4 Ketakutan yang Melemahkan

Dari Gospel Translations Indonesian

(Perbedaan antarrevisi)
Langsung ke:navigasi, cari
(←Membuat halaman berisi '<span class="fck_mw_template">{{info|4 Debilitating Fears}}</span><p>Empat ketakutan yang menghantui setiap pendeta, yaitu:</p> <p><strong>1.Ketakutan pada diri sendiri</...')
 
Baris 1: Baris 1:
-
<span class="fck_mw_template">{{info|4 Debilitating Fears}}</span><p>Empat ketakutan yang menghantui setiap pendeta, yaitu:</p>
+
<span class="fck_mw_template"><span class="fck_mw_template">{{info|4 Debilitating Fears}}</span></span><p>Empat ketakutan yang menghantui setiap pendeta, yaitu:</p>
<p><strong>1.Ketakutan pada diri sendiri</strong></p>
<p><strong>1.Ketakutan pada diri sendiri</strong></p>
-
<p>Beberapa hal menyingkapkan dosa, kekanak-kanakan, kelemahan, dan kegagalan dibandingkan dengan pelayanan. Beberapa hal akan mengungkapkan kelemahan Anda secara konsisten. Beberapa upaya akan menempatkan Anda dalam situasi menyesuaikan dengan pengharapan orang-orang &nbsp;dan terus mengamati. Beberapa akan sangat merendahkan secara pribadi. Beberapa upaya memiliki kekuatan untuk menghasilkan dalam diri Anda perasaan tidak mampu yang mendalam. Hal kecil bisa membuat keraguan yang besar. Ada godaan besar bagi pelayanan Anda untuk dialihkan dan dirugikan oleh rasa takut pada diri sendiri.</p>
+
<p>Banyak hal dapat menyingkapkan dosa, kekanak-kanakan, kelemahan, dan kegagalan dibandingkan dengan pelayanan. Beberapa hal akan mengungkapkan kelemahan Anda secara konsisten. Beberapa upaya akan menempatkan Anda dalam situasi menyesuaikan dengan pengharapan orang-orang &nbsp;dan terus mengamati. Beberapa akan sangat merendahkan secara pribadi. Beberapa upaya memiliki kekuatan untuk menghasilkan dalam diri Anda perasaan tidak mampu yang mendalam. Hal kecil bisa membuat keraguan yang besar. Ada godaan besar bagi pelayanan Anda untuk dialihkan dan dirugikan oleh rasa takut pada diri sendiri.</p>
-
<p>Tuhan menemukan Gideon mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur, karena dia takut pada orang Midian, dan menyapa pria yang ketakutan ini dengan salah satu salam yang paling ironis dalam Alkitab: "TUHAN menyertai engkau,&nbsp;&nbsp; ya pahlawan yang gagah berani.". &nbsp;Gideon pada dasarnya berkata, " Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? &ldquo; Tuhan menjawab, " Pergilah dengan kekuatanmu&nbsp;&nbsp; ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!." Gideon berkata, " Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Dan Tuhan berkata, " Tetapi Akulah yang menyertai engkau."</p>
+
<p>Tuhan menemukan Gideon mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur, karena dia takut pada orang Midian, dan menyapa pria yang ketakutan ini dengan salah satu salam yang paling ironis dalam Alkitab: "TUHAN menyertai engkau,&nbsp;&nbsp; ya pahlawan yang gagah berani.". &nbsp;Gideon berkata, " Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? &ldquo; Tuhan menjawab, " Pergilah dengan kekuatanmu&nbsp;&nbsp; ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!." Gideon berkata, " Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Dan Tuhan berkata, " Tetapi Akulah yang menyertai engkau."</p>
-
