Bagaimana Saya Bisa Berubah?/ Pendahuluan

Dari Gospel Translations Indonesian

Revisi per 16:34, 24 Agustus 2009; PagePush (Bicara | kontrib)
(beda) ←Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya→ (beda)
Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Robin Boisvert
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: How Can I Change?/Foreword

© Sovereign Grace Ministries

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Robin Boisvert Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan
Bab 2 buku Bagaimana Saya Bisa Berubah?

Terjemahan oleh Susan Margaretha

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).



Waktu saya SMP, ada suatu peraturan yang menyatakan bahwa semua anak harus diukur kecepatannya waktu sedang lari jarak jauh. Biasanya saya hanya menampilkan penampilan standar saja. Tapi kali ini, saya memutuskan untuk memberikan seluruh tenaga saya.

Jangan salah sangka-- walaupun saya bukan seorang atlit yang memukau, tapi biasanya saya menampilkan yang terbaik dan bersedia untuk berpartisipasi lebih jauh di bidang olahraga yang lain. Tapi lari jarak jauh sungguh berbeda. Itu bukan suatu hal yang mudah. Bukan suatu hal yang kompleks-- hanya sulit. Itu melibatkan rasa nyeri, dan saya bukan penggemar rasa nyeri. Malahan, sewaktu di kelas atletik ada program lari lintas negara, saya dan teman-teman, menghilang dari pelatih kami, dan melitasi rute yang lebih pendek yang akan membawa kami ke dalam gedung sekolah, memasuki aula di mana kelas mengetik sedang berlangsung, dan kemudian berlari lagi ke lapangan luar. Kami berhasil memotong seperempat mil dari lintasan sesungguhnya, sampai guru di kelas mengetik akhirnya mendapatkan pencerahan atas suara hentakan-hentakan kaki yang selalu menganggu kelangsungan pembelajaran di kelasnya.

Tapi kali ini saya memutuskan untuk melakukan yang terbaik. Jadi, setelah mengumpulkan segenap niat di dalam diri saya, saya memforsir diri saya melebihi batas kemampuan saya, dan ternyata hasilnya sangat membanggakan. Sangat membanggakan sampai-sampai, pada kenyataannya, pelatih utama lomba lari lintas negara mendengar mengenai prestasi saya dan mencoba untuk menarik saya untuk masuk ke dalam tim. Saya merespon dengan cara yang sama dengan cara saya merespon ibu saya ketika ibu menyarankan saya untuk mengambil les balet bersama saudara-saudara perempuan saya: “Tidak, terima kasih.”

“Tapi, Robin,” katanya, “anak laki-laki kan juga menari balet.”

Tapi bukan anak laki-laki ini.

Saya merasa seakan-akan saya hendak mati sehabis saya menyelesaikan lintasan, dan dengan alasan yang sangat jelas. Saya kurang melatih diri saya untuk perlombaan itu –jelas kenapa- jadi saya tidak bisa mempunyai daya tahan yang kuat.

Dua puluh lima tahun kemudian, saya mulai memperoleh respek dalam hal lari jarak jauh. Ini adalah salah satu perumpamaan terbaik yang ada untuk memahami kehidupan kekristenan, seperti yang dapat kita lihat dengan jelas di dalam Alkitab:

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (Ibrani 12:1, penekanan ditambahkan)

Saksi-saksi yang mengelilingi kita bagaikan awan ini juga termasuk pahlawan-pahlwan di dalam sejarah Alkitab—seperti Abraham, Yusuf, dan Musa—yang berlomba dengan penuh ketekunan (Ibrani 10)

Walaupun ada banyak perumpamaan atau ilustrasi yang bisa lebih menolong kita untuk memahami kehidupan kekristenan di dalam Alkitab, perumpamaan mengenai lari jarak jauh cenderung lebih mampu mengambarkan hal itu dengan jelas. Karena hal itu membutuhkan daya tahan dan ketekunan. Karena hal itu membutuhkan disiplin dan pelatihan. Karena hal itu membutuhkan mata yang tertuju pada tujuan. Dan walaupun itu bukanlah hal yang kompleks, namun para pelari jarak jauh yang berhasil, tergolong dalam golongan atlet yang cerdas. Mereka mampu menyusun kemampuan (sumber daya yang ada di dalam diri) mereka dan tetap memfokuskan diri terhadap tugas yang diemban oleh mereka, selangkah demi selangkah.

