Tugas Yang Di Lakukan Dengan Sukacita
Dari Gospel Translations Indonesian
(←Membuat halaman berisi '<span class="fck_mw_template">{{info|The Joyful Duty of Man}}</span><p><blockquote><strong>1 Korintus 10:31 </strong></blockquote></p> <p><blockquote><strong>Jika engkau ...')
Revisi selanjutnya →
Revisi per 01:57, 17 Februari 2020
Oleh John Piper
Mengenai Injil
Bagian dari seri Pencarian Sukacita
Terjemahan oleh Susy Chindrawaty
Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).
1 Korintus 10:31
Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan
Dua minggu lalu kita mulai seri pengajaran yg menjelaskan dasar alkitabiah dari pamflet baru kita yang berjudul “mencari sukacita”. Alasan kita menyusun pamflet ini karena injil adalah kabar yang amat sangat baik. Sangat baik mengenal injil dan sangat baik percaya akan injil. Injil di tujukan untuk semua orang. Di sadari atau tidak semua orang butuh injil. Jika kamu peduli pasti kamu ingin menceritakan kabar baik ini kepada orang lain.
Tindakan Spontan Timbul dari Pengertian yang Dalam
Harapan kami adalah supaya pamflet dan kotbah ini akan berikan pemahaman teguh akan kebenaran biblikal dan memudahkan kamu menjelaskannya kepada orang lain. Tentu saja ini bukan satu- satunya cara membagikan injil. Kebenaran Tuhan harus di nyatakan lebih jelas kepada orang lain lewat tindakan dan perkataan yang di landasi oleh kasih dalam berbagai kesempatan yang kita temui. Namun kita belajar bahwa tindakan spontan yang di lakukan dengan penuh keyakinan timbul dari pengertian yang teguh dan berakar dalam.
Pelukis yang paling kreatif adalah pelukis yang sudah bekerja dengan susah payah menguasai bagaimana cara menggambar dagu dan hidung dan telinga. Jika hal dasar sudah menjadi kebiasaan maka kreatifitas mulai berkembang. Demikian juga yang harus kita lakukan jika mau memberitakan injil. Kita bukan minta kalian meniru persis sama apa yang ada di pamflet ini. Yang kita mau adalah supaya kalian punya pengertian yang mendalam. Kami mau dasar penginjilan sudah mendarah daging dalam hidupmu. Dan kami mau kalian beritakan injil dalam kasih – dan jika pamflet ini berguna dalam pemberitaanmu, silakan di pakai.
Jika kalian buka pamfletnya, ada 6 kebenaran biblikal yang di cetak tebal. Di bawah setiap kebenaran ada kutipan ayat alkitab dan penjelasannya. Membaca kebenaran sesuai urutannya karena harus mengerti urutan nomor 1 untuk bisa mengerti nomor 2 dan demikian seterusnya.
Dua minggu lalu kita fokus belajar kebenaran #1, “Tuhan ciptakan kita untuk kemuliaanNya,” berdasarkan Yesaya 43:7. Dengan kata lain, penjelasan dari injil adalah bahwa manusia perlu tahu tentang kuasa Tuhan ( Dialah Sang Pencipta), tentang kebesaran Tuhan ( Dia Mulia, Menakjubkan, Mengagumkan, sempurna dalam segala hal), dan tentang tujuan Tuhan ( maksud tujuanNya adalah menjadikan kemuliaanNya di ketahui dan di puji). Jadi kita mulai dengan mengatakan, “Tuhan ciptakan kita untuk kemuliaanNya”.
Mengapa Penting Kita Mulai Dengan Kemuliaan Tuhan
Saya berikan ringkasannya mengapa penting untuk kita mulai dengan kemuliaan Tuhan
1. Sentralitas Tuhan
Tuhan adalah pusat dari segala sesuatu di alam semesta ini. Firman katakan “segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama- lamanya (Roma 11:36). Juga dikatakan “ yang bagiNya dan olehNya segala sesuatu dijadikan (ibrani 2:10). Manusia bukanlah pusat dari segalanya. Tuhanlah pusat segalanya. Jika tidak ada alkitab yang menjadi dasar maka berita injil akan di bengkokkan untuk di sesuaikan dg natur manusia yang berpusat pada diri.
