepengetahuanmu, parasutmu mengalami masalah dan tidak mau membuka.Apakah kamu bebas? Dalam pengertian, ya!. Tetapi didalam pengertian ke empat yang sangat penting, tidak. Apa yang kamu lakukan dengan sangat bahagia, dengan begitu bebas akan membunuh dirimu. Apa kamu mengetahuinya atau tidak, kamu ada dalam ikatan kehancuran. Hal itu menjadi sebuah ejekan pada keriangan dalam kebebasan dari sebuah lompatan bebas yang menggembirakan jika kamu mengetahui sebelumnya bahwa itu akan membawa kamu ke arah kehancuran. Agar menjadi bebas sepenuhnya, tidak cukup dengan memiliki kesempatan, kemampuan dan keinginan untuk bertindak. Tindakan yang kamu ingin dan tampilkan harus mengarah kepada kehidupan, benar, kehidupan yang abadi bukan kehancuran. Inilah mengapa naif bagi seorang muda Kristen untuk iri terhadap apa yang disebut kebebasan dari mereka yang memasang dirinya diluar jendela dosa dan merayakan sebuah suim dalam kegembiraan kejatuhan seks bebas atau kerakusan, atau penyalahgunaan obat atau kemewahan. Mereka akan pergi beitu saja seperti uap, tetapi mereka yang melakukan keinginan Tuhan akan patuh selamanya (I Yoh 2:17). Kebebasan sejati bukan hanya tentang kesempatan dan kemampuan untuk melakukan apa yang kamu ingin lakukan. Tetapi kesempatan,kemampuan dan keinginan untuk melakukan apa yang akan membuat kamu bahagia dalam seribu tahun.

Oleh karena itu, orang Kristen sejati adalah orang yang paling bebas di dunia. Dan Paulus berjuang dengan segala kemampuannya di Galatia untuk membuka tentang apa sebenarnya ajaran Judaisme: perhambaan. Untuk Paulus, pengalaman kebebasan bukan membekukan Kekristenan. Kebebasan Dalam Kristus adalah Kekristenan. Adalah masalah keabadian. Itulah poin pertama kiasan tadi. Jadi mari kita lihat apa kita dapat mengerti dan memperkuat posisi kita di dalam kebebasan.

Apa yang Taurat Ajarkan Tentang Kebebasan

Dalam ayat 21 Paulus dengan sederhana mengatakan bahwa mereka yang kembali kepada hukum Musa sebagai sebuah gambaran tugas tentang bagaimana untuk menghasilkan upah berkat dari Tuhan harus mendengarkan apa yang Taurat katakan. Catat dengan baik, bukan apapun Saya atau Paulus berkata-kata seperti anti-Semitik. Paulus hanya ingin untuk mengajarkan hal-hal yang terdapat didalam Injil Yahudi.Masalahnya dengan para penganut Judaisme adalah mereka orang Yahudi, tetapi mereka tidak cukup Yahudi. Paulus sendiri adalah seorang Yahudi dan tidak pernah menyerah dengan kesetiaannya pada Taurat. Apa yang Taurat ajarkan tentang kebebasan?

Pada ayat 22 dan 23,"Karena tertulis bahwa Abraham memiliki dua orang putra, satu dari seorang hamba perempuan dan satu dari perempuan merdeka. Tetapi putra seorang hamba lahir menurut keinginan daging, seorang putra perempuan merdeka lahir melalui janji." Mari kita kembali pada Kejadian 15 dan mengingatkan diri kita sendiri tentang apa yang terjadi pada Abraham dan Sarah. Didalam Kejadian 15:1-6 Abraham merasa putus asa karena ia dan Sarah tidak memiliki anak, tidak berketurunan untuk memenuhi janji-janji menjadi sebuah bangsa yang besar (12:2). Hanya ada Eliezer sang hamba. Tetapi Tuhan berkata dalam ayat 4,"Orang ini tidak akan menjadi pewarismu; putramu sendiri akan menjadi pewarismu. Intervensi "Tuhan" adalah untuk memberi Abraham seorang putra dan pewaris ketika terlihat mustahil dari mata manusia sehingga Abraham harus bersandar hanya pada Tuhan.

