Menyingkirkan Beban Ketidakpuasan

Dari Gospel Translations Indonesian

Revisi per 18:40, 6 Januari 2021; Pcain (Bicara | kontrib)
(beda) ←Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya→ (beda)
Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Jon Bloom
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Lay Aside the Weight of Discontentment

© Desiring God

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Jon Bloom Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan

Terjemahan oleh Paulin Keren Gloria

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).



Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:11-13)</blockquote> Dalam perlombaan iman, penting untuk diingat bahwa kepuasan atau perasaan cukup itu tidak ditentukan oleh keadaan kita. Kita sering kali ingin menyalahkan keadaan atas ketidakpuasan kita, tapi itu salah. Kepuasan ditentukan oleh apa yang kita percaya. Dan kepercayaan kita itu didorong oleh apa yang kita lihat. Jadi, jika hari ini Anda ingin mengesampingkan beban (Ibrani 12: 1) ketidakpuasan — yang berdosa, yang berasal dari kekecewaan dan mengarah pada persungutan — mulailah dengan melihat apa yang Anda lihat.

Kepuasan Muncul Ketika Memandang Upahnya

Saat Paulus menulis kata-kata di atas, dia sedang (lagi-lagi) berada di dalam penjara. Penjara adalah tempat yang buruk pada zaman Paulus dan dia tahu dia bisa saja mati. Kematian yang dia rasa tidak akan menyenangkan. Itulah sebabnya dia menulis,

“Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku,” (Filipi 1:20). </blockquote> Bagaimana Paulus bisa duduk di penjara, seringkali menderita kelaparan dan dipermalukan, mengetahui dia mungkin saja dibunuh, dan berkata, "dalam situasi apa pun saya... puas"? Karena dia melihat Upah itu:
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:8).

Yesus adalah harta berharga bagi Paulus. Apa yang dilihat Paulus dalam diri Yesus adalah dengan yang dilihat pria dalam perumpamaan Yesus di ladang:

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu,” (Matius 13:44).

Sebelum pria itu melihat harta karun, apakah dia akan puas jika menjual segalanya dan membeli ladang itu? Tidak akan. Namun setelah melihatnya, pria itu langsung pergi ke juru lelang. Apa bedanya? Dia melihat harta karun itu.

Rahasia kepuasan dalam "situasi apapun" adalah melihat Harta Karun yang mengalahkan segala hal lainnya.

Tiga Langkah untuk Mendapatkan Upah

Ketidakpuasan yang berdosa adalah beban yang harus dikesampingkan. Tetapi Anda juga dapat menganggapnya sebagai tolak ukur di dalam hati Anda yang memberi tahu Anda ketika mata rohani Anda telah menyimpang dari Upah yang sebenarnya. Saat Anda mulai menyadari adanya ketidakpuasan, hentikan apa yang Anda lakukan, lihatlah apa yang Anda sedang pandang, dan arahkan pikiran Anda ke Harta yang sebenarnya itu.

1. Berhenti

Saat Anda menyadari munculnya ketidakpuasan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan apa yang Anda lakukan. Berhentilah mengomel dan mengeluh. Berhentilah merajuk atau mencak-mencak di rumah. Berhentilah mengkritik orang lain, yang sering kali berasal dari ketidakpuasan yang melimpah di dalam hati. Berhentilah melihat katalog, Tweet, dan halaman Facebook yang menghasilkan ketamakan. Berhenti dan…

2. Lihat

Lihatlah apa yang Anda pandang. Anda tidak puas karena Anda melihat adanya halangan antara Anda dan Upah Anda. Sebutkan Upah yang Anda inginkan. Mungkin bukan Yesus karena Roma 8: 38–39 mengatakan kepada kita bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari Yesus.

3. Berpikirlah

Mengembalikan pandangan mata iman kita pada Upah yang benar hanya dapat dilakukan dengan berpikir. Apa yang kita pikirkan adalah apa yang kita rasakan. Kita tidak puas karena kita memikirkan hal-hal yang salah dan menjadi terbebani dengan frustrasi. Saatnya kita mengambil kuk yang enak (Matius 11:30) dari kegembiraan di dalam Yesus dengan melakukan apa yang Paulus perintahkan pada orang Filipi:

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Filipi 4: 8).
Jangan biarkan ketidakpuasan menguasai Anda hari ini. Singkirkan beban berat ini dengan memusatkan pandangan Anda pada Yesus (Ibrani 12: 2), yang melebihi segalanya, ketika Anda melihatnya, membuat keadaan terburuk dunia ini tidak dapat mengguncangkan Anda.