2. Roma 3:23
Minggu depan saat kita bahas poin ketiga, Roma 3:23 akan susah di mengerti jika kita tidak mulai dulu dengan apa tujuan Tuhan di permuliakan. Roma 3:23 katakan semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Apa arti kehilangan kemuliaan dan mengapa itu menjadi masalah kecuali kamu bisa tunjukkan bahwa Tuhan ciptakan kita untuk memuliakan Dia dan kita telah gagal penuhi maksud penciptaan kita. Dengan kata lain, esensi dosa tidak bisa di mengerti kecuali di mulai dengan pemahaman akan Tuhan dan kemuliaanNya. Inilah sebabnya kenapa orang tidak lagi bertobat seperti dulu. Dosa di lihat sebagai sesuatu yang bikin orang menderita bukan sebagai sesuatu yang melanggar kemuliaan Allah. Pandangan kita terhadap dosa lebih ke aspek psikologis daripada teologis (minggu depan bahas ini lebih dalam). Untuk paham apakah dosa itu, kita harus mulai dengan Tuhan dan rencana agungNya.
3. Kebenaran Tuhan menjadikan diriNya sebagai pusat segalanya
Penting kita tunjukkan bahwa Tuhan benar ketika Dia jadikan diriNya sebagai pusat segala sesuatu. Banyak orang mau saja akui ada Tuhan asalkan Tuhan jadikan manusia sebagai makhluk paling berharga di dunia ini. Namun penting di sampaikan bahwa Tuhan adalah Yang Paling Berharga di seluruh alam semesta. Manusia bukan yang terutama. Dan karena Tuhan amat sangat berharga di seantero jagat raya ini, sudah sepantasnya jika Dia jujur sampaikan kebenaran ini dan juga bahwa Dia mau kita mengasihi dan menyembahNya.
Kadang ada yang bertanya mengapa benar bagi Allah mencari kemuliaan bagi diriNya? Tapi salah jika kita yang cari kemuliaan diri sendiri? Kita di bilang sombong tapi Tuhan di bilang benar. Jawabannya adalah kebenaran Tuhan dan kebenaran kita adalah sama persis. Tuhan benar saat Dia menyembah Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan. Dan kita benar menyembah Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan. Kita lihat tidak ada yang inkonsisten.
Kebenaran artinya beri respon yang benar kepada Yang Maha Mulia dan Sempurna. Yaitu Tuhan. Supaya kita benar kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa dan pikiran dan kekuatan. Bagi Tuhan untuk benar, Dia juga harus mengasihi DIRINYA SENDIRI dengan seluruh hatiNya dan jiwaNYA dan pikiranNya dan kekuatanNya. Jika tidak lakukan itu Dia jadikan dirinya penyembah berhala. Dia menyembah sesuatu yang tidak Maha Tinggi.
Minggu depan kita lihat apa akar permasalahannya mengapa natur manusia tidak mau Tuhan menjadi Tuhan. Manusia mau dirinya yang jadi Tuhan. Buktinya adalah betapa jarang ada visi Tuhan yang biblikal yaitu yang berpusat kepada Tuhan tapi betapa luas penyebaran visi Tuhan yang tidak biblikal yaitu visi yang berpusat kepada manusia. Jadi saya ulangi, penting kita paparkan bahwa Tuhan ciptakan kita untuk kemuliaanNya dan ini adalah hal yang pantas dan benar Dia lakukan.