Tetapi dalam Kejadian 16 Abraham dan Sarah pada suatu waktu mengalami iman yang lemah dan membuat rencana yang akan menggunakan semua sumber daya mereka untuk membantu Tuhan memenuhi janjiNya. Sarah memberikan Hagar, pembantunya, kepada Abraham supaya ia dapat memberikan seorang anak laki-laki (16:2). Dan Kejadian 16:15 berkata: "Hagar memberi Abram seorang putra, dan Abram memberi nama anak yang diberikan Hagar padanya itu, Ismael." Jadi ketiaka Paulus mengatakan dalam Galatia 4:23 bahwa Ismael lahir "menurut daging", hal itu berarti ia adalah produk dari bergantung pada diri sendiri.Abraham mundur dari bersandar pada kekuatan Tuhan untuk memenuhi janji dan berpaling pada kekuatan dan kepintaran sendiri untuk memperoleh seorang putra.

Lalu , 14 tahun kemudian, di dalam Kejadian 17:16 Tuhan berkata pada Abraham bahwa istrinya,Sarah akan memiliki seorang putra. Tuhan bermaksud memenuhi janjNya dalam satu cara membuang dasar-dasar kesombongan diri. Di dalam ayat 17-19 berkata, " Abraham jatuh ke tanah pada wajahnya, dan tertawa serta berkata pada dirinya sendiri, 'Akankah seorang anak akan lahir dari seorang laki-laki yang berumur seratus tahun? Akankah Sarah yang berumur sembilan puuh tahun mengandung seorang anak?" Dan Abraham berkata pada Tuhan,"O, itu Ismael yang hidup di hadapanMu" Tuhan Berkata" Bukan, tetapi Sarah istrimu yang akan memberimu seorang anak, dan kau akan menamakannya Ishak. Aku akan membuat perjanjian dengannya sebuah perjanjian abadi untuk dirinya dan keturunan-keturunan sesudah dirinya." Tuhan menolak apa yang Abraham mampu lakukan berdasarkan dirinya dan janji-janji kembali bahwa berlawanan dengan umur Abraham, ia akan memiliki seorang putra dari istrinya sendiri. Jadi Kejadian 21:1 berkata: "Tuhan mengunjungi Sarah seperti yang telah dikatakan, dan Tuhan melakukan pada Sarah apa yang Ia telah janjikan." Ishak tidak lahir menurut daging karena kelahirannya adalah hasil intervensi supranatural Tuhan dalam pemenuhan janjiNya. Abraham belajar dari itu; satu satunya jawaban yang dapat diterima janji kasih Tuhan adalah percaya pada janji itu, bukan melakukan apa yang daging inginkan untuk membawa turun berkat Tuhan dengan upaya kita sendiri. Jadi Galatia 4:23 merangkum kisah ini: "Putra dari sang hamba lahir menurut daging, putra dari perempuan merdeka lahir melalui janji".

Kiasan tentang Hagar dan Sarah

Ayat 24 mengatakan bahwa Paulus melihat sebuah kiasan dalam kejadian ini, ia melihat mereka sebagai representasi yang tepat dari suatu yang lebih daripada arti harafiahnya. Saya pikir Paulus tidak mengatakan bahwa arti sebenarnya dari Kejadian memiliki acuan pada Gunung Sinai atau kepada Yerusalem. Saya pikir ia akan berkata bahwa kebenaran yang ada pada cerita tentang Hagar dan Sarah adalah kebenaran yang sama yang dapat kita lihat terjadi pada Gunung Sinai dan terus berlajut terjadi pada Yerusalem masa kini. Jadi penggunaan cerita dari Kejadian untuk melambangkan and menggambarkan kejadian selanjutnya dibenarkan.

