Doa Paling Berbahaya bagi Pendeta

Dari Gospel Translations Indonesian

(Perbedaan antarrevisi)
Langsung ke:navigasi, cari
Kathyyee (Bicara | kontrib)
(←Membuat halaman berisi '{{info|The Most Dangerous Prayer for Pastors}}Menurut pendapat saya, Anda tidak bisa mengucapkan kata-kata yang lebih berbahaya dari kata-kata yang ditemukan di dalam Doa...')

Revisi terkini pada 13:50, 30 Agustus 2012

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Paul Tripp
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Penggembalaan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: The Most Dangerous Prayer for Pastors

© The Gospel Coalition

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Paul Tripp Mengenai Penggembalaan

Terjemahan oleh Evi Yulia

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


Menurut pendapat saya, Anda tidak bisa mengucapkan kata-kata yang lebih berbahaya dari kata-kata yang ditemukan di dalam Doa Bapa Kami. Saya pikir Anda tidak bisa mendoakan doa yang lebih radikal. Mungkin kebanyakan dari kita, bahkan dalam kalangan pendeta, akan ragu-ragu mengucapkan kata-kata ini bila kita benar-benar memahami apa yang kita ucapkan. Paling tidak kita akan berhenti sejenak sebelum mengulang doa ini bila kita memahami dengan jelas bahwa kita sebenarnya mengundang pergolakan ke dalam kehidupan dan pelayanan kita. Doa ini tidak bisa dijawab kecuali melalui perombakan dan pembangunan kembali banyak hal dalam kehidupan kita.

Inilah kata-kata radikal yang saya maksudkan: “Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakmu, di bumi seperti di dalam surga” (Matius 6:10). Harus saya akui bahwa saya tidak selalu menyapa kerajaan Allah dengan gembira. Saya menginginkan hal-hal tertentu dalam hidup saya, dan tidak hanya menginginkannya, tetapi saya tahu bagaimana, kapan dan di mana saya menginginkannya. Saya ingin kehidupan dan pelayanan saya nyaman, Saya ingin jadwal saya tidak terganggu dan bisa diprediksi. Saya ingin orang-orang menghormati dan menghargai saya. Saya ingin bisa mengendalikan situasi dan hubungan yang tidak bisa saya hindari. Saya ingin orang-orang setuju dengan pendapat saya dan mengikuti bimbingan pastoral saya. Saya ingin inisitaif pelayanan yang saya pimpin bisa diterima dengan baik dan sukses.

Saat saya di luar jadwal pelayanan, saya ingin hal-hal yang saya anggap menyenangkan tersedia bagi saya. Saya ingin anak-anak saya bersyukur karena telah dikarunia ayah seperti saya. Saya ingin istri saya dengan gembira dan sepenuh hati mendukung impian saya. Saya tidak ingin menderita. Saya tidak ingin hidup berkekurangan. Saya tidak ingin terpaksa harus mengatasi kekalahan pribadi atau kegagalan pelayanan. Hal ini merendahkan untuk diakui, tetapi saya ingin kerajaan saya yang datang dan kehendak saya yang terjadi.

Cara Kita Sendiri

Dengan cara ini saya seperti setiap orang di dalam Alkitab, mulai dari Kain hingga Petrus yang menginginkan kehendaknya sendiri atau yang mengikuti kehendaknya sendiri. Pikirkan mengenai Raja Daud. Betapa mulianya panggilan untuk menjadi bagian dari kerajaan yang tak pernah berakhir, dari mana Mesias akan datang. Tapi dalam kerajaan Daud yang kecil dan sempit, Betseba menjadi istrinya. Dalam kerajaan Daud, Betseba belum menikah. Dalam kerajaan Daud dia bisa mendapatkan Betseba sekaligus restu Allah atas tahtanya. Jadi Daud bertindak atas kehendak kerajaannya sendiri. Dia lupa kalau dia dikirim sebagai perwakilan dari Raja yang lebih besar.

Sayang sekali, dalam kehidupan dan pelayanan, Anda dan saya melakukan hal yang sama. Saya marah kepada seseorang bukan karena dia melanggar hukum Allah, tetapi karena dia melanggar hukum saya. Kita menjadi tidak sabar dengan orang lain karena mereka tampaknya menunda perwujudan tujuan kerajaan kita. Atau kita berkecil hati karena Allah menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan kita sehingga kita bekerja keras untuk menghindarinya.

"Datanglah kerajaanMu” adalah doa yang berbahaya, karena ini berarti matinya kedaulatan anda. Ini berarti kehidupan dan pelayanan anda akan dibentuk oleh kehendak yang lain. Ini berarti Anda akan mengalami kekacauan, ketidaknyamanan, dan kesulitan dari kasih karunia Allah yang menyempurnakan. Ini berarti mencintai Allah di atas segalanya dan mencintai sesama seperti diri anda sendiri. Ini berarti mengalami kebebasan yang hanya bisa ditemukan saat Allah memutuskan ikatan anda pada anda. Ini berarti akhirnya kita hidup untuk dan melayani untuk keagungan yang benar-benar agung, yaitu keagungan Allah.

Doa yang diajarkan Kristus adalah penawar untuk berdosa. Karena dosa dimulai dengan hati, saya hanya akan hidup dalam batas-batas moral yang sudah ditetapkan Allah saat hati saya merindukan kehendak Allah lebih dari kehendak saya sendiri. Tidak ada ajaran pelayanan, rencana strategis yang hebat, dan reformasi budaya kepemimpinan yang bisa menghasilkan suatu hati yang berserah kepada kerajaan dan keagungan Allah dengan gembira dan fungsional. Hanya kasih karunia Allah yang penuh kuasa yang bisa menghasilkan hati seperti ini.

Hanya mereka yang dibebaskan oleh kematian, yang berkeinginan untuk melepaskan diri dari kerajaan diri yang selalu membawa kepada kerusakan dan kematian, berdoa “Datanglah kerajaanMU” – kata-kata penyerahan diri, kata-kata perlindungan, dan kata-kata kasih karunia. Apakah Anda bersedia mengatakan, “Tuhan saya bersedia untuk melakukan apa saja yang saya lakukan, mengatakan apa saja yang saya katakan, dan memilih apa saja yang saya pilih demi kerajaanMu bukan kerajaan saya”? Apakah Anda menemukan kebahagiaan dan harapan karena tahu bahwa karena Allah mengundang Anda untuk hidup dan melayani bagi kerajaannya, Dia membebaskan Anda dari ikatan pada kerajaan kecil anda? Dan apakah dalam kehidupan sehari-hari Anda mencari kasih karunia yang diberikan secara gratis sehingga Anda bisa bilang “ya” untuk kedua pertanyaan itu?