<p>Respons Tuhan terhadap ketakutan Gideon sangatlah membantu. Tuan tidak bekerja untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Tuhan tidak bekerja untuk membantu Gideon melihat bahwa dia membawa lebih banyak masalah daripada yang dia pikirkan. Masalah Gideon bukanlah pertama-tama karena ia takut akan kekurangannya. Masalahnya terpesona. Gideon gagal untuk takut akan Tuhan dalam artian "Tuhan menyertai saya, dan dia mampu." Jadi Gideon takut membayangkan untuk memimpin Israel.</p>
+
<p>Respons Tuhan menambah ketakutan Gideon sangatlah membantu. Tuhan tidak bekerja untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Tuhan tidak bekerja untuk membantu Gideon melihat bahwa Dia membawa lebih banyak masalah daripada yang dia pikirkan. Masalah Gideon bukanlah pertama-tama karena ia takut akan kekurangannya. Masalahnya terkesima. Gideon gagal untuk takut akan Tuhan dalam artian "Tuhan menyertai saya, dan dia mampu." Jadi Gideon takut membayangkan untuk memimpin Israel.</p>
<p>Pendeta saya di Scranton, Pennsylvania, mengungkap berbagai sifat kekanak-kanakan dan kelemahan saya, dan dengan cara yang sangat menyakitkan, ini sering dipajang di depan umum. Saya pikir saya sudah sangat siap. Saya telah berhasil dengan sangat baik di seminari, dan saya siap untuk menghadapi dunia. Tetapi Tuhan memanggil saya ke tempat yang sangat hancur, sangat sulit, dan menggunakan tempat ini untuk menarik saya keluar dari kesombongan dan kebenaran diri sendiri ke tempat di mana saya akan menemukan harapan saya di dalam dia. Saya terluka, kecewa, lelah, kewalahan, marah, dan agak pahit. Saya merasa Tuhan telah mengatur saya, dan orang-orang memperlakukan saya dengan tidak baik. Yang ingin saya lakukan hanyalah lari. Saya memiliki gelar pendidikan dan berpikir saya akan pindah ke suatu tempat yang jauh dan menjalankan sekolah Kristen. Saya telah mengumumkan kepada dewan saya rencana saya untuk mengundurkan diri. Mereka memohon agar saya tidak pergi, tetapi saya sudah bertekad. Jadi hari Minggu berikutnya saya membuat pengumuman dan merasa lega sesaat. Jemaat kecil saya tidak merasa lega, jadi saya memiliki banyak percakapan setelah kebaktian. Jauh lebih lambat dari biasanya saya meninggalkan gereja, saya berjalan keluar pintu hanya untuk disambut oleh pria tertua di gereja kami.</p>
<p>Pendeta saya di Scranton, Pennsylvania, mengungkap berbagai sifat kekanak-kanakan dan kelemahan saya, dan dengan cara yang sangat menyakitkan, ini sering dipajang di depan umum. Saya pikir saya sudah sangat siap. Saya telah berhasil dengan sangat baik di seminari, dan saya siap untuk menghadapi dunia. Tetapi Tuhan memanggil saya ke tempat yang sangat hancur, sangat sulit, dan menggunakan tempat ini untuk menarik saya keluar dari kesombongan dan kebenaran diri sendiri ke tempat di mana saya akan menemukan harapan saya di dalam dia. Saya terluka, kecewa, lelah, kewalahan, marah, dan agak pahit. Saya merasa Tuhan telah mengatur saya, dan orang-orang memperlakukan saya dengan tidak baik. Yang ingin saya lakukan hanyalah lari. Saya memiliki gelar pendidikan dan berpikir saya akan pindah ke suatu tempat yang jauh dan menjalankan sekolah Kristen. Saya telah mengumumkan kepada dewan saya rencana saya untuk mengundurkan diri. Mereka memohon agar saya tidak pergi, tetapi saya sudah bertekad. Jadi hari Minggu berikutnya saya membuat pengumuman dan merasa lega sesaat. Jemaat kecil saya tidak merasa lega, jadi saya memiliki banyak percakapan setelah kebaktian. Jauh lebih lambat dari biasanya saya meninggalkan gereja, saya berjalan keluar pintu hanya untuk disambut oleh pria tertua di gereja kami.</p>