Menurut ayat 24, Hagar dan Sarah mewakili dua perjanjian Allah. Pertama, Ia memusatkan perhatian pada Hagar dan berkata "satu (perjanjian) datang dari Gunung Sinai melahirkan anak untuk perhambaan, ialah Hagar. Sekarang Hagar adalah Gunung Sinai di Arabia; ia berhubungan dengan Jerusalem masa kini, karena ia ada dalam perbudakan bersama anaknya." Pertanyaan kunci disini adalah bagaimana Hagar dan hubungannya dengan Abraham dan putranya, Ismael menyerupai Gunung Sinai-penyerahan dari Taurat Musa? Paling sedikit ada dua kesamaan. Hagar melahirkan Ismael dilakukan "berdasarkan kedagingan"(ayat 23). Abraham dan Hagar mencobai untuk mendapatkan janji kasih dengan menggunakan kekuatan sendiri tanpa bersandar kepada kemampuan supranatural Tuhan. Itulah yang terjadi ketika Taurat diberikan di Gunung Sinai. Bukan dengan merendahkan diri dan percaya bantuan Tuhan untuk mematuhi perintahNya, bangsa Israel dengan percaya diri berkata,"Semua kata-kata yang telah dibicarakan Tuhan akan kami lakukan" (Keluaran 24:3,Bilangan 5:27). Tetapi mereka tidak memiliki hati yang terangkat untuk percaya pada Tuhan (Ibrani 4:2) atau benar-benar bergantung padaNya (Bilangan 5:29). Dan begitu dengan Hagar dan Abraham mereka bergantung kepada diri mereka sendiri. Dan ketika Ismael lahir menurut daging, maka tawaran Taurat tidak diterima karena (seperti Roman 8:3 katakan) Taurat telah "dilemahkan oleh daging". Semua yang Abraham dan Hagar hasilkan sendiri seorang putra yang tidak akan menjadi pewaris. Semua yang dihasilkan Israel ketika mereka mencoba memelihara Taurat sekehendak mereka adalah sebuah legalisme yang tidak akan mewarisi apa pun.

Yang membawa ke kesamaan yang kedua antara Hagar dan Gunung Sinai,-keduanya melahirkan anak untuk perhambaan. Ayat 24 berkata ketentuan Hagar yang mewakili gunung Sinai "melahirkan anak untuk perhambaan". Karena Ismael tidak diterima sebagai seorang pewaris, ia tidak lebih baik daripada ibunya, seorang hamba. Dan ketika bangsa Israel menganut Taurat berdasarkan kehendak sendiri tanpa mempercayai kekuatan penuh kasih Tuhan, mereka menjadi hamba karena mereka tidak memiliki kebebasan untuk melakukan Taurat dari hatinya, dan karena ketidakpercayaan mengunci mereka kedalam ketidakpatuhan dan dikeluarkan dari garis keturunan.

Agar kiasan sesuai dengan masa kini, pada akhir ayat 25 Paulus mengatakan: "Ia berhubungan dengan Yerusalem masa kini, karena ia berada dalam perhambaan bersama anaknya." Ini adalah serangan langsung pada penganut Judaisme yang datang dari Yerusalem (2:12). Mereka adalah anak-anak dari Yerusalem dan mereka adalah hamba hukum dan kekuatan roh jahat dunia (4:3,8).Jadi kamu dapat melihat pandangan Paulus: jangan mengikuti guru-guru sesat ini-mereka dapat menunjukkan bagaimana cara menjadi putra-putra Abraham, tetapi Hati-Hati! Bersama mereka kamu akan menjadi seorang Ismael, bukan seorang Ishak. Seorang hamba, bukan seorang keturunan.

