Ini Aku, Tuhan

Dari Gospel Translations Indonesian

(Perbedaan antarrevisi)
Langsung ke:navigasi, cari
(←Membuat halaman berisi '<p><span class="fck_mw_template">{{info|It's Me, O Lord}}</span> </p><p>Sehari setelah Yesus membersihkan bait Allah, Dia didatangi oleh Imam-Imam yang mempertanyakan oto...')
 
Baris 1: Baris 1:
-
<p><span class="fck_mw_template">{{info|It's Me, O Lord}}</span>
+
{{info|It’s Me, O Lord}}  
-
</p><p>Sehari setelah Yesus membersihkan bait Allah, Dia didatangi oleh Imam-Imam yang mempertanyakan otoritas-Nya ketika mengusir penukar uang dan pedagang. Untuk menjawab pertanyaan mereka, Yesus bertanya mengenai baptisan Yohanes, dari sorga atau dari manusia. Dengan membalas pertanyaan ini, Yesus tidak menghindari pertanyaan. Melainkan Dia membawa mereka menuju sisi Teologi Jika mereka menjawab dari surga, Dia akan mengatakan, lalu kenapa kamu tidak percaya? Jika mereka mengatakan dari manusia, mereka takut dimusuhi oleh banyak orang. Jadi mereka menjawab: “Kami tidak tahu” (ayat 23-27). Setelah menyudutkan kepala Imam dan tua-tua, Yesus tidak menyelesaikan persoalan, tetapi menceritakan perumpamaan tentang dua anak. Dia membongkar pembenaran diri mereka dan konsenkuensi tidak sungguh-sungguh bertobat. Awalnya anak yang pertama menolak untuk bekerja di kebun anggur ayahnya. Tetapi kemudian dian menyesal dan pulang. Anak yang kedua mengatakan akan pergi tetapi tidak jadi (ayt 28-30). Masing-masing dari kedua anak ini mewakili orang berdosa yang bertobat dan orang yang membenarkan diri yang berpikir bahwa mereka tidak butuh pertobatan.
+
 
-
</p><p>Yesus tidak mengatakan dengan lebih tegas atau langsung ketika Dia menyampaikan perumpamaan kepada pemimpin yang menentang Dia. Sengaja dipilih-Nya kelompok yang dibuang. Para Yahudi menganggap para pemungut cukai sebagai pengkhianat dan pemeras. Tentu saja pelacur juga dipandang setara sebagai yang mencoba untuk merusak moral dimana mereka dipandang pada hari ini. Dalam pemikiran pemimpin Yahudi, tidak ada kontras yang lebih besar dari mereka sendiri diantara pemungut cukai dan pelacur. Tetapi Yesus dengan tegas mengatakan kepada pemimpin agama: “Sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, pemungut cukai dan pelacur akan pergi ke Kerajaan Allah sebelum kamu” (ayt 31).
+
Sehari setelah Yesus membersihkan bait Allah, Dia didatangi oleh Imam-Imam yang mempertanyakan otoritas-Nya ketika mengusir penukar uang dan pedagang. Untuk menjawab pertanyaan mereka, Yesus bertanya mengenai baptisan Yohanes, dari sorga atau dari manusia. Dengan membalas pertanyaan ini, Yesus tidak menghindari pertanyaan. Melainkan Dia membawa mereka menuju sisi Teologi Jika mereka menjawab dari surga, Dia akan mengatakan, lalu kenapa kamu tidak percaya? Jika mereka mengatakan dari manusia, mereka takut dimusuhi oleh banyak orang. Jadi mereka menjawab: “Kami tidak tahu” (ayat 23-27).  
-
</p><p>Untuk menghargai perkataan Yesus yang radikal dan skandal ini, cobalah berpikir hal yang setara dengan dunia modern. Pertama-tama pergi ke gereja yang kaya, yang paling menonjol, duduk setiap Minggu dan dengarkan kothbah demi khotbah yang membahas tentang moral, dengan sengajanya dirancang untuk membuat mereka merasa nyaman tetang moral susila di luar mereka. Akhirnya mereka tidak dapat pengajaran apa pun mengenai dosa asal dan pertobatan yang mereka butuhkan dari Tuhan. Bahkan mereka tidak melihat bahwa diri mereka adalah orang yang berdosa. Lalu pergilah ke unit keamanan tertinggi di sistim penjara dan hadiri sebuah pelayanan kapel dimana Injil dengan jelas diberitakan. Pada baris depan terduduk seorang pembunuh, pemerkosa, penyiksa anak dan seseorang yang didakwa dengan perampokan bersenjata. Ketika berita salib terdengar, para tersangka ini duduk dengan berlinangkan air mata. Mereka memercayai perkataan lama dari penulis puritan tua yang mengatakan, “ Seluruh Injil tidak ada perkataan keras yang menentang orang lemah terhadap pembenaran diri”.
+
 