<p>Dia mendekati saya dan bertanya apakah kami bisa berbicara. "Paul," katanya, "kami tahu bahwa Anda sedikit tidak dewasa dan perlu tumbuh dewasa. Kami tahu Anda adalah pria dengan kelemahan, tetapi di mana gereja akan mendapatkan pendeta yang matang jika pendeta yang belum dewasa pergi?" Saya merasa seolah-olah Tuhan baru saja memakukan sepatu saya di teras. Saya tahu dia benar, dan saya tahu saya tidak bisa pergi. Dalam beberapa bulan berikutnya saya mulai belajar apa artinya melayani dalam kelemahan tetapi dengan rasa kagum kepada Tuhan yang memberi keamanan, yang menghasilkan keberanian. Saya masih belajar apa artinya kagum kepadaNya sehingga saya tidak lagi takut pada saya.</p>
<p>Dia mendekati saya dan bertanya apakah kami bisa berbicara. "Paul," katanya, "kami tahu bahwa Anda sedikit tidak dewasa dan perlu tumbuh dewasa. Kami tahu Anda adalah pria dengan kelemahan, tetapi di mana gereja akan mendapatkan pendeta yang matang jika pendeta yang belum dewasa pergi?" Saya merasa seolah-olah Tuhan baru saja memakukan sepatu saya di teras. Saya tahu dia benar, dan saya tahu saya tidak bisa pergi. Dalam beberapa bulan berikutnya saya mulai belajar apa artinya melayani dalam kelemahan tetapi dengan rasa kagum kepada Tuhan yang memberi keamanan, yang menghasilkan keberanian. Saya masih belajar apa artinya kagum kepadaNya sehingga saya tidak lagi takut pada saya.</p>
Baris 14: Baris 14:
<p><strong>3. Ketakutanku terhadap keadaan.</strong></p>
<p><strong>3. Ketakutanku terhadap keadaan.</strong></p>
<p>Karena Anda tidak menulis kisah Anda sendiri, dan karena Anda belum menulis naskah pelayanan Anda sendiri, kehidupan dan pelayanan terus-menerus tidak dapat diprediksi. Di dunia yang tidak terduga ini, Anda selalu hidup dalam ketegangan antara siapa Tuhan dan apa yang dijanjikanNya dan hal-hal tak terduga di depan Anda. Di persimpangan antara janji dan kenyataan, Anda harus menjaga lingkungan Anda. Anda harus sangat disiplin dalam hal apa yang Anda lakukan dengan pikiran Anda. Izinkan saya menjelaskan.</p>
<p>Karena Anda tidak menulis kisah Anda sendiri, dan karena Anda belum menulis naskah pelayanan Anda sendiri, kehidupan dan pelayanan terus-menerus tidak dapat diprediksi. Di dunia yang tidak terduga ini, Anda selalu hidup dalam ketegangan antara siapa Tuhan dan apa yang dijanjikanNya dan hal-hal tak terduga di depan Anda. Di persimpangan antara janji dan kenyataan, Anda harus menjaga lingkungan Anda. Anda harus sangat disiplin dalam hal apa yang Anda lakukan dengan pikiran Anda. Izinkan saya menjelaskan.</p>
-
<p>Abraham telah diberitahu oleh Tuhan bahwa keturunannya akan seperti pasir di pantai, dan dia mempertaruhkan hidupnya untuk janji ini. Biasanya istrinya, Sarah, akan melahirkan lebih awal dan sering. Tetapi hal tersebut tidak terjadi. Selama bertahun-tahun Sarah mengandung anak, dia tidak bisa hamil. Sekarang dia dan Abraham sudah tua &mdash; terlalu tua untuk berpikir bahwa mereka akan diberkati dengan putra yang dijanjikan. Abraham yang lama hidup dalam ketegangan antara janji Tuhan dan keadaannya. Ketika Anda berada di persimpangan antara janji-janji Tuhan dan perincian situasi Anda, apa yang Anda lakukan dengan pikiran Anda sangat penting. Di persimpangan ini, Tuhan tidak akan pernah meminta Anda untuk menyangkal kenyataan. Abraham tidak menyangkal kenyataan. Roma 4 mengatakan bahwa dia "mempertimbangkan tertutupnya rahim Sarah." Iman tidak menyangkal kenyataan. Ini adalah cara yang berfokus pada Tuhan untuk mempertimbangkan kenyataan.</p>
+
<p>Abraham telah diberitahu oleh Tuhan bahwa keturunannya akan seperti pasir di pantai, dan dia mempertaruhkan hidupnya untuk janji ini. Seharusnya istrinya, Sarah, akan melahirkan lebih awal dan beberapa kali. Tetapi hal tersebut tidak terjadi. Selama bertahun-tahun Sarah mengandung anak, dia tidak bisa hamil. Sekarang dia dan Abraham sudah tua &mdash; terlalu tua untuk berpikir bahwa mereka akan diberkati dengan putra yang dijanjikan. Abraham yang lama hidup dalam ketegangan antara janji Tuhan dan keadaannya. Ketika Anda berada di persimpangan antara janji-janji Tuhan dan perincian situasi Anda, apa yang Anda lakukan dengan pikiran Anda sangat penting. Di persimpangan ini, Tuhan tidak akan pernah meminta Anda untuk menyangkal kenyataan. Abraham tidak menyangkal kenyataan. Roma 4 mengatakan bahwa dia "mempertimbangkan tertutupnya rahim Sarah." Iman tidak menyangkal kenyataan. Ini adalah cara yang berfokus pada Tuhan untuk mempertimbangkan kenyataan.</p>
-
<p>Tetapi bagian ini memberi tahu Anda lebih banyak. Ini memberi tahu Anda apa yang dilakukan Abraham dengan renungannya. Dia tidak menginvestasikan dirinya dalam mengubah keadaannya keluar-masuk. Dia mempertimbangkan keadaannya, tetapi dia bergumul dengan Tuhan. Dan ketika dia merenungkan Tuhan, dia benar-benar tumbuh lebih kuat dalam iman, meskipun belum ada yang berubah dalam keadaannya. Bagi banyak orang dalam pelayanan, menunggu menjadi kronik iman yang terus melemah. Memikirkan &nbsp;tentang keadaan akan membuat Anda kagum dengan keadaan. Mereka akan tampak tumbuh lebih besar, Anda akan merasa lebih kecil, dan visi Anda tentang Tuhan akan kabur. Tetapi jika Anda merenungkan Tuhan, Anda akan lebih kagum akan kehadiran, kekuatan, kesetiaan, dan rahmat-Nya. Situasi akan tampak lebih kecil, dan Anda akan hidup dengan kepercayaan diri yang lebih besar meskipun tidak ada yang berubah.</p>
+
<p>Tetapi bagian ini memberi tahu Anda lebih banyak. Ini memberi tahu Anda apa yang dilakukan Abraham dengan renungannya. Dia tidak menginvestasikan dirinya dalam mengubah keadaannya keluar-masuk. Dia mempertimbangkan keadaannya, tetapi dia bergumul dengan Tuhan. Dan ketika dia merenungkan Tuhan, dia benar-benar tumbuh lebih kuat dalam iman, meskipun belum ada yang berubah dalam keadaannya. Bagi banyak orang dalam pelayanan, menunggu menjadi kronik iman yang terus melemah. Memikirkan &nbsp;tentang keadaan akan membuat Anda hanyut terkesima dengan keadaan. Mereka akan tampak tumbuh lebih besar, Anda akan merasa lebih kecil, dan visi Anda tentang Tuhan akan kabur. Tetapi jika Anda merenungkan Tuhan, Anda akan lebih kagum akan kehadiran, kekuatan, kesetiaan, dan rahmat-Nya. Situasi akan tampak lebih kecil, dan Anda akan hidup dengan kepercayaan diri yang lebih besar meskipun tidak ada yang berubah.</p>
<p>Sudahkah keadaan menangkap renungan Anda? Apakah ada cara di mana Anda menjadi semakin lemah dalam iman? Atau apakah mata hatimu fokus pada Tuhan yang jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah kau hadapi?</p>
<p>Sudahkah keadaan menangkap renungan Anda? Apakah ada cara di mana Anda menjadi semakin lemah dalam iman? Atau apakah mata hatimu fokus pada Tuhan yang jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah kau hadapi?</p>
<p><strong>4. Ketakutanku terhadap masa depan.</strong></p>
<p><strong>4. Ketakutanku terhadap masa depan.</strong></p>

