Mengapa Pendeta Memerlukan Tubuh Kristus
Dari Gospel Translations Indonesian
Oleh Paul Tripp Mengenai Penggembalaan
Terjemahan oleh Noviyanti Sugita
Para pendeta dan gembala, pernahkah Anda menanyakan pertanyaan ini, “Siapa saya, dan apa yang saya butuhkan secara spiritual?” Atau pernahkah Anda berpikir tentang pendeta Anda sendiri lalu bertanya, “Siapa pendetaku ini, dan apa yang ia butuhkan agar tetap sehat secara spiritual dan terus bertumbuh dalam kasih karunia?” Apakah terlihat benar dan nyaman saja bagi Anda, bahwa di banyak gereja, orang yang mendapatkan pelayanan tubuh Kristus dalam jumlah yang paling sedikit adalah para pendeta atau gembala? Apakah hal yang terbaik menurut Anda adalah bahwa banyak pendeta hidup di luar dan di atas tubuh Kristus?
Jika setiap pendeta juga sedang menjalani proses pengudusan dirinya sendiri, bukankah ia seharusnya menerima sejumlah pelayanan yang penting dari tubuh Kristus sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan Allah untuk setiap anggota? Apakah ada petunjuk dalam Perjanjian Baru bahwa pendeta adalah perkecualian dari aturan yang telah dirancang Allah untuk kesehatan dan pertumbuhan jemaat-Nya? Mungkinkah kita telah membangun suatu hubungan yang tidak bisa berjalan antara pendeta dan jemaat-Nya? Mungkinkah kita sedang meminta dari pendeta kita sesuatu yang tidak dapat mereka lakukan? Apakah alkitabiah jika kita meminta para pendeta untuk tidak bersahabat dengan siapa pun, dan mengharuskan mereka hidup dalam pengasingan yang menurut pendapat kita tidak baik untuk orang-orang lainnya?
Si Buta Menuntun Si Buta
Anda hanya perlu memperhatikan dengan saksama apa yang dikatakan Alkitab mengenai keberadaan dan kuasa dosa yang tersisa untuk mengetahui betapa berbahayanya membiarkan seseorang hidup terpisah dari pelayanan tubuh Kristus yang diperlukannya. Betapa lebih besar bahayanya bagi orang yang diberi tugas memimpin, membimbing, dan melindungi tubuh itu sebagai perwakilan Kristus? Jika Kristus adalah kepala dari tubuh-Nya, maka semua yang lain hanyalah tubuh. Seorang pendeta atau pemimpin pelayanan yang paling berpengaruh pun adalah seorang anggota tubuh Kristus; oleh karena itu, dia membutuhkan apa yang dibutuhkan anggota tubuh lainnya. Budaya untuk memisahkan dan mengasingkan para pendeta secara sengaja tidaklah alkitabiah dan tidak sehat secara spiritual.
Izinkan saya membacakan satu perikop, yang telah saya bahas sebelumnya, yang dengan kuat menegaskan hal ini. Yaitu Ibrani 3:12-13. “Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan ‘hari ini’, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.” Perikop ini memberikan peringatan penting dan panggilan penting yang secara bersama-sama menegaskan keberadaan dan kuasa dosa yang tersisa dan kebutuhan akan pelayanan tubuh Kristus sehari-hari.
Saya tidak tahu apakah Anda memperhatikannya, tetapi peringatan dalam perikop ini menggambarkan tahap-tahap pengerasan hati seorang saudara seiman. (Bagian salam, “saudara-saudara,” menunjukkan kepada kita bahwa perikop ini ditulis untuk saudara-saudara seiman.) Peringatan itu berbunyi demikian: “Jangan sampai di antara kamu terdapat seorang yang hatinya jahat---tidak percaya---murtad.” Ini merupakan gambaran mengenai apa yang akan dilakukan oleh dosa jika ia tidak dideteksi, tidak disingkapkan, dan tidak ditinggalkan. Para pendeta, mungkinkah banyak dari antara kita yang sedang melangkah menuju ke kekerasan hati dan tidak menyadarinya? Mungkinkah kita menghabiskan begitu banyak waktu memperingatkan orang lain tetapi kita sendiri tidak mampu mengindahkan peringatan itu bagi diri kita? Mungkinkah ada tempat-tempat yang tak kentara di mana Anda telah jatuh? Mungkinkah bahkan di dalam hati Anda sebagai pendeta, terdapat kantong-kantong ketidakpercayaan?
Jadi, para pendeta, pertanyaan pentingnya adalah: Apakah Anda mengindahkan peringatan ini dengan serius? Apakah Anda memperhatikan dengan sungguh-sungguh keberadaan dan kuasa dosa yang tersisa di dalam hati Anda? Apakah ini menyebabkan Anda hidup dan melayani dengan keseriusan pribadi dan kebutuhan pribadi? Apakah ini mendorong Anda untuk setiap hari mencari kasih karunia Kristus yang mengampuni, menyelamatkan, mengubahkan dan membebaskan? Apakah ini mendorong Anda untuk mencari, berpartisipasi di dalam instrumen kasih karunia Allah yang tersedia di dalam tubuh Kristus dan tunduk kepada instrumen itu? Ataukah Anda berusaha melakukan sendiri (perjalananmu bersama Tuhan) apa yang dirancang untuk menjadi proyek komunitas?
Dalam tulisan berikutnya saya akan membongkar kebutuhan dalam kehidupan seorang pendeta untuk mendengar peringatan dan mengejar panggilan seperti yang tertulis di dalam Ibrani 3:12-13.