Menyesal Tapi Tidak Hancur

Dari Gospel Translations Indonesian

(Perbedaan antarrevisi)
Langsung ke:navigasi, cari
k (Melindungi "Menyesal Tapi Tidak Hancur" ([edit=sysop] (selamanya) [move=sysop] (selamanya)))
 
(4 revisi antara tak ditampilkan.)
Baris 3: Baris 3:
Tetapi dengan bertambahnya usia Anda di dalam pelayanan, Anda mulai melihat ke belakang setidaknya sama banyaknya dengan Anda melihat ke depan. Ketika Anda melihat ke belakang, Anda cenderung akan menggali gundukan peradaban yang merupakan masa lalu dan pelayanan Anda, kemudian mencari serpihan pikiran, keinginan, pilihan, perbuatan, kata-kata, keputusan, dan hubungan. Anda mau tidak mau harus menilai apa yang telah Anda lakukan terhadap apa yang telah diberikan kepada Anda.
Tetapi dengan bertambahnya usia Anda di dalam pelayanan, Anda mulai melihat ke belakang setidaknya sama banyaknya dengan Anda melihat ke depan. Ketika Anda melihat ke belakang, Anda cenderung akan menggali gundukan peradaban yang merupakan masa lalu dan pelayanan Anda, kemudian mencari serpihan pikiran, keinginan, pilihan, perbuatan, kata-kata, keputusan, dan hubungan. Anda mau tidak mau harus menilai apa yang telah Anda lakukan terhadap apa yang telah diberikan kepada Anda.
-
Sekarang, siapa yang sombong dan berani untuk melihat ke belakang dari hidup dan pelayanan mereka dan berkata, " di setiap saat saya sebaik yang saya bisa ?" Tidakkah kita semua memegang beberapa serpihan di tangan kita dan pengalaman dengan setidaknya sedikit penyesalan ? Tidakkah semua dari kita berharap bahwa kita dapat menarik kata yang yang telah kita ucapkan, keputusan yang kita buat dan tindakan yang kita ambil?  
+
Sekarang, siapa yang akan begitu sombong dan berani melihat ke belakang di dalam hidup dan pelayanan mereka, lalu berkata, "Setiap saat saya adalah sebaik yang saya bisa"? Tidakkah kita semua akan memegang serpihan-serpihan di tangan kita lalu merasakan setidaknya sedikit penyesalan? Tidakkah kita semua berharap seandainya kita dapat menarik kembali kata-kata yang telah kita ucapkan, keputusan yang telah kita buat dan perbuatan yang telah kita lakukan?  
-
Jika Anda dan saya semua berkeinginan untuk rendah hati dan dengan jujur melihat hidup kita, kita akan dipaksa untuk menyimpulkan bahwa kita manusia yang cacat. Dan kita tidak harus memukuli diri sendiri. Kita tidak harus berusaha untuk meminimalkan atau menyangkal kegagalan kita. Kita tidak harus bertahan ketika kelemahan kita terlihat. Kita tidak harus menulis ulang sejarah untuk membuat diri kita terlihat lebih baik dari pada kita yang sebenarnya. Kita tidak harus melumpuhkan dengan penyesalan dan penyesalan. Kita tidak harus mengalihkan diri kita dengan kesibukan atau obat.  
+
Jika kita semua bersedia dengan rendah hati dan jujur melihat pada hidup kita, kita akan dipaksa untuk menyimpulkan bahwa kita adalah manusia yang penuh cacat cela. Tetapi kita tidak perlu memukuli diri sendiri. Kita tidak perlu berusaha meminimalkan atau menyangkal kegagalan kita. Kita tidak perlu bersikap membela diri ketika kelemahan kita tersingkap. Kita tidak perlu menulis ulang sejarah untuk membuat diri kita terlihat lebih baik daripada diri kita yang sebenarnya. Kita tidak perlu menjadi lumpuh karena penyesalan. Kita tidak perlu mengalihkan diri dengan kesibukan atau obat-obatan terlarang.
-
Bukankah itu indah jika kita menatap langsung kegagalan kita yang paling dalam dan gelap dan tidak takut? Bukankah itu menghiburkan jika kita dapat dengan jujur menghadapi saat yang paling menyesalkan dalam hidup kita dan tidak hancur ? Bukankah itu luar biasa ketika kita dapat mengakui bahwa kita ada pendosa dan tidak takut atau depresi?  
+
Bukankah indah sekali bahwa kita bisa menatap langsung kegagalan kita yang paling dalam dan paling gelap tetapi tidak menjadi takut? Bukankah menenangkan bahwa kita dapat dengan jujur menghadapi saat yang paling membuat kita menyesal dalam hidup kita tetapi tidak hancur? Bukankah luar biasa bahwa kita dapat mengaku bahwa kita adalah pendosa tetapi tidak merasa takut atau tertekan?
-
Kita dapat melakukan itu semua karena, seperti David, kita telah belajar bahwa harapan kita dalam hidup bukan pada kemurnian karakter kita atau kesempurnaan penampilan kita. Kita dapat menghadapi bahwa kita adalah pendosa dan beristirahat karena kita tahu bahwa Allah sungguh ada dan Dia adalah Allah yang :  
+
Kita dapat melakukan itu semua karena, seperti Daud, kita telah belajar bahwa harapan kita di dalam hidup bukanlah pada kemurnian karakter kita atau kesempurnaan penampilan kita. Kita dapat menghadapi kenyataan bahwa kita adalah pendosa lalu beristirahat karena kita tahu bahwa Allah sungguh-sungguh ada dan Dia adalah Allah yang:  
<blockquote>
<blockquote>
-
Pemurah,<br> Kasih setia,<br> penuh belas kasih,<br> Karena dia, ada harapan - harapan akan pengampunan dan<br> awal yang baru.
+
Pemurah,<br> Penuh kasih setia,<br> Berlimpah belas kasih.<br> Karena dia, maka ada harapan, yakni harapan akan pengampunan dan<br> awal yang baru.
</blockquote>
</blockquote>
-
Ya, kita dapat sungguh mengakui dosa kita dan kegagalan kita dan tidak takut.
+
Ya, kita dapat sungguh-sungguh mengakui dosa kita dan kegagalan kita tetapi tidak lalu menjadi takut.