Revisi terkini pada 20:48, 16 Januari 2020

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Paul Tripp
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Penggembalaan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: 4 Debilitating Fears

© The Gospel Coalition

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Paul Tripp Mengenai Penggembalaan

Terjemahan oleh Hanakoi

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


Empat ketakutan yang menghantui setiap pendeta, yaitu:

1.Ketakutan pada diri sendiri

Banyak hal dapat menyingkapkan dosa, kekanak-kanakan, kelemahan, dan kegagalan dibandingkan dengan pelayanan. Beberapa hal akan mengungkapkan kelemahan Anda secara konsisten. Beberapa upaya akan menempatkan Anda dalam situasi menyesuaikan dengan pengharapan orang-orang  dan terus mengamati. Beberapa akan sangat merendahkan secara pribadi. Beberapa upaya memiliki kekuatan untuk menghasilkan dalam diri Anda perasaan tidak mampu yang mendalam. Hal kecil bisa membuat keraguan yang besar. Ada godaan besar bagi pelayanan Anda untuk dialihkan dan dirugikan oleh rasa takut pada diri sendiri.

Tuhan menemukan Gideon mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur, karena dia takut pada orang Midian, dan menyapa pria yang ketakutan ini dengan salah satu salam yang paling ironis dalam Alkitab: "TUHAN menyertai engkau,   ya pahlawan yang gagah berani.".  Gideon berkata, " Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? “ Tuhan menjawab, " Pergilah dengan kekuatanmu   ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!." Gideon berkata, " Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." Dan Tuhan berkata, " Tetapi Akulah yang menyertai engkau."

Respons Tuhan menambah ketakutan Gideon sangatlah membantu. Tuhan tidak bekerja untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Tuhan tidak bekerja untuk membantu Gideon melihat bahwa Dia membawa lebih banyak masalah daripada yang dia pikirkan. Masalah Gideon bukanlah pertama-tama karena ia takut akan kekurangannya. Masalahnya terkesima. Gideon gagal untuk takut akan Tuhan dalam artian "Tuhan menyertai saya, dan dia mampu." Jadi Gideon takut membayangkan untuk memimpin Israel.

Pendeta saya di Scranton, Pennsylvania, mengungkap berbagai sifat kekanak-kanakan dan kelemahan saya, dan dengan cara yang sangat menyakitkan, ini sering dipajang di depan umum. Saya pikir saya sudah sangat siap. Saya telah berhasil dengan sangat baik di seminari, dan saya siap untuk menghadapi dunia. Tetapi Tuhan memanggil saya ke tempat yang sangat hancur, sangat sulit, dan menggunakan tempat ini untuk menarik saya keluar dari kesombongan dan kebenaran diri sendiri ke tempat di mana saya akan menemukan harapan saya di dalam dia. Saya terluka, kecewa, lelah, kewalahan, marah, dan agak pahit. Saya merasa Tuhan telah mengatur saya, dan orang-orang memperlakukan saya dengan tidak baik. Yang ingin saya lakukan hanyalah lari. Saya memiliki gelar pendidikan dan berpikir saya akan pindah ke suatu tempat yang jauh dan menjalankan sekolah Kristen. Saya telah mengumumkan kepada dewan saya rencana saya untuk mengundurkan diri. Mereka memohon agar saya tidak pergi, tetapi saya sudah bertekad. Jadi hari Minggu berikutnya saya membuat pengumuman dan merasa lega sesaat. Jemaat kecil saya tidak merasa lega, jadi saya memiliki banyak percakapan setelah kebaktian. Jauh lebih lambat dari biasanya saya meninggalkan gereja, saya berjalan keluar pintu hanya untuk disambut oleh pria tertua di gereja kami.

