Istirahat bagi Umat Allah
Dari Gospel Translations Indonesian
(←Membuat halaman berisi '{{info|Rest for God's People}} <blockquote> “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah” (Ibr 4:9) </blockquote><blockquote> - Ibrani 4...')
Revisi selanjutnya →
Revisi per 15:53, 29 September 2012
Oleh Ligonier Ministries Staff
Mengenai Hari Tuhan
Bagian dari seri Tabletalk
Terjemahan oleh Noviyanti Sugita
“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah” (Ibr 4:9)
- Ibrani 4:9-10
Dalam Ibrani 4, penulis menceriterakan mengenai perhentian Sabat (hari ketujuh) yang akan datang bagi umat Allah. Perhentian bangsa Israel di Kanaan hanyalah satu jenis dari perhentian yang akan datang itu (ay. 8). Sabat yang akan datang itu tidak lain adalah perhentian yang Allah nikmati sejak Ia menyelesaikan karya penciptaan (ay. 5).
Kita diberi tahu bahwa “masih tersedia hari perhentian Sabat bagi umat Allah” (ay. 9). Tetapi seperti apakah perhentian Sabat terakhir ini? Tentu ini bukan waktu untuk bermalas-malasan. Allah hanya beristirahat dari karya penciptaan, Dia tidak sepenuhnya berdiam diri saja. Dia masih sangat aktif dalam karya penyelenggaraan, penghakiman, dan rahmat. Karena kita tahu bahwa perhentian terakhir kita akan sama seperti perhentian Allah, maka kita pun akan tetap aktif berkarya dalam perhentian Sabat terakhir kita. Karya kita saat itu adalah pelayanan dan penyembahan kekal kepada Raja kita, hanya karya duniawi kita yang akan berakhir.
Bagaimana kita dapat tahu bahwa karya Sabat adalah karya pelayanan dan penyembahan? Jawabannya dapat ditemukan dalam Ibrani 4:10. Di sana dikatakan bahwa barangsiapa telah masuk tempat perhentianNya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaanNya. Saat kita pada akhirnya memasuki perhentian Sabat Allah, kita akan beristirahat dari pekerjaan kita sebagaimana Allah beristirahat dari pekerjaanNya. John Owen menunjukkan bahwa walaupun peristirahatan kita mencakup juga peristirahatan dari dosa, ini bukanlah yang dimaksudkan oleh penulis kitab Ibrani saat ia berkata bahwa peristirahatan kita akan sama seperti peristirahatan Allah. Tentu saja itu tidak mungkin, karena Allah, yang tidak berdosa, tidak perlu beristirahat dari dosa. Ketika Allah beristirahat, Ia bersuka akan diriNya dan pekerjaanNya (Kej 1:31). Karya ciptaanNya melukiskan kemuliaanNya (Mzm 19), dan Ia terutama bersuka atas kemuliaanNya (Yes 48:11). Walaupun Allah saat ini tidak sedang bermalas-malasan, Ia beristirahat dari karya ciptaanNya untuk kemuliaanNya dan sebagai contoh bagi kita.
Jika kepenuhan dari peristirahatan Allah berarti bahwa Allah bersuka atas diriNya dan karyaNya, maka mereka yang memasuki peristirahatan Allah akan bersuka atas Allah dan karyaNya. Ketika kepenuhan peristirahatan Allah akhirnya berlaku untuk kita, kita akan bersuka hanya dalam Dia dan tidak untuk hal yang lain. Kita juga akan bersuka dalam karya yang telah diperbuatNya dan tidak yang lain.
Kita telah memasuki peristirahatan Allah melalui iman dalam Kristus, tetapi kita masih belum menikmati kepenuhannya. Dosa kita menghalangi kita menikmati Allah di atas hal-hal lain. Tetapi Allah telah berjanji untuk menghapuskan keberadaan dosa dan membawa kita untuk sepenuhnya menikmati Allah dan peristirahatanNya.
Coram Deo
Sama seperti kepemilikan Kanaan, Sabat mingguan adalah salah satu jenis istirahat yang akan datang. Ketika kita menyisihkan waktu setiap minggu untuk menikmati Allah dengan menyembah Dia, kita mengantisipasi penyembahan Sabat kekal yang akan datang. Ketika Anda pergi ke gereja pada hari Minggu, ingatlah bahwa penyembahan Anda hanyalah pendahuluan dari penyembahan yang akan datang.
Bacaan untuk Studi Lanjutan
Kel 33:17–19
Yes 11:1–5
Rom 8:18–23
2 Kor 3:17–18