Lalu didalam ayat 26 Paulus mengalihkan perhatiannya pada setengah bagian lain kiasan itu -Sarah dan anaknya Ishak. Tetapi ia melewatkan apa pun tentang perjanjian (Abraham) dan langsung pada pokoknya :"Tetapi Yerusalem diatas merdeka dan ia adalah Ibu kita." Ia membandingkan Yerusalem sekarang didalam ayat 25 dengan "Yerusalem yang diatas" pada ayat 26. apa yang ia maksud dengan Yerusalem di atas dapat dilihat dalam Kolose 3:1-3, "Jika kamu telah dibangkitkan bersama Kristus, carilah hal-hal yang diatas, dimana Kristus duduk di sebelah kanan Allah. Pusatkan pikiranmu pada hal-halyang diatas, bukan pada yang ada di bumi. Karena kamu telah mati dan hidup bersama Kristus didalam Tuhan."Yerusalem yang diatas mewakili tempat tinggal Tuhan. Kehidupan dan kebebasan kita mengalir turun dariNya, dan hidup kita telah dimeteraikan didalam buku catatan kota itu. Sarah mewakili kota itu karena ia melahirkan Ishak bukan karena dirinya tetapi karena tindakan Tuhan dari atas dalam memenuhi janjiNya. Oleh karena itu, secara rohani, ia adalah ibu dari segala orang Kristen-orang yang hidupnya tidak bergantung pada kekuatan manusia tetapi pada karya supranatural Tuhan di dalam hati mereka. Jadi Paulus mengatakan dalam ayat 28. "Sekarang kita, saudara, seperti Ishak, adalah anak-anak perjanjian." Kehidupan kita tidaklah seperti kehidupan Ismael, yang mengandalkan kekuatan manusia. Kehidupan nyata kita berhutang pada karya Tuhan didalam kita memenuhi janjiNya yang ditujukan bagi orang-orangnya (Kej 12:1-3) dan untuk menempatkan RohNya kedalam mereka (Yehezkiel 36:27) dan menulis Tauratnya didalam hati mereka (Yer 31:33)

Hal ini dikonfirmasi oleh perbedaan didalam ayat 29. Berkata."Tetapi ketika saat itu ia yang lahir menurut daging menganiaya yang lahir menurut Roh, jadilah itu sekarang." Ingat bagaimana dalam ayat 23 perbedaan antara satu yang lahir menurut daging dan satu yang lahir melauli janji. Tetapi perhatikan disini dalam ayat 29 ada perbedaan yang sama antara satu yang lahir dari daging dan satu yang lahir menurut Roh." Lahir menurut Roh" dapat diganti dengan "lahir melalui janji". Hal ini membenarkan bahwa "anak-anak perjanjian" didalam ayat 28 mengacu pad orang-orang yang kehidupan rohaninya ada dialam karya Roh Tuhan dalam pemenuhan janjiNya. Perbedaan anatra jeni ISmael dan jenis Ishak adalah suatu karya supernatural Roh Tuhan"

Lalu pada ayat 30 memastikan kita bahwa bukan jenis Ismael-bukan penganut Judaisme tetapi jenis Ishak yang akan mewarisi anugrah Abraham, walaupun mereka mengalami aniaya. Akhirnya, Paulus menyimpulkan di dalam ayat 31 bahwa kita yang hidup beriman dalam Anak Allah dan tidak bersandar pada apa yang ktia dapat capai dengan kekuatan sendiri-tidak berada dalam kategori hamba tetapi dalam kategori merdeka.

Kebebasan Anak-Anak Perjanjian

Yang membawa kita kembali kepada definisi kebebasan. Kebebasan adalah apa yang kamu miliki ketika ada kesempatan, kemammpuan dan keinginan untuk melakukan apa yang akan membuat dirimu bahagia dalam seribu tahun. Pastinya semua orang menginginkan kebebasan yang penuh ini- untuk memiliki kesempatan dan kemampuan untuk melakukan apa yang kamu suka untuk lakukan dengan hasil kamu hidup dalam kebahagian yang sempurna selamanya. Jika itu yang kamu inginkan, tulisan ini sangat penting bagi kamu, karena Paulus mengatakan jenis Ismael tidak memiliki kebebasan ini, tetapi Ishak adalah jenis yang pasti mendapatkan.