Dia mendekati saya dan bertanya apakah kami bisa berbicara. "Paul," katanya, "kami tahu bahwa Anda sedikit tidak dewasa dan perlu tumbuh dewasa. Kami tahu Anda adalah pria dengan kelemahan, tetapi di mana gereja akan mendapatkan pendeta yang matang jika pendeta yang belum dewasa pergi?" Saya merasa seolah-olah Tuhan baru saja memakukan sepatu saya di teras. Saya tahu dia benar, dan saya tahu saya tidak bisa pergi. Dalam beberapa bulan berikutnya saya mulai belajar apa artinya melayani dalam kelemahan tetapi dengan rasa kagum kepada Tuhan yang memberi keamanan, yang menghasilkan keberanian. Saya masih belajar apa artinya kagum kepadaNya sehingga saya tidak lagi takut pada saya.

2. Ketakutanku terhadap orang lain.

Sebagian besar orang yang Anda layani akan mencintai dan menghargai Anda dan akan mendorong Anda semampu mereka. Tapi tidak semuanya demikian. Beberapa orang akan mencintaimu dan memiliki rencana hebat untuk hidupmu. Beberapa orang akan menugaskan diri mereka sendiri untuk menjadi pengkritik khotbah dan kepemimpinan Anda. Beberapa akan setia dan mendukung, dan beberapa akan melakukan hal-hal yang merusak kepemimpinan pastoral Anda. Beberapa akan menyerahkan diri mereka kepada pelayanan sepenuh waktu, dan beberapa akan mengeluh tentang cara mereka dilayani. Beberapa akan mendekati Anda dengan keterusterangan yang penuh cinta, dan beberapa akan memberikan pencobaan dengan berbicara di belakang Anda. Beberapa akan terjun dan terlibat, sementara yang lain akan selalu berhubungan dengan gereja dengan mental konsumen. Hubungan Anda dengan beberapa orang akan mudah, dan dengan yang lain akan menemukan hubungan yang jauh lebih sulit.

Karena pelayanan Anda akan selalu dilakukan dengan orang-orang dan untuk orang-orang, sangatlah penting bagi Anda untuk menempatkan orang-orang yang tepat di hati Anda. Anda tidak dapat membiarkan diri Anda takut pada mereka sehingga menutup diri terhadap perspektif mereka atau tidak mau mendelegasikan pelayanan kepada mereka. Pada saat yang sama Anda tidak bisa takut pada mereka sehingga Anda membiarkan mereka mengatur agenda dan salah mengendalikan arah pelayanan yang Tuhan nyatakan. Anda tidak dapat membiarkan pelayanan dengan pintu tertutup, dan tidak bisa begitu sensitif terhadap pendapat orang lain sehingga Anda tidak dapat memimpin.

Karena semua orang yang Anda layani masih berurusan dengan dosa yang tinggal di dalam diri mereka, hubungan dan pelayanan terhadap mereka akan berantakan. Orang-orang akan melukai Anda dan merusak pelayanan Anda. Orang-orang akan menuntut Anda tentang apa yang tidak seharusnya mereka tuntut dan merespons Anda dengan cara yang tidak seharusnya mereka tanggapi. Di tengah-tengah semua ini, orang-orang tertentu --- yang berpengaruh dan vokal --- akan tampak lebih berkuasa dari yang seharusnya di dalam pikiran Anda. Mereka akan diberi terlalu banyak kuasa untuk memengaruhi Anda dan cara pelayanan Anda. Daripada bekerja untuk kemuliaan Tuhan, Anda justru tergoda untuk bekerja sesuai persetujuan mereka. Atau, daripada bekerja untuk kemuliaan Tuhan, Anda akan bekerja untuk melucuti atau mengekspos mereka. Dalam kedua kasus ini, pelayanan Anda sedang dirusak oleh ketakutan manusia kuno: ketakutan manusia.