4. Tujuan kita ada di dunia ini
Sangat membantu kita mulai dengan pertanyaan apa tujuan penciptaan, dengan demikian kita tahu mengapa kita ada di dunia ini. Logikanya jika kamu tahu untuk apa barang itu di buat maka kamu akan dapatkan manfaat yang lebih dari barang itu. Prinsip ini juga berlaku untuk hidupmu. Jika kamu tahu mesin pemotong rumput di buat untuk memotong rumput bukan untuk jadi kipas angin, hidupmu akan lebih berbahagia. Ini membawa kita kepada kebenaran #2
Semua Manusia Harus Hidup Untuk Kemuliaan Tuhan
Tentu saja kebenaran #1 dan #2 sangat dekat kaitannya. Tapi tidak sama. Kebenaran #1 mulai dengan Tuhan dan menjelaskan tentang desain agungNya dalam menciptakan kita. Kebenaran 2 berpindah dari desain Tuhan kepada tugas kita. Mari baca penjelasannya.
Membandingkan firman dan akal
Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah ( 1 korintus 10:31).
Jika Tuhan ciptakan kita untuk kemuliaanNya, tentu saja kita seharusnya hidup untuk kemuliaanNya. Tugas kita merujuk pada desain penciptaanNya. Apa artinya memuliakan Tuhan? Artinya kita mengasihi Dia ( Matius 22:37 ), mempercayaiNya ( Roma 4:20 ), bersyukur kpdNya ( Mazmur 50:23), dan taat kepadaNya ( Matius 5:16). Sampai sini anda bisa menawarkan ayat alkitab (ayatnya tercantum) atau ajukan nalar, tergantung yang mana yang bisa di terima orang itu.
Bagaimana jika orang itu menolak kebenaran #1?
Jangan kecil hati dan sebabkan kamu berhenti karena seseorang menolak kebenaran yang kau sampaikan. Jangan pernah berpikir bahwa satu- satunya cara seseorang bisa di yakinkan akan kebenaran hanya dengan menjelaskan dengan logika dari poin satu ke poin berikutnya. Bukan begitu cara kerja pikiran manusia pada umumnya.
Misalkan setelah kamu bagikan kebenaran #1 orang itu bilang: saya tidak percaya. Saya tidak percaya ada Tuhan. Dan kemudian teori evolusi mementahkan semua berita tentang tujuan dan desain Allah. Apa yang harus kamu lakukan? Apakah menyerah saja karena kebenaran yang pertama saja dia tidak bisa terima?
TIDAK! Ini yang harus kau katakan: “Baik, saya mengerti kau tidak setuju dengan kebenaran ini. Tapi bolehkah saya berikan anda gambaran besarnya baru kamu dapat menilainya apakah masuk akal atau tidak?” Kemudian kamu segera lanjut ke kebenaran #2 dan #3 dan berikutnya.
Mengapa harus begitu? Karena umumnya orang bisa terima suatu ide bukan karena dia secara berurutan dan satu persatu menguji kebenarannya dengan logika. Umumnya kita mengerti atau menerima suatu pengertian atau seseorang karena adanya info yang menyeluruh atau ada suatu bagian yang beri pencerahan. Pencerahan yang bawa kita ke pemahaman yang lebih. Atau cocok dengan apa yang sudah kita ketahui. Atau beri jawaban atas apa yang selama ini menjadi pertanyaan kita.
Dengan kata lain, jika kamu dapat masukkan semua ke enam kebenaran itu dalam pikiran orang itu, ada kemungkinan dari kelima kebenaran itu ada sesuatu yang berbicara kuat di pikirannya yang membuat dia mempertimbangkan kembali penolakannya akan kebenaran #1. Atau mungkin di kemudian hari, saat alami pencobaan yang berat, pikirannya akan terbuka untuk menerima kebenaran tersebut. Jika kamu sudah berikan semua gambaran menyeluruh, Roh Kudus bisa memakai itu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sebaiknya kamu berikan mereka salinan apa yang sudah kau sampaikan. Jangan punya pikiran bahwa sia- sia pemberitaanmu. Percayalah firman yang keluar tidak akan kembali dengan sia- sia.