Mengapa jenis Ismael tidak bebas? Mereka tidak bebas karena mereka kurang bersandar kepada janji-janji Tuhan. Mereka kurang keinginan dalam menunjukkan kekayaan mereka sendiri.Bukan mereka ingin untuk menolak Tuhan. Mereka menginginkan Dia berdasarkan pengertian mereka sendiri. Abraham dan Hagar menginginkan berkat Tuhan, tetapi tidak menurut kehendakNya.

Para penganut Judasime menginginkan berkat Tuhan, tetapi tidak berdasarkan kehendakNya. Tipe Ismael di segala jaman bersandar pada kekuatan manusia dan tidak ingin untuk merasakan seperti anak yang memerlukan bapaknya, atau seorang pasien yang membutuhkan dokter. Tipe Ismael berpikir kamu bisa tumbuh lebih besar dari:

Yesus mengasihiku , ini ku tahu
Karena Injil mengatakan ini padaku
Anak-anak kecil dimilikiNya
Kami lemah tetapi Dia kuat

Oleh karena itu ketika saatnya datang untuk menyelamatkan iman, jenis Ismael tidak memiliki keinginan untuk bebas. Mereka tidak menginginkannya. Oleh karena itu, mereka juga kurang kebebasan hidup abadi, karena tidak satupun yang menyukai hidup didalam kekuatannya daripada percaya pada Tuhan akan diselamatkan dan masuk ke sorga. Dan lebih lagi, kekerasan hati yang menolak ketergantungan seperti seorang anak pada Tuhan juga akan menggelapkan pemahaman ini. Masing-masing kita mengetahui bahwa pikiran manusia paling banyak digunakan untuk membenarkan keinginan kita. Oleh karena itu keinginan kuat yang salah akan menjerumuskan pikiran sampai tidak mampu mengerti apa yang benar. Jadi tipe Ismael tidak bebas karena kurang kebebasan dalam menginginkan bersandar didalam kasih Tuhan yang berdaulat; dan karena itu, mereka kekurangan kemampuan untuk mengerti keinginan Allah; dan akhirnya mereka kekurangan kebebasan kebahagiaan abadi, kehidupan mereka mengarah pada kehancuran.

Tetapi kita, saudara dan saudari, seperti Ishak, adalah anak-anak perjanjian (Galatia 4:28). Kita telah dilahirkan dari Roh Kudus. Inti dari kekristenan adalah mujizat kelahiran baru. Ciri khas dari jenis Ishak adalah kita telah dikonversi, diubah, transformasikan pada pusat kehidupan kita, sehingga kita ingin bersandar pada kasih Tuhan yang berkedaulatan. Kita ingin menjadi seperti anak-anak dan menerima kekuasaan dan kebajikan dan kekudusan dari Bapa yang kaya. Kita benci sisa-sisa kecenderungan di dalam kita untuk menjadi sombong dan percaya kepada diri kita sendiri atau kepada orang lain daripada kepada Tuhan. Kesenangan kita adalah berada didalam Taurat Tuhan dan makanan pilihan kita adalah melakukan keinginannya dalam kebergantungan pada kekuatanNya. Inilah maksud dari lahir menurut Roh. Inilah arti dari mengatakan Bukan aku yang hidup, tetapi Kristus yang hidup didalamku (Galatia 2:20). KeinginanNya menjadi keinginan kita.

Karena itu, tipe Ishak memiliki kebebasan keinginan. Kita tidak bekerja seperti seorang budak dibawah beban harus melakukan apa yang tidak ingin kita lakukan. Kita bebas melakukan apa yang kita suka lakukan dan untuk melakukan selamanya didalam kebahagiaan abadi. Karena Tuhan telah menyebabkan kita lahir kembali oleh Roh dari AnakNya dan sedang membentuk keinginan kita menurut kehendakNya.

"Karena Kebebasan Kristus telah membebaskan kita! Berdirilah teguh, karenanya dan jangan lagi tunduk pada kuk perbudakan".