Kuasa ketakutan manusia untuk mengalihkan atau menipu pelayanan digambarkan dengan jelas dalam Galatia 2: 11-14. Petrus tidak hanya berkompromi, tetapi ia benar-benar meninggalkan pelayanan yang  Tuhan nyatakan kepadanya untuk melayani orang-orang bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 10) karena ia takut akan "pesta sunat" Paulus mengamati tingkah laku Petrus "tidak sejalan dengan kebenaran Injil," maka ia berhadapan dengan Petrus. Berapa banyak pelayanan yang dialihkan oleh tindakan, reaksi, dan tanggapan yang tidak berakar pada rasa takut akan Tuhan tetapi rasa takut akan manusia? Seberapa seringkah berkompromi dengan pekerjaan Injil? Seberapa sering hal ini menyebabkan orang tersandung? Seberapa sering kita tergoda untuk bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan apa yang kita katakan atau kita yakini? Seberapa takut manusia mengatur agenda di gereja-gereja kita? Dengan keterbukaan dan kerendahan hati kita perlu terus menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini.

Saya berharap bisa mengatakan bebas dari rasa takut ini, tetapi ternyata saya tidak. Ada saat-saat ketika saya menemukan diri saya berpikir, ketika saya sedang mempersiapkan sebuah khotbah, bahwa suatu titik tertentu pada akhirnya akan memenangkan salah satu dari para pencela saya. Pada saat itu, khotbah saya akan dibentuk bukan oleh semangat saya untuk kemuliaan Tuhan, tetapi dengan harapan bahwa apa yang saya katakan akan menyebabkan seseorang akhirnya melihat kemuliaan saya. Saya mengerti bahwa ini adalah perang yang berkelanjutan untuk kekuasaan hati saya yang karenanya saya telah diberikan anugerah yang kuat dan selalu ada.

3. Ketakutanku terhadap keadaan.

Karena Anda tidak menulis kisah Anda sendiri, dan karena Anda belum menulis naskah pelayanan Anda sendiri, kehidupan dan pelayanan terus-menerus tidak dapat diprediksi. Di dunia yang tidak terduga ini, Anda selalu hidup dalam ketegangan antara siapa Tuhan dan apa yang dijanjikanNya dan hal-hal tak terduga di depan Anda. Di persimpangan antara janji dan kenyataan, Anda harus menjaga lingkungan Anda. Anda harus sangat disiplin dalam hal apa yang Anda lakukan dengan pikiran Anda. Izinkan saya menjelaskan.

Abraham telah diberitahu oleh Tuhan bahwa keturunannya akan seperti pasir di pantai, dan dia mempertaruhkan hidupnya untuk janji ini. Seharusnya istrinya, Sarah, akan melahirkan lebih awal dan beberapa kali. Tetapi hal tersebut tidak terjadi. Selama bertahun-tahun Sarah mengandung anak, dia tidak bisa hamil. Sekarang dia dan Abraham sudah tua — terlalu tua untuk berpikir bahwa mereka akan diberkati dengan putra yang dijanjikan. Abraham yang lama hidup dalam ketegangan antara janji Tuhan dan keadaannya. Ketika Anda berada di persimpangan antara janji-janji Tuhan dan perincian situasi Anda, apa yang Anda lakukan dengan pikiran Anda sangat penting. Di persimpangan ini, Tuhan tidak akan pernah meminta Anda untuk menyangkal kenyataan. Abraham tidak menyangkal kenyataan. Roma 4 mengatakan bahwa dia "mempertimbangkan tertutupnya rahim Sarah." Iman tidak menyangkal kenyataan. Ini adalah cara yang berfokus pada Tuhan untuk mempertimbangkan kenyataan.