Revisi terkini pada 00:14, 17 Mei 2013

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Paul Tripp
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Penggembalaan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Regretful But Not Devastated

© The Gospel Coalition

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Paul Tripp Mengenai Penggembalaan

Terjemahan oleh Melisa Harianto

Semakin lama Anda berada di dalam pelayanan pastoral, semakin Anda akan bergeser dari seorang astronot menjadi seorang arkeolog. Ketika Anda masih muda, Anda dengan semangat meluncur ke dunia yang tidak Anda kenal. Anda mempunyai semua keputusan besar dalam hidup dan pelayanan, dan Anda dapat menghabiskan waktu untuk menilai potensi Anda, dan mempertimbangkan berbagai kesempatan. Inilah waktunya untuk menjelajah dan menemukan. Inilah waktunya untuk pergi ke tempat di mana Anda belum pernah pergi sebelumnya dan melakukan apa yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Inilah waktunya untuk mulai menerapkan keterampilan Anda dan mendapatkan pengalaman.

Tetapi dengan bertambahnya usia Anda di dalam pelayanan, Anda mulai melihat ke belakang setidaknya sama banyaknya dengan Anda melihat ke depan. Ketika Anda melihat ke belakang, Anda cenderung akan menggali gundukan peradaban yang merupakan masa lalu dan pelayanan Anda, kemudian mencari serpihan pikiran, keinginan, pilihan, perbuatan, kata-kata, keputusan, dan hubungan. Anda mau tidak mau harus menilai apa yang telah Anda lakukan terhadap apa yang telah diberikan kepada Anda.

Sekarang, siapa yang akan begitu sombong dan berani melihat ke belakang di dalam hidup dan pelayanan mereka, lalu berkata, "Setiap saat saya adalah sebaik yang saya bisa"? Tidakkah kita semua akan memegang serpihan-serpihan di tangan kita lalu merasakan setidaknya sedikit penyesalan? Tidakkah kita semua berharap seandainya kita dapat menarik kembali kata-kata yang telah kita ucapkan, keputusan yang telah kita buat dan perbuatan yang telah kita lakukan?

Jika kita semua bersedia dengan rendah hati dan jujur melihat pada hidup kita, kita akan dipaksa untuk menyimpulkan bahwa kita adalah manusia yang penuh cacat cela. Tetapi kita tidak perlu memukuli diri sendiri. Kita tidak perlu berusaha meminimalkan atau menyangkal kegagalan kita. Kita tidak perlu bersikap membela diri ketika kelemahan kita tersingkap. Kita tidak perlu menulis ulang sejarah untuk membuat diri kita terlihat lebih baik daripada diri kita yang sebenarnya. Kita tidak perlu menjadi lumpuh karena penyesalan. Kita tidak perlu mengalihkan diri dengan kesibukan atau obat-obatan terlarang.

Bukankah indah sekali bahwa kita bisa menatap langsung kegagalan kita yang paling dalam dan paling gelap tetapi tidak menjadi takut? Bukankah menenangkan bahwa kita dapat dengan jujur menghadapi saat yang paling membuat kita menyesal dalam hidup kita tetapi tidak hancur? Bukankah luar biasa bahwa kita dapat mengaku bahwa kita adalah pendosa tetapi tidak merasa takut atau tertekan?

Kita dapat melakukan itu semua karena, seperti Daud, kita telah belajar bahwa harapan kita di dalam hidup bukanlah pada kemurnian karakter kita atau kesempurnaan penampilan kita. Kita dapat menghadapi kenyataan bahwa kita adalah pendosa lalu beristirahat karena kita tahu bahwa Allah sungguh-sungguh ada dan Dia adalah Allah yang:

Pemurah,
Penuh kasih setia,
Berlimpah belas kasih.
Karena dia, maka ada harapan, yakni harapan akan pengampunan dan
awal yang baru.

Ya, kita dapat sungguh-sungguh mengakui dosa kita dan kegagalan kita tetapi tidak lalu menjadi takut.