Apakah kita benar-benar harus memikirkan tentang surga?

Dari Gospel Translations Indonesian

Revisi per 04:06, 19 November 2010; Kathyyee (Bicara | kontrib)
(beda) ←Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya→ (beda)
Langsung ke:navigasi, cari

Yang Berhubungan Dengan Sumber Daya
Lagi Oleh Randy Alcorn
Indeks Pengarang
Lagi Mengenai Surga dan Neraka
Indeks Topik
Tentang terjemahan ini
English: Are we really supposed to think about heaven?

© Eternal Perspective Ministries

Bagikan ini
Misi Kami
Terjemahan ini diterbitkan oleh Injil Terjemahan, sebuah pelayanan yang ada untuk membuat buku-buku dan artikel injil-tengah yang tersedia secara gratis untuk setiap bangsa dan bahasa.

Pelajari lebih lanjut (English).
Bagaimana Anda Dapat Membantu
Jika Anda mampu berbahasa Inggris dengan baik, Anda dapat membantu kami sebagai penerjemah secara sukarela.

Pelajari lebih lanjut (English).

Oleh Randy Alcorn Mengenai Surga dan Neraka

Terjemahan oleh Verawaty Pakpahan

Review Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).


Apakah kita benar-benar harus memikirkan tentang surga?

Ketika Yesus berkata kepada kita, "Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu...Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada" (Yohanes 14:2-3), ia berbicara sebagai seorang mempelai pria kepada calon mempelai wanitanya. Ini merupakan kata-kata cinta dan asmara. Bagaimana seorang mempelai wanita yang mencintai calon suaminya akan menganggapi kata-kata itu? Ia akan senang. Tak satu hari pun berlalu, tak satu jam pun, di mana mempelai wanita itu tidak akan menanti untuk bersama dengan kekasihnya di tempat yang ia siapkan untuknya untuk hidup bersamanya selamanya.

Seperti impian seorang mempelai wanita untuk berbagi rumah dengan mempelai prianya, kecintaan kita akan surga harus meluap dan menular, sama seperti cinta kita kepada Allah. Kerinduan kita akan Allah dan kerinduan kita akan surga tidak seharusnya tidak dapat dipisahkan. Semakin saya mempelajari tentang Allah, semakin saya bersemangat tentang surga. Semakin saya mempelajari tentang surga, semakin saya bersemangat tentang Allah.

Bagaimana tentang ungkapan, "ia sangat berpikiran surgawi sehingga ia tidak memikirkan kebaikan duniawi"? Mustahil—mereka yang benar-benar memikirkan surga paling memikirkan kebaikan surgawi dan duniawi. Alkitab memerintahkan kita, "Carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah;pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kolose 3:1-2) Jika pikiran saya tidak pada surga, saya tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan di bumi.