Kemudian lanjut jelaskan kebenaran #2. Begini caranya
Perintah Tuhan untuk memuliakanNya dan kasihNya
Kebenaran #1 mengatakan Tuhan ciptakan kita untuk mencerminkan atau merefleksikan atau manifestasikan kemuliaanNya. Kita seharusnya seperti cermin yang terpoles bersih yang merefleksikan kebenaran Tuhan kepada dunia. Atau seperti prisma yang menerima sinar kebesaran Tuhan dan memecahnya jadi berbagai warna untuk di lihat oleh dunia ini melalui tindakan dan perkataan kita ( Efesus 3:10 ; Matius 5:6 ).
Jadi inilah yang harus kita lakukan, setiap pria dan wanita dan anak- anak harus dedikasikan hidupnya untuk cerminkan kemuliaan Tuhan. Untuk itulah kita hidup. Itulah tugas kita. Atau bisa di bilang, inilah hukum Tuhan.
Tapi untuk beberapa orang - kebanyakan orang, kata “tugas” dan “hukum” bukan kata yang menyenangkan. Kata- kata itu cenderung konotasi menindas dan membebani. Kesannya bukan Tuhan yang pengasih. Bukan Tuhan yang memikirkan kepentingan kita. Mungkin Dia begitu asyik dengan kemuliaanNya sehingga kita tak berarti di hadapanNya, kecuali hanya di pakai sebagai budak yang bekerja untuk kepentinganNya.
Pendapat negatif seperti ini harus di jawab. Dan tidak susah di jawab. Menjawabnya dengan menanyakan pertanyaan ini:
Jika Tuhan itu sempurna, tak berkekurangan, berkecukupan di dalam segala sesuatu, tak terkira kebesaran dan kemuliaanNya dan Dia tidak ciptakan kita untuk penuhi kebutuhanNya, karena Dia tidak punya kebutuhan. Jadi bagaimana kita muliakan Tuhan yang seperti itu?
Bukan untuk bekerja untukNya seperti budak. Seakan- akan dia lemah dan perlu bantuan. Bukan dengan meringkuk gemetar di bawah kuasaNya tanpa kepastian. Seakan- akan Dia tidak stabil atau plin plan atau kejam.
Bagaimana Muliakan Allah Yang Maha Mulia?
Bagaimana memuliakan Tuhan yang berkecukupan, sempurna, indahnya tak terkatakan, Maha Bijak, Maha Kuasa, Allah yang berkelimpahan? Anda dapat gunakan contoh di pamflet ini atau pakai ilustrasi/ contoh dari kehidupan sehari- hari.
Sebagai contoh, jika hendak memuji sebuah lukisan indah, anda tidak merasa terbebani berusaha perbaiki lukisan itu. Anda hanya menikmati saja keindahannya. Karena kau suka sekali lukisan itu kau ceritakan keindahannya dengan penuh gairah kepada teman- temanmu. Atau jika disajikan makanan lezat, bagaimana kamu memuji kenikmatannya? Bukan dengan pakai celemek, pergi ke dapur masak beberapa masakan lagi atau tambah bumbu lainnya. BUKAN BEGITU CARANYA. Kamu memuji makanan enak dengan makan banyak dan dengan puas mengatakan aaaahh. Kesimpulannya sama sekali bukan merupakan beban jika kita dapat tugas memuja sesuatu yang memang amat sangat indah dan mengagumkan. Malahan merupakan kesukaan dan beri kegembiraan. Sesuatu yang dari padanya kau dapatkan kepuasan/kegembiraan menunjukkan bahwa itu adalah sesuatu yang berharga.
Atau misalkan anda di tugaskan memuji kekuatan suatu campuran logam yang baru yang mau di pakai untuk menopang jembatan. Bagaimana caranya? Bukan dengan bekerja keras menyediakan penyanggah tambahan, tapi dengan masuk ke mobil beserta seluruh keluargamu melewati jembatan itu percayakan nyawamu dengan damai sejahtera menyeberangi jembatan tanpa kekuatiran. Anda memuji kekuatannya dengan mempercayainya bukan dengan bekerja menyediakan tambahan lainnya. Jadi tugas memuliakan kekuatan bukanlah beban. Tapi kesukaan yang penuh ketentraman.
