Memasuki Ketenangan Penuh
Dari Gospel Translations Indonesian
(←Membuat halaman berisi '{{info|Encountering Absolute Rest}} Semua manusia diciptakan segambar dengan Tuhan, dan semua manusia tahu bahwa Tuhanlah yang menciptakan mereka, senang atau tidak mer...') |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{info|Encountering Absolute Rest}} | {{info|Encountering Absolute Rest}} | ||
- | Semua manusia diciptakan segambar dengan | + | Semua manusia diciptakan segambar dengan Allah, dan semua manusia tahu bahwa Tuhanlah yang menciptakan kita; senang atau tidak, kita menerima kenyataan ini. Kita tahu bahwa Tuhan menciptakan kita dengan keinginan besar yang tak terpuaskan terhadap kebaikan, kebenaran dan keindahan. Secara alami kita tahu bahwa kita memerlukan ketiga hal ini, dan kita sangat memerlukannya. Kita tidak menginginkan hanya sebagian dari kebaikan, kebenaran dan keindahan, melainkan kita menginginkan kebaikan, kebenaran dan keindahan secara menyeluruh. Kita berusaha memiliki ketiganya, karena tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali berjuang untuk mendapatkannya. Seperti halnya Tuhan sudah menaruh kekekalan di dalam hati kita (Pengkhotbah 3:11), Tuhan juga telah meletakkan kebaikan, kebenaran dan keindahan di dalam jiwa kita. Dan saat kita menginginkan kebaikan, kebenaran dan keindahan kekal yang tak terbatas, ternyata Tuhan yang merupakan wujud nyata dari ketiga hal ini sudah menciptakan kita untuk mengenal-Nya sebagai Satu-satunya yang Tidak Terbatas, yang adalah Yang Awal dan Yang Akhir dari segala kebaikan, kebenaran dan keindahan. Dengan demikian, dengan rancangan Tuhan kita tidak akan pernah menjadi lelah atau bosan dalam mengejar pengetahuan dan kasih akan ketiga hal yang melampaui kemampuan manusia ini yang hanya bisa digenapi di dalam Tuhan sendiri. |
- | Dalam pengakuannya, Augustine berdoa, “Sungguh besar Kau Allahku, O Tuhan, dan layak dipuji; Sungguh besar | + | Dalam pengakuannya, Augustine berdoa, “Sungguh besar Kau Allahku, O Tuhan, dan layak dipuji; Sungguh besar kekuasaan-Mu, dan hikmat-Mu tiada berkesudahan. Dan manusia, yang menjadi bagian dari ciptaan-Mu rindu untuk memuji-Mu… Engkau telah mengubahkanku kepada kesukaan memuji-Mu; