5 Tanda Kamu Memuliakan Diri
Dari Gospel Translations Indonesian
(←Membuat halaman berisi '{{info|5 Signs You Glorify Self}}<br> Penting untuk mengenali jika ada sikap memuliakan diri dalam dirimu dan dalam pelayananmu. Semoga Tuhan memakai daftar di bawah ini...')
Revisi terkini pada 19:05, 20 Maret 2020
Oleh Paul Tripp Mengenai Penggembalaan
Terjemahan oleh Susy Chindrawaty
Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).
Penting untuk mengenali jika ada sikap memuliakan diri dalam dirimu dan dalam pelayananmu. Semoga Tuhan memakai daftar di bawah ini untuk berikan hikmat untuk memeriksa diri. Dengan daftar ini, Tuhan bongkar hatimu dan beri arah baru kepada pelayananmu.
Kemuliaan diri akan menyebabkan kamu:
Daftar isi |
1.Memamerkan di depan umum apa yang seharusnya adalah hal pribadi.
Kaum farisi adalah contohnya. Karena merasa betapa mulia hidupnya maka mereka suka memamerkan kemuliaannya. Jika kau merasa diri hebat, kau akan melihat dirimu tidak butuh kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan itu dan kamu akan cenderung menonjolkan diri dan memuji diri sendiri. Karena yang utama adalah kemuliaan diri, kamu akan berusaha mendapatkan kemuliaan yang lebih lagi bahkan tanpa kamu sadari. Kamu cenderung menceritakan kisah yang menonjolkan kehebatanmu. Kamu akan berusaha di depan orang berbicara tentang tindakan iman yang kau lakukan. Karena kau pikir kau layak dapat pujian, kau akan mencari pujian dari orang lain dengan berbagai cara supaya mereka melihatmu sebagai orang yang beriman.
Saya tahu banyak pendeta yang baca ini akan berpikir mereka tidak mungkin lakukan itu. Namun saya percaya banyak pelayanan pastoral yang demikian. Inilah sebabnya aku sering merasa tidak nyaman saat menghadiri konferensi pendeta, rapat presbiteri, pertemuan majelis, dll. Setelah selesai acara, sekumpulan pendeta ini akan seperti ikut kontes siapa yang terhebat, berusaha tutupi apa yang sebenarnya terjadi di dalam hati dan pelayanan mereka. Setelah selesai memuji kemuliaan karunia injil, mereka mulai menonjolkan diri lebih dari yang sepantasnya.
2. Terlalu merasa diri penting
Kita semua tahu, pernah alami, pernah rasa tidak nyaman di situasi demikian, dan pernah lakukannya. Orang sombong suka menceritakan tentang dirinya. Mereka lebih pentingkan pendapatnya daripada pendapat orang lain. Mereka merasa ceritanya lebih menarik dan menyenangkan. Mereka pikir lebih tahu dan lebih mengerti. Juga mereka merasa harus di dengarkan/ di perhatikan. Mereka banyak menceritakan apa saja yang dia tahu dan apa yang sudah dia lakukan. Orang sombong tidak menunjukkan kelemahannya. Juga tidak bicara tentang kegagalan. Tidak mungkin mengaku dosanya. Mereka ahli mengarahkan perhatian ke dirinya daripada mengarahkan cerita dan opini mereka kepada kemuliaan Tuhan dan kasih karuniaNya yang sama sekali tidak layak kita terima.
3. Berbicara saat seharusnya diam
Ketika merasa diri hebat, kamu akan merasa bangga dan penuh keyakinan akan opinimu. Kamu percaya opinimu yang terbaik sehingga tidak tertarik mendengar opini orang lain. Kamu ingin pemikiranmu, perspektifmu dan pandanganmu yang menang dalam setiap percakapan atau rapat. Artinya dalam pertemuan, kamu merasa lebih nyaman saat kamu mendominasi percakapan. Kamu tidak bisa menerima “dalam banyak penasehat ada kebijaksanaan”. Kamu akan gagal melihat esensi pelayanan dalam tubuh Kristus di hidupmu. Kamu tidak sadar bahwa kamu buta rohani dan tidak obyektif. Akibatnya kamu hadir ke suatu rapat bukan dengan tujuan mencari kerjasama dengan orang lain tapi yang terjadi adalah kamu terlalu menguasai pembicaraan.
4. Diam disaat seharusnya bicara
Memuliakan diri bisa juga terjadi sebaliknya. Pemimpin yang terlalu percaya diri melihat rapat sebagai buang waktu saja, mereka tidak sadar bahwa kesanggupannya karena kasih karuniaNya. Karena merasa mampu lakukan sendiri semuanya maka mereka melihat rapat sebagai suatu kegiatan yang menjengkelkan dan menganggu jadwal pelayanan yang sudah sangat padat. Karena itu sikap mereka bisa acuh tak acuh di rapat itu atau bisa juga hadir di rapat tapi berusaha agar rapatnya secepatnya diselesaikan. Mereka tidak akan membeberkan pemikirannya untuk di bicarakan bersama karena sejujurnya mereka tidak merasa perlu masukan dari orang lain. Dan saat usulan mereka di perdebatkan, mereka akan diam saja, tidak mau ikut berdebat karena merasa tidak ada yang perlu di perdebatkan, usulan mereka sudah sempurna. Memuliakan diri dapat membuat orang berbicara terlalu banyak saat seharusnya kamu mendengar atau merasa tidak perlu berbicara saat seharusnya kamu bicara.
5. Terlalu perduli apa kata orang tentang dirimu
Saat kamu kira kamu adalah “sesuatu”, kamu mau orang melihat “sesuatu” itu. Sekali lagi, contohnya adalah orang farisi. Kaum farisi: karena melihat diri mulia menghasilkan sikap yang selalu mau mencari kemuliaan. Orang yang merasa hebat menjadi orang yang terlalu fokus apa pendapat orang tentang dia. Karena kau terlalu perhatikan reaksi orang terhadapmu, kau mungkin bahkan tidak menyadari sikapmu yang selalu mau di pandang orang dan mendapat pujian.
Sayangnya kita sering melayani injil Yesus Kristus untuk kemuliaan diri sendiri bukan untuk kemuliaan Kristus atau untuk keselamatan jemaat di bawah pimpinan kita. Saya pernah lakukan ini. Sewaktu siapkan khotbah, ada saatnya saya sempat memikirkan bagaimana dapat membuat orang tertentu memandang saya hebat dan saya juga perhatikan reaksi orang tertentu sewaktu sedang khotbah. Pada saat seperti itu, saat khotbah dan persiapannya, saya mengabaikan panggilanku sebagai duta kemuliaan kekal menggantinya dengan kemuliaan sementara yaitu pujian dari manusia.
Minggu depan, kita akan bahas tambahan lima tanda kamu memuliakan diri dan bagaimana itu mempengaruhi pelayananmu.