Kami menulis buku ini untuk para pelari – para lelaki dan perempuan Kristen yang dengan tulus ingin berlari dalam pertandingan yang diperuntukkan untuk mereka. Untuk mereka yang telah mencoba dan gagal, dan nyaris menyerah dan tak berpengharapan, kami menawarkan penghiburan. Berdasarkan pengalaman kami yang sempat terjatuh di sepanjang jalan, kami secara konsisten dan terus menerus telah menemukan bahwa Dia yang memanggil kita untuk berlari, adalah setia. Firman dan Roh-Nya disediakan untuk kita. Bukan hanya itu, tapi Ia juga sangat-sangat tertarik melihat keberhasilan kita. “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya,” kata nabi Yesaya, “dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.” (Yesaya 42:3). Ketika anda benar-benar merasa lemah dan putus asa, ketika anda merasa api yang ada di dalam diri anda akan memudar, Ia ada di sana untuk memulihkan anda.

Bagi mereka yang mungkin merasa sudah mencapai tahap sukses dalam menjalani kehidupan kekristenan, kami menawarkan nasihan dan teguran. Nabi memperingati pendengarnya, “Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion!” (Amos 6:1). Sikap seperti itu sangat berbahaya, karena ketika kita merasa kita sudah suci, kita akan cenderung untuk bersantai dan mempercayai diri kita sendiri, daripada mempercayai Allah. Pada saat itu, biasanya diperlukan suatu krisis atau masalah untuk membawa kita kembali pada kenyataan yang ada.

Pada akhirnya, buku ini ditujukan bagi mereka yang memiliki keinginan untuk bertumbuh sebagai seorang kristen, mereka yang dipuaskan di dalam Kristus, tapi belum merasa puas terhadap diri mereka sendiri. Mungkin anda merasa frustrasi dengan perkembangan anda. Mungkin anda tidak yakin harus memulai darimana. Mungkin anda sudah berlari begitu lama dan butuh penyegaran. Kami percaya buku ini dapat menolong anda. Pada masa dimana solusi instan bagi masalah pelik begitu mudah ditawarkan, kami memilih untuk menyarankan anda untuk mengambil cara yang kuno, yang sudah diuji kebenarannya. Tidak ada jalan pintas bagi kedewasaan rohani. Tidak ada jalan yang bebas dari salib yang harus dipikul dalam mengikuti Tuhan, tidak ada rahasia instan bagi kehidupan kekristenan. Tapi, seperti lari jarak jauh, walau jalan menuju salib itu tidak mudah, namun hal itu juga tidak rumit atau kompleks. Allah menyediakan kita sebuah jalan, yang biarpun sempit, namun lurus. Ia membuat jalan-jalannya dapa dimengerti untuk mereka yang benar-benar tulus ingin mengikutiNya, dan Dia akan menunjukkan betapa kuat Dirinya bagi mereka yang mempersembahkan hati hanya untukNya.

Tujuan kami dalam memperkenalkan doktrin kekudusan (itu yang kami harap bisa kami lakukan lewat buku ini) adalah bahwa kita bisa diubahkan menjadi serupa dengan Yesus Kristus (Roma 8:29). Dan bahwa kami ingin menekankan fakta bahwa Roh Allah adalah Pribadi yang akan mengubah kita (2 Korintus 3:18). Walaupun kita wajib mengerahkan segenap tenaga kita dalam proses perubahan ini, namun semua pertumbuhan itu bersumber dari kasih karunia Allah. Dengan mengetahui kebenaran yang indah itu sebagai titik awal, marilah kita mulai maju dengan keyakinan bahwa “Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Filipi 1:6)

—Robin Boisvert

Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

(2 Korintus 3:18)