Tetapi bagian ini memberi tahu Anda lebih banyak. Ini memberi tahu Anda apa yang dilakukan Abraham dengan renungannya. Dia tidak menginvestasikan dirinya dalam mengubah keadaannya keluar-masuk. Dia mempertimbangkan keadaannya, tetapi dia bergumul dengan Tuhan. Dan ketika dia merenungkan Tuhan, dia benar-benar tumbuh lebih kuat dalam iman, meskipun belum ada yang berubah dalam keadaannya. Bagi banyak orang dalam pelayanan, menunggu menjadi kronik iman yang terus melemah. Memikirkan  tentang keadaan akan membuat Anda hanyut terkesima dengan keadaan. Mereka akan tampak tumbuh lebih besar, Anda akan merasa lebih kecil, dan visi Anda tentang Tuhan akan kabur. Tetapi jika Anda merenungkan Tuhan, Anda akan lebih kagum akan kehadiran, kekuatan, kesetiaan, dan rahmat-Nya. Situasi akan tampak lebih kecil, dan Anda akan hidup dengan kepercayaan diri yang lebih besar meskipun tidak ada yang berubah.

Sudahkah keadaan menangkap renungan Anda? Apakah ada cara di mana Anda menjadi semakin lemah dalam iman? Atau apakah mata hatimu fokus pada Tuhan yang jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah kau hadapi?

4. Ketakutanku terhadap masa depan.

Anda selalu hidup dan melayani di dalam kesulitan karena tidak tahu menahu. Baik dalam kehidupan maupun pelayanan Anda dipanggil untuk percaya, patuh, dan percaya bahwa Tuhan akan membimbing dan menyediakan. Anda dan saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada momen selanjutnya, apalagi bulan atau tahun berikutnya. Keamanan tidak pernah ditemukan dalam upaya kami mencari tahu semuanya atau dalam mencoba untuk tahu rahasia kehendak Tuhan . Rahasia kehendak rahasiaNya adalah keinginanNya yang adalah rahasia! Namun kita masih ingin tahu, untuk mencari tahu terlebih dahulu. Semakin Anda berkonsentrasi pada masa depan, semakin Anda akan menyerah pada ketakutan akan masa depan, dan semakin Anda akan bingung dan kehilangan motivasi sekarang.

Tidak mengetahui itu sulit. Akan menyenangkan untuk mengetahui apakah penatua itu akan menyerah pada godaan untuk memecah belah. Akan menyenangkan untuk mengetahui apakah keuangan gereja akan pulih kembali. Alangkah baiknya mengetahui bagaimana seri khotbah baru itu akan diterima, jika para misionaris muda akan membuat semua penyesuaian yang perlu dilakukan, atau jika Anda akan mendapatkan izin untuk membangun ruang ibadah yang dibutuhkan. Kita menemukan pertanyaan tentang masa depan yang sulit untuk dihadapi karena kita merasa sulit untuk mempercayai Tuhan. Seseorang yang kita berjanji untuk mempercayai , yang tahu segalanya tentang masa depan, karena Dia mengendalikan setiap aspeknya. Ketakutan kita akan masa depan menyingkapkan perjuangan kita untuk memercayainya, dan memercayainya, untuk beristirahat dalam bimbingan dan perhatianNya, meskipun kita tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kekaguman Tuhan adalah satu-satunya cara untuk bebas dari rasa takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ketika kepercayaan diri kepada Tuhan lebih besar daripada ketakutan pribadi  terhadap hal yang tidak diketahui, saya akan dapat beristirahat, meskipun saya tidak tahu apa yang akan menyapa saya di tikungan.

Apakah Anda memuat masa depan di atas bahu Anda, dengan semua pertanyaan dan kekhawatirannya? Atau apakah Anda menyerahkan diri pada pekerjaan masa kini, meninggalkan masa depan di tangan Tuhan yang cakap? Berapa banyak Anda dihantui oleh "bagaimana jika"? Apakah Anda menyapa yang tidak dikenal dengan harapan atau ketakutan? Apakah kehadiran dan janji Tuhan menenangkan pertanyaan Anda yang tidak dapat dijawab tentang masa depan?

Renungkan pertanyaan yang diajukan pada artikel ini, jawablah dengan jujur satu demi satu, kemudian dengan rendah hati berseru untuk anugerah yang dapat membebaskan Anda dari ketakutan yang belum dilepaskan. Kemudian rayakan Raja yang Anda layani yang sabar, yang mengangkat beban rasa takut Anda dan bukan mengutuk karenanya.