Atau anda di beri tugas untuk memuji kemurahan hati seseorang. Orang itu kaya sekali dan sangat murah hati. Begitu murah hatinya sehingga melimpahimu dengan kasih, kemurahan, rahmat dan kebaikan. Bagaimana memuja kemurahan hatinya? Bukan dengan membalas supaya impas. Jadinya seperti transaksi bisnis dan pemberian cuma- cuma darinya seperti urusan dagang. Maunya impas. Itu semua tidak akan menunjukkan kekayaan hatinya yang berlimpah. Cara yang benar adalah dengan menjadi murah hati juga dan sungguh- sungguh berterima kasih dan bersyukur. Dan itu sama sekali bukan beban. Jika kamu dapat hadiah 1 millyard dollar, kamu tidak akan berkeluh kesah merasa terbebani untuk merasa syukur. Ini bukan hal yang sulit tapi merupakan kesukaan.
Contoh terakhir, jika kamu dapat tugas memuliakan hikmat agung seseorang, anggap saja hikmat pelatihmu ( jika kamu tergabung dalam tim olahraga ) atau hikmat komselormu ( jika kamu dalam suatu sesi terapi ). Caranya bukan dengan mati- matian menolong mereka mencari jawaban persoalannya. Kamu memuja hikmat mereka dengan melakukan apa yang mereka perintahkan. Jika mau tunjukkan pelatihmu bijaksana, kamu lari dan lakukan latihan darinya tanpa mempertanyakan dan menggerutu. Jika kamu mau puji hikmat konselormu, kamu lakukan terapi darinya tanpa pertanyakan dan menggerutu. Singkatnya ketaatan yang di lakukam dengan sukacita memuliakan hikmat yang agung. Dan sama sekali bukan beban ( 1 Yohanes 5:3 ).
Tuhan Paling Termuliakan di Dalam Kita Saat Sukacita Kita Penuh di Dalam Dia
Bisa lihat apa artinya semua ini? Artinya Tuhan itu Kasih. Artinya saat Dia ciptakan kita untuk kemuliaanNya Dia juga ciptakan kita untuk sukacita kita. Bagaimana bisa begitu? Karena Dia di permuliakan di dalam kita dengan cara membuat kita sukacita di dalam Dia. Kabar baik kekristenan adalah bahwa Tuhan merupakan Tuhan yang paling di permuliakan di dalam kita saat kita paling sukacita di dalam Dia.
Jadi poin- poin kebenaran yang dapat kita bagikan adalah kebenaran #1 bahwa Tuhan ciptakan kita untuk kemuliaanNya, kebenaran #2 bahwa tugas setiap pria dan wanita dan anak untuk hidup bagi kemuliaan Tuhan. Dan hebatnya tugas ini tidak menjadi beban. Tugas ini di lakukan dengan tanpa paksaan dan sukacita. Kamu memuliakan keindahan dan keunggulan Tuhan dengan mengasihi dan bersuka di dalamNya. Kau muliakan kuasa Tuhan dengan mempercayaiNya dengan segala persoalan yang sulit dan mengancam di dalam hidupmu. Kamu muliakan karunia dan kemurahan dan kebaikan dan rahmatNya dengan hidup penuh ucapan syukur. Dan kamu muliakan hikmat Tuhan dengan taat kepada perintahNya. Dan itu bukanlah beban. Tidak ada hukum yang berat. Inilah kasih.
Tuhan adalah Tuhan yang kasihnya tak terbatas. Karena Dia berkenan membagi semua yang ada padaNya untuk kenikmatan kita dan kemuliaanNya.
Ini adalah kebenaran awal yang indah dari kekristenan. Berikutnya minggu depan kita akan bahas kebenaran #3 dan #4 yaitu “Menukar Sukacita” dan “ Melepaskan Sukacita”