-
</p><p>Perbedaan diantara kedua kelompok ini tidak bisa lebih besar. Dari sudut pandang manusia, kelompok pertama dibentuk dari komunitas yang terhormat, sedangkan kelompok akan dipandang sebagai masyarakat yang dibuang. Tetapi dari sisi pandang Tuhan Yesus, ada perbedaan besar. Kelompok kedua masuk ke dalam Kerajaan Allah sedangkan yang pertama jika mereka meneruskan cara mereka, akhirnya akan masuk ke dalam kegelapan yang kekal Ini pesan Injil yang radikal. Ini membangkitkan masalah penting bagi. Kelompon mana yang menjadi bagian kita? Kebanyakan dari kita akan menjawab “tidak satu pun”. Kami tidak mau disamakan dengan pemimpin yang membenarkan diri, tetapi kami tidak nyaman melihat diri kami bersama-sama dengan pemimpin yang membenarkan diri, tetapi melihat pemeras dan pelacur juga tidak nyaman. Entah kami melihat diri kami sebagai pemimpin Yahudi yang merasa diri benar, yang tidak perlu bertobat, atau kami melihat diri kami sebagai orang yang berdosa bersama-sama dengan pembunuh dan pemerkosa yang membutuhkan Juruselamat. Seperti yang sering dikatakan, “salib berada di permukaan tanah.” Dengan kata lain, setiap orang berdosa yang telah sadar dan sungguh-sunnguh di dalam kondisi mereka akan melihat diri mereka haus akan Injil.
+
Setelah menyudutkan kepala Imam dan tua-tua, Yesus tidak menyelesaikan persoalan, tetapi menceritakan perumpamaan tentang dua anak. Dia membongkar pembenaran diri mereka dan konsenkuensi tidak sungguh-sungguh bertobat. Awalnya anak yang pertama menolak untuk bekerja di kebun anggur ayahnya. Tetapi kemudian dian menyesal dan pulang. Anak yang kedua mengatakan akan pergi tetapi tidak jadi (ayt 28-30). Masing-masing dari kedua anak ini mewakili orang berdosa yang bertobat dan orang yang membenarkan diri yang berpikir bahwa mereka tidak butuh pertobatan.  
-
</p><p>Kebenaran dari perumpamaan ini melampaui pekerjaan awal Injil yaitu regenerasi, pertobatan dan pembenaran. Harus disadari juga bahwa kita tidak pernah lari dari kebutuhan mendesak kita terhadap salib, karena ada kebenarannya, dimana kita sebagai orang yang berdosa berpatisipasi setiap hari dalam berpikir, berkata dan bertindak. Maka, jika kita jujur dengan diri kita sendiri dan Tuhan, kita terus merasakan rasa bersalah tidak pernaha ada habis-habisnya, bahkan sampai pada napas terakhir. Jadi kesadaran bahwa kit amembutuhkan pertobatan terus-menerus melalui hidup seperti tidak pernah selesai dalam hidup ini.
+
 
