Dapatkah kehidupan yang benar membebaskan saya dari penderitaan?

Dari Gospel Translations Indonesian

Revisi per 04:09, 5 November 2014; Kathyyee (Bicara | kontrib)
(beda) ←Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya→ (beda)
Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh John Piper
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Penderitaan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Can faithful living exempt me from suffering?

© Desiring God

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh John Piper Mengenai Penderitaan
Bagian dari seri Ask Pastor John

Terjemahan oleh Lanny Widianto

Dapatkah kehidupan yang benar membebaskan saya dari penderitaan?

Tidak.

Kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus di atas kayu salib telah memberikan kepada kita sebuah keselamatan dari penderitaan kekal. Dan jika kita mendapatkan keselamatan atas penderitaan apa pun di hidup ini, Ia juga telah melakukan itu untuk kita. Tetapi kebenaran kita merupakan tanggapan terhadap ketentuan semacam itu bagi kita; dan jika kita harus berjalan melalui penderitaan karena kebenaran maka kita tahu bahwa Ia telah membeli damai dan sukacita kekal bagi kita.

Jadi, tidak mungkin. Kita tidak bisa menjalani hidup kita di luar penderitaan.

Bahkan, orang-orang yang saya kenal sebagai orang-orang yang terbaik di dunia adalah orang-orang yang paling sering menderita. Kita tahu kalimat ini berlaku bagi Rasul Paulus dan Yesus Kristus. Dua orang yang terbaik di dalam Alkitab - yakni Rasul Paulus dan Yesus - adalah yang paling menderita. Jadi tidak ada hubungan antara kebajikan saya atau keimanan saya dengan kemungkinan untuk bebas dari penderitaan.

Apakah menurut Anda dampak penderitaan atas kita akan berkurang apabila kita semakin memandang dunia ini bukan sebagai rumah kita?

Ada baiknya untuk berhati-hati tentang hal ini, karena bahkan orang-orang yang mencintai surga dan mengasihi Kristus pun banyak yang menderita. Tetapi saya masih tetap ingin setuju dengan Anda bahwa, jika kita tidak merasa sepertinya kita kehilangan hal yang paling penting ketika kita mengalami penyakit yang mematikan, tentu kita akan dapat menanggung penyakit itu dengan jauh lebih enak.

Rasul Paulus, ketika ia tahu dirinya akan mati, mengatakan, "Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan" (Filipi 1:21). Dan jika mati adalah keuntungan, kita akan mendapat pertolongan yang luar biasa di dalam kehilangan pensiun, atau pernikahan, atau cucu, atau berdiri di tengah komunitas yang kita rasa akan kita masuki, atau gereja yang kita pikir akan kita gembalakan, yang semuanya sekarang lenyap karena kita siap mati dengan kanker ini.

Tetapi jika mati adalah keuntungan, jika kita memperoleh Kristus, jika kita telah menanamkan sebuah hubungan dengan Kristus di mana Dia adalah segalanya dan ada di dalam segala sesuatu - O, betapa banyak rasa sakit yang akan dihindarkan dari kita secara psikologis.