Klub Kristen
Dari Gospel Translations Indonesian
(←Membuat halaman berisi '{{info|The Christian Club}}<br> Banyak gereja di Amerika sedang berantakan. Secara teologis mereka acuh tak acuh, bingung, bahkan sangat salah. Secara liturgis mereka ad...')
Revisi terkini pada 11:31, 12 September 2022
Oleh W. Robert Godfrey
Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan
Bagian dari seri Tabletalk
Terjemahan oleh Paulin Keren Gloria
Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).
Banyak gereja di Amerika sedang berantakan. Secara teologis mereka acuh tak acuh, bingung, bahkan sangat salah. Secara liturgis mereka adalah tawanan mode yang dangkal. Secara moral mereka menjalani kehidupan yang tidak dapat dibedakan dari dunia. Seringkali mereka memiliki banyak jemaat, uang, dan aktivitas. Namun apakah mereka benar-benar gereja, atau apakah mereka berubah menjadi klub yang istimewa?
Apa yang salah? Inti dari kekacauan ini adalah fenomena sederhana: gereja-gereja tampaknya telah kehilangan kasih dan kepercayaan akan Firman Tuhan. Mereka masih membawa Alkitab dan menyatakan otoritas Firman itu. Mereka masih menyampaikan khotbah yang berdasarkan ayat-ayat Alkitab dan masih memiliki kelas pelajaran Alkitab. Namun tidak banyak isi Alkitab yang benar-benar dibaca dalam pelayanan mereka. Khotbah dan pelajaran mereka biasanya bukan menyelidiki Alkitab untuk mengetahui apa yang dianggap penting bagi umat Allah. Mereka makin memperlakukan Alkitab sebagai ilham puitis, psikologi populer, dan nasihat untuk menolong diri sendiri. Jemaat di gereja di mana Alkitab diabaikan atau disalahgunakan berada dalam bahaya yang paling besar. Gereja-gereja yang menyimpang dari Firman akan segera mengetahui bahwa Allah telah meninggalkan mereka.
Solusi apa yang diajarkan Alkitab untuk situasi yang menyedihkan ini? Jawaban singkat namun mendalam diberikan oleh Paulus dalam Kolose 3:16: “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” Kita membutuhkan Firman untuk berdiam di dalam kita dengan limpah sehingga kita akan mengetahui kebenaran yang menurut Tuhan paling penting dan agar kita mengetahui tujuan dan prioritas-Nya. Jangan terlalu memikirkan kebutuhan yang kita rasakan, namun pikirkan lebih banyak lagi tentang kebutuhan nyata dari orang-orang berdosa yang terhilang seperti yang diajarkan dalam Alkitab.
Paulus tidak hanya memanggil kita di sini untuk memiliki Firman yang tinggal di dalam kita dengan limpah, tetapi menunjukkan kepada kita seperti apa pengalaman yang kaya akan Firman itu. Dia menunjukkan itu kepada kita dalam tiga poin. (Bagaimanapun, Paulus adalah seorang pengkhotbah.)
Pertama, dia memanggil kita untuk dididik oleh Firman, yang akan membawa kita kepada hikmat yang semakin berlimpah dengan “saling mengajar dan menegur.” Paulus mengingatkan kita bahwa Firman harus diajarkan dan diterapkan kepada kita sebagai bagian darinya yang tinggal dengan kaya di dalam kita. Gereja harus mendorong dan memfasilitasi pengajaran seperti itu baik dalam khotbah, pelajaran Alkitab, buku-buku, atau diskusi. Kita harus bertumbuh dalam Firman.
Namun, bukan hanya sekadar informasi yang harus kita kumpulkan dari Firman itu. Kita harus bertumbuh dalam pengetahuan akan kehendak Tuhan bagi kita: “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,” (Kol 1:9). Mengetahui kehendak Tuhan akan membuat kita bijaksana dan dalam kebijaksanaan itu kita akan diperbarui menurut gambar Pencipta kita, gambar diri kita yang begitu rusak oleh dosa: “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kol 3:10).”
Kebijaksanaan ini juga akan menyusun kembali prioritas dan tujuan kita, dari yang duniawi kepada yang surgawi: “oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil,” (Kol 1:5). Ketika Firman itu berdiam di dalam kita dengan limpah, kita dapat yakin bahwa kita mengetahui kehendak Allah sepenuhnya: “Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu,” (Kol 1 :25). Dari Alkitab kita mengetahui semua yang kita butuhkan untuk keselamatan dan kesalehan.
Kedua, Paulus meminta kita untuk mengungkapkan Firman dari hati yang selalu diperbarui dalam “nyanyian” kita. Menariknya, Paulus menghubungkan Firman yang tinggal di dalam kita secara kaya dengan nyanyian. Dia mengingatkan kita bahwa bernyanyi adalah sarana yang sangat berharga untuk menempatkan kebenaran Tuhan jauh di dalam pikiran dan hati kita. Saya telah mengenal orang-orang Kristen lanjut usia dengan penyakit Alzheimer yang masih dapat menyanyikan lagu-lagu pujian bagi Tuhan. Bernyanyi juga membantu menghubungkan kebenaran dengan emosi kita. Ini membantu kita mengalami dorongan dan kepastian iman kita: “supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” (Kol 2:2–3).
Pentingnya bernyanyi tentunya membuat isi lagu yang kita nyanyikan menjadi vital. Jika kita menyanyikan lagu-lagu yang dangkal dan berulang-ulang, kita tidak akan menyimpan banyak Firman Tuhan di dalam hati kita. Namun jika kita menyanyikan Firman itu sendiri dalam kepenuhan dan kekayaannya, kita benar-benar akan membuat diri kita kaya akan FirmanNya. Kita perlu ingat bahwa Tuhan telah memberi kita sebuah buku nyanyian, Mazmur, untuk membantu kita dalam bernyanyi.
Ketiga, Paulus memanggil kita untuk mengingat pengaruh Firman yang menjadikan kita umat yang selalu siap untuk mengucap syukur. Tiga kali dalam Kolose 3:15–17 Paulus mengajak kita untuk bersyukur. Ketika Firman Kristus berdiam di dalam kita dengan kaya, kita akan dituntun pada kehidupan yang penuh syukur. Saat kita mempelajari dan merenungkan semua yang telah Tuhan lakukan bagi kita dalam penciptaan, pemeliharaan, dan penebusan, kita akan dipenuhi dengan ucapan syukur. Saat kita mengingat janji pengampunan, pembaruan, pemeliharaan, dan kemuliaan-Nya, kita akan hidup sebagai orang yang benar-benar bersyukur.
Kita membutuhkan sabda Kristus untuk berdiam di dalam kita dengan limpah hari ini lebih dari sebelumnya. Kemudian gereja-gereja dapat melarikan diri dari kekacauan dan menjadi tubuh Kristus yang bercahaya seperti yang Allah maksudkan.