-
</p><p>Apa lagi yang harus kami lalui melampaui pertobatan sehari-hari seturut Injil. Selain merasa duka cita atas dosa-dosa kita, adaalah melihat Yesus yang membawa dosa di dalam tubuh-Nya diatas saib dan demi mengalami sukacita yang segar dari pengampunan dan penerimaan karena kecukupan dari seemua pekerjaan yang Dia genapi. Barulah kita menerima keuntungan dari pengajaran akan perumpamaan ini.
+
Yesus tidak mengatakan dengan lebih tegas atau langsung ketika Dia menyampaikan perumpamaan kepada pemimpin yang menentang Dia. Sengaja dipilih-Nya kelompok yang dibuang. Para Yahudi menganggap para pemungut cukai sebagai pengkhianat dan pemeras. Tentu saja pelacur juga dipandang setara sebagai yang mencoba untuk merusak moral dimana mereka dipandang pada hari ini. Dalam pemikiran pemimpin Yahudi, tidak ada kontras yang lebih besar dari mereka sendiri diantara pemungut cukai dan pelacur. Tetapi Yesus dengan tegas mengatakan kepada pemimpin agama: “Sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, pemungut cukai dan pelacur akan pergi ke Kerajaan Allah sebelum kamu” (ayt 31).  
-
</p>
+
 
 +
Untuk menghargai perkataan Yesus yang radikal dan skandal ini, cobalah berpikir hal yang setara dengan dunia modern. Pertama-tama pergi ke gereja yang kaya, yang paling menonjol, duduk setiap Minggu dan dengarkan kothbah demi khotbah yang membahas tentang moral, dengan sengajanya dirancang untuk membuat mereka merasa nyaman tetang moral susila di luar mereka. Akhirnya mereka tidak dapat pengajaran apa pun mengenai dosa asal dan pertobatan yang mereka butuhkan dari Tuhan. Bahkan mereka tidak melihat bahwa diri mereka adalah orang yang berdosa. Lalu pergilah ke unit keamanan tertinggi di sistim penjara dan hadiri sebuah pelayanan kapel dimana Injil dengan jelas diberitakan.  
 +
 
 +
Pada baris depan terduduk seorang pembunuh, pemerkosa, penyiksa anak dan seseorang yang didakwa dengan perampokan bersenjata. Ketika berita salib terdengar, para tersangka ini duduk dengan berlinangkan air mata. Mereka memercayai perkataan lama dari penulis puritan tua yang mengatakan, “ Seluruh Injil tidak ada perkataan keras yang menentang orang lemah terhadap pembenaran diri”.  
 +
 
 +
Perbedaan diantara kedua kelompok ini tidak bisa lebih besar. Dari sudut pandang manusia, kelompok pertama dibentuk dari komunitas yang terhormat, sedangkan kelompok akan dipandang sebagai masyarakat yang dibuang. Tetapi dari sisi pandang Tuhan Yesus, ada perbedaan besar. Kelompok kedua masuk ke dalam Kerajaan Allah sedangkan yang pertama jika mereka meneruskan cara mereka, akhirnya akan masuk ke dalam kegelapan yang kekal Ini pesan Injil yang radikal. Ini membangkitkan masalah penting bagi. Kelompon mana yang menjadi bagian kita? Kebanyakan dari kita akan menjawab “tidak satu pun”. Kami tidak mau disamakan dengan pemimpin yang membenarkan diri, tetapi kami tidak nyaman melihat diri kami bersama-sama dengan pemimpin yang membenarkan diri, tetapi melihat pemeras dan pelacur juga tidak nyaman. Entah kami melihat diri kami sebagai pemimpin Yahudi yang merasa diri benar, yang tidak perlu bertobat, atau kami melihat diri kami sebagai orang yang berdosa bersama-sama dengan pembunuh dan pemerkosa yang membutuhkan Juruselamat. Seperti yang sering dikatakan, “salib berada di permukaan tanah.” Dengan kata lain, setiap orang berdosa yang telah sadar dan sungguh-sunnguh di dalam kondisi mereka akan melihat diri mereka haus akan Injil.  
 +
 
