Surga Takkan Pernah Membosankan
Dari Gospel Translations Indonesian
(←Membuat halaman berisi '{{info|Heaven Could Never Be Boring}}Beberapa orang membayangkan kita semua akan berpakaian lengkap di Surga tanpa perlu pergi ke mana-mana atau melakukan apa-apa (kecual...') |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
- | {{info|Heaven Could Never Be Boring}} | + | {{info|Heaven Could Never Be Boring}}Ada orang-orang yang membayangkan kita semua akan berpakaian lengkap di Surga tanpa perlu pergi ke mana-mana atau melakukan apa-apa (kecuali tidur siang yang panjang, memetik harpa atau menggosok emas). Saya merasa ada asumsi yang tak terucapkan di balik anggapan luas bahwa Surga akan terasa membosankan. Asumsinya adalah hidup tanpa dosa tidak akan menarik. Intinya: “Apa yang akan kita lakukan untuk bersenang-senang jika tidak ada dosa?” |
- | Fakta bahwa anggapan seperti itu | + | Fakta bahwa anggapan seperti itu bisa terlintas di benak kita menunjukkan betapa kita sudah terbutakan oleh si jahat. Strateginya yang paling sederhana sama persis dengan yang digunakannya pada Adam dan Hawa, yaitu membuat kita percaya bahwa dosa akan memberikan kepuasan. |
Tapi bukan dosa yang memberi kepuasan kepada kita—sebaliknya, dosa-lah yang merampas kepuasan itu dari kita! Dosa tidak membuat kehidupan menjadi menarik, tetapi menjadikannya hampa. Kehampaan itulah yang akhirnya menyebabkan kebosanan. Saat ada kepuasan, keindahan, saat kita melihat Tuhan sebagaimana Dia adanya, mustahil kita dapat bosan. Kita akan dipuaskan di Surga, sebagaimana dinyatakan oleh Mazmur 16:11, dengan “sukacita” dan “nikmat senantiasa”. | Tapi bukan dosa yang memberi kepuasan kepada kita—sebaliknya, dosa-lah yang merampas kepuasan itu dari kita! Dosa tidak membuat kehidupan menjadi menarik, tetapi menjadikannya hampa. Kehampaan itulah yang akhirnya menyebabkan kebosanan. Saat ada kepuasan, keindahan, saat kita melihat Tuhan sebagaimana Dia adanya, mustahil kita dapat bosan. Kita akan dipuaskan di Surga, sebagaimana dinyatakan oleh Mazmur 16:11, dengan “sukacita” dan “nikmat senantiasa”. | ||
Surga adalah rumah Tuhan, tempat kediaman Dia yang tak terbatas dalam hal kreativitas, kebaikan, keindahan dan kuasa. Bagaimana rumah seperti itu dapat kurang menyenangkan? | Surga adalah rumah Tuhan, tempat kediaman Dia yang tak terbatas dalam hal kreativitas, kebaikan, keindahan dan kuasa. Bagaimana rumah seperti itu dapat kurang menyenangkan? |
Revisi per 10:29, 22 November 2017
Oleh Randy Alcorn Mengenai Surga dan Neraka
Terjemahan oleh Linda Boentaram
Ada orang-orang yang membayangkan kita semua akan berpakaian lengkap di Surga tanpa perlu pergi ke mana-mana atau melakukan apa-apa (kecuali tidur siang yang panjang, memetik harpa atau menggosok emas). Saya merasa ada asumsi yang tak terucapkan di balik anggapan luas bahwa Surga akan terasa membosankan. Asumsinya adalah hidup tanpa dosa tidak akan menarik. Intinya: “Apa yang akan kita lakukan untuk bersenang-senang jika tidak ada dosa?”
Fakta bahwa anggapan seperti itu bisa terlintas di benak kita menunjukkan betapa kita sudah terbutakan oleh si jahat. Strateginya yang paling sederhana sama persis dengan yang digunakannya pada Adam dan Hawa, yaitu membuat kita percaya bahwa dosa akan memberikan kepuasan.
Tapi bukan dosa yang memberi kepuasan kepada kita—sebaliknya, dosa-lah yang merampas kepuasan itu dari kita! Dosa tidak membuat kehidupan menjadi menarik, tetapi menjadikannya hampa. Kehampaan itulah yang akhirnya menyebabkan kebosanan. Saat ada kepuasan, keindahan, saat kita melihat Tuhan sebagaimana Dia adanya, mustahil kita dapat bosan. Kita akan dipuaskan di Surga, sebagaimana dinyatakan oleh Mazmur 16:11, dengan “sukacita” dan “nikmat senantiasa”.
Surga adalah rumah Tuhan, tempat kediaman Dia yang tak terbatas dalam hal kreativitas, kebaikan, keindahan dan kuasa. Bagaimana rumah seperti itu dapat kurang menyenangkan?