Hari Kebangkitan 2.0
Dari Gospel Translations Indonesian
Oleh Nancy Guthrie Mengenai Kebangkitan Kristus
Terjemahan oleh Melisa Harianto
Hari Minggu kita merayakan Hari Kebangkitan yang menggembirakan dengan diiringi musik yang penuh nada kemenangan, kemuliaan dan perayaan kepercayaan yang gemilang bahwa "Ia sungguh-sungguh sudah bangkit!"
Tetapi ketika kita berpikir mengenai hari kebangkitan pertama, kita akan menyadari bahwa pengalaman kita adalah jauh berbeda dari apa yang dialami oleh pengikut-pengikut pertama Yesus. Catatan Lukas tentang didapatinya kubur yang kosong segera diikuti, bukan oleh perayaan yang menyenangkan, melainkan oleh percakapan yang penuh kesedihan:
Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.(Lukas 24:13-14)
Setelah menyaksikan apa yang terjadi pada Yesus di Yerusalem mereka bingung dan sedih dan kecewa karena Orang yang mereka pikir datang untuk menyelamatkan mereka telah dipermalukan dan disalibkan, dan dalam perkiraan mereka, telah dikalahkan oleh kekuatan politik dan agama. "Padahal kami dahulu mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel," mereka berkata kepada seorang asing yang berbicara dengan mereka (Lukas 24:21) dan tidak menyadari bahwa orang asing itu adalah Yesus. Mereka telah mendengar Yesus mengajar dan melihat mujizat yang dilakukan-Nya dan mereka telah percaya kepada-Nya. Dan sekarang, mereka tidak tahu apa yang harus mereka pikir. Orang yang mereka pikir akan menyelamatkan mereka tampaknya tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Lambat untuk Belajar
Ketika kita membaca tentang bagaimana Yesus menanggapi murid-murid-Nya, kita mungkin melihat adanya sedikit perasaan frustrasi, yaitu semacam perasaan frustrasi yang ada pada orang tua terhadap anaknya yang telah berkali-kali dinasihati mengenai suatu hal tetapi si anak tidak pernah benar-benar mendengarkan:
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" (Lukas 24:25-26)
Kepada para pengikut yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai anak yang mempelajari Taurat langsung di bawah Sang Rabi dan bertahun-tahun mendengarkan gulungan kitab suci dibuka dan dibacakan di tempat ibadah, Yesus berkata bahwa jika mereka sungguh-sungguh mendengarkan apa yang ditulis para nabi, dan jika mereka tidak hanya mendengarkan tetapi memeriksanya, memprosesnya dan benar-benar mempercayainya, mereka akan mengerti bahwa orang yang Tuhan janjikan akan diutus-Nya akan menyelamatkan mereka dari penderitaan, karena kebenaran terjalin dengan keseluruhan Perjanjian Lama.
Identitas Yesus Dikonfirmasi
Yesus berkata bahwa mereka seharusnya mengerti bahwa penyalibanNya meniadakan identitasNya sebagai Mesiah tetapi mengkonfirmasikannya, karena kematian Mesiah telah diperkirakan dan digambarkan dan dipolakan melalui Perjanjian Lama. Pada kenyataannya, setiap bagian dari Perjanjian Lama mengantisipasi penderitaan dan kemuliaan Kristus dengan caranya sendiri.
Janji paling pertama di Perjanjian Lama adalah "keturunan" atau keturunan Hawa, menunjuk langsung pada penderitaanNa. Tuhan berkata bahwa Iblis akan "mememarkan lututnya". Jadi dari pertama sekali Penyelamat telah dijanjikan di Perjanjian Lama, itu jelas dijanjikan bahwa Dia akan menderita, tetapi akan bangkit dari penderitaan sebagai kemenangan, mengakhiri yang jahat dan penderitaan.
Mungkin janji ini mengenai dimulainya Yesus ketika " dimulai dengan Musa dan semua nabi, ia ditafsirkan oleh mereka di semua Alkitab (Lukas 24:27). Mungkin dilanjutkan di Kejadian 22 Abraham bersiap untuk menyembahkan Ishak, membantu mereka melihat bagaimana gambaran pengorbanan seorang Bapak yang mengorbankan anak terkasihNya. Mungkin ia menunjuk pada Yusuf dan melacak penderitaannya yang makin dalam di perbudakan dan penjara sama seperti kemuliaannya hingga kekuatannya dan menunjukkannya kepada mereka bagaimana Yusuf, yang menjadi penyelamat bagi seluruh dunia melalui penderitaan dan penghinaan yang menyatakan pola bagaimana dia akan menjadi penyelamat dunia. Mungkin Yesus bekerja dengan caraNya sendiri melalui Keluaran, menunjukkan kematian domba Paskah, melalui imamat dan sistem pengorbanannya, melalui tulisan Daud yang menggambarkan penderitaannya dan kemuliaannya dalam bahasa yang dipanjangkan melebihi pengalamannya sendiri untuk turunannya yang lebih besar. Suatu urutan yang jelas.
Itu ada di situ untuk mereka gunakan. Penderitaan mendahului kemuliaan, penghinaan datang sebelum peninggian. Penderitaan di salib dan di kubur memberi jalan kepada kemuliaan kebangkitan ! Dan untuk semua pengikut, kebodohan memberi jalan untuk percaya. Kebingungan dihancurkan menjadi pengertian. Hati yang patah menjadi hati yang bersemangat. Penderitaan menjadi kegembiraan.
Hari ini Hari Kebangkitan kita jauh berbeda dengan apa yang dialami para pengikut di jalan Emmaus dan mereka yang bersembunyi di balik pintu terkunci di Yerusalem. Kita tidak hanya mempunyai seluruh Perjanjian Lama yang mempersiapkan kita untuk mengerti penderitaan dan kemuliaan Yesus, tetapi juga seluruh Perjanjian Baru yang memperluas pemahaman kita. Keseluruhan Alkitab mengundang kita untuk berbagi dalam penderitaan sebagaimana dalam kemuliaan Penyelamat kita meskipun menanamkan didalam kita kepercayaan yang kuat bahwa penderitaan kita suatu hari akan membuka jalan bagi kemenangan yang luar biasa.