 +
Kebenaran dari perumpamaan ini melampaui pekerjaan awal Injil yaitu regenerasi, pertobatan dan pembenaran. Harus disadari juga bahwa kita tidak pernah lari dari kebutuhan mendesak kita terhadap salib, karena ada kebenarannya, dimana kita sebagai orang yang berdosa berpatisipasi setiap hari dalam berpikir, berkata dan bertindak. Maka, jika kita jujur dengan diri kita sendiri dan Tuhan, kita terus merasakan rasa bersalah tidak pernaha ada habis-habisnya, bahkan sampai pada napas terakhir. Jadi kesadaran bahwa kit amembutuhkan pertobatan terus-menerus melalui hidup seperti tidak pernah selesai dalam hidup ini.  
 +
 
 +
Apa lagi yang harus kami lalui melampaui pertobatan sehari-hari seturut Injil. Selain merasa duka cita atas dosa-dosa kita, adaalah melihat Yesus yang membawa dosa di dalam tubuh-Nya diatas saib dan demi mengalami sukacita yang segar dari pengampunan dan penerimaan karena kecukupan dari seemua pekerjaan yang Dia genapi. Barulah kita menerima keuntungan dari pengajaran akan perumpamaan ini.

Revisi terkini pada 19:09, 23 April 2012

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Jerry Bridges
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Perumpamaan
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: It’s Me, O Lord

© Ligonier Ministries

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Jerry Bridges Mengenai Perumpamaan

Terjemahan oleh A. Tony Bennjamin

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


Sehari setelah Yesus membersihkan bait Allah, Dia didatangi oleh Imam-Imam yang mempertanyakan otoritas-Nya ketika mengusir penukar uang dan pedagang. Untuk menjawab pertanyaan mereka, Yesus bertanya mengenai baptisan Yohanes, dari sorga atau dari manusia. Dengan membalas pertanyaan ini, Yesus tidak menghindari pertanyaan. Melainkan Dia membawa mereka menuju sisi Teologi Jika mereka menjawab dari surga, Dia akan mengatakan, lalu kenapa kamu tidak percaya? Jika mereka mengatakan dari manusia, mereka takut dimusuhi oleh banyak orang. Jadi mereka menjawab: “Kami tidak tahu” (ayat 23-27).

Setelah menyudutkan kepala Imam dan tua-tua, Yesus tidak menyelesaikan persoalan, tetapi menceritakan perumpamaan tentang dua anak. Dia membongkar pembenaran diri mereka dan konsenkuensi tidak sungguh-sungguh bertobat. Awalnya anak yang pertama menolak untuk bekerja di kebun anggur ayahnya. Tetapi kemudian dian menyesal dan pulang. Anak yang kedua mengatakan akan pergi tetapi tidak jadi (ayt 28-30). Masing-masing dari kedua anak ini mewakili orang berdosa yang bertobat dan orang yang membenarkan diri yang berpikir bahwa mereka tidak butuh pertobatan.

Yesus tidak mengatakan dengan lebih tegas atau langsung ketika Dia menyampaikan perumpamaan kepada pemimpin yang menentang Dia. Sengaja dipilih-Nya kelompok yang dibuang. Para Yahudi menganggap para pemungut cukai sebagai pengkhianat dan pemeras. Tentu saja pelacur juga dipandang setara sebagai yang mencoba untuk merusak moral dimana mereka dipandang pada hari ini. Dalam pemikiran pemimpin Yahudi, tidak ada kontras yang lebih besar dari mereka sendiri diantara pemungut cukai dan pelacur. Tetapi Yesus dengan tegas mengatakan kepada pemimpin agama: “Sesungguhnya Aku mengatakan kepadamu, pemungut cukai dan pelacur akan pergi ke Kerajaan Allah sebelum kamu” (ayt 31).

Untuk menghargai perkataan Yesus yang radikal dan skandal ini, cobalah berpikir hal yang setara dengan dunia modern. Pertama-tama pergi ke gereja yang kaya, yang paling menonjol, duduk setiap Minggu dan dengarkan kothbah demi khotbah yang membahas tentang moral, dengan sengajanya dirancang untuk membuat mereka merasa nyaman tetang moral susila di luar mereka. Akhirnya mereka tidak dapat pengajaran apa pun mengenai dosa asal dan pertobatan yang mereka butuhkan dari Tuhan. Bahkan mereka tidak melihat bahwa diri mereka adalah orang yang berdosa. Lalu pergilah ke unit keamanan tertinggi di sistim penjara dan hadiri sebuah pelayanan kapel dimana Injil dengan jelas diberitakan.

Pada baris depan terduduk seorang pembunuh, pemerkosa, penyiksa anak dan seseorang yang didakwa dengan perampokan bersenjata. Ketika berita salib terdengar, para tersangka ini duduk dengan berlinangkan air mata. Mereka memercayai perkataan lama dari penulis puritan tua yang mengatakan, “ Seluruh Injil tidak ada perkataan keras yang menentang orang lemah terhadap pembenaran diri”.

Perbedaan diantara kedua kelompok ini tidak bisa lebih besar. Dari sudut pandang manusia, kelompok pertama dibentuk dari komunitas yang terhormat, sedangkan kelompok akan dipandang sebagai masyarakat yang dibuang. Tetapi dari sisi pandang Tuhan Yesus, ada perbedaan besar. Kelompok kedua masuk ke dalam Kerajaan Allah sedangkan yang pertama jika mereka meneruskan cara mereka, akhirnya akan masuk ke dalam kegelapan yang kekal Ini pesan Injil yang radikal. Ini membangkitkan masalah penting bagi. Kelompon mana yang menjadi bagian kita? Kebanyakan dari kita akan menjawab “tidak satu pun”. Kami tidak mau disamakan dengan pemimpin yang membenarkan diri, tetapi kami tidak nyaman melihat diri kami bersama-sama dengan pemimpin yang membenarkan diri, tetapi melihat pemeras dan pelacur juga tidak nyaman. Entah kami melihat diri kami sebagai pemimpin Yahudi yang merasa diri benar, yang tidak perlu bertobat, atau kami melihat diri kami sebagai orang yang berdosa bersama-sama dengan pembunuh dan pemerkosa yang membutuhkan Juruselamat. Seperti yang sering dikatakan, “salib berada di permukaan tanah.” Dengan kata lain, setiap orang berdosa yang telah sadar dan sungguh-sunnguh di dalam kondisi mereka akan melihat diri mereka haus akan Injil.

Kebenaran dari perumpamaan ini melampaui pekerjaan awal Injil yaitu regenerasi, pertobatan dan pembenaran. Harus disadari juga bahwa kita tidak pernah lari dari kebutuhan mendesak kita terhadap salib, karena ada kebenarannya, dimana kita sebagai orang yang berdosa berpatisipasi setiap hari dalam berpikir, berkata dan bertindak. Maka, jika kita jujur dengan diri kita sendiri dan Tuhan, kita terus merasakan rasa bersalah tidak pernaha ada habis-habisnya, bahkan sampai pada napas terakhir. Jadi kesadaran bahwa kit amembutuhkan pertobatan terus-menerus melalui hidup seperti tidak pernah selesai dalam hidup ini.

Apa lagi yang harus kami lalui melampaui pertobatan sehari-hari seturut Injil. Selain merasa duka cita atas dosa-dosa kita, adaalah melihat Yesus yang membawa dosa di dalam tubuh-Nya diatas saib dan demi mengalami sukacita yang segar dari pengampunan dan penerimaan karena kecukupan dari seemua pekerjaan yang Dia genapi. Barulah kita menerima keuntungan dari pengajaran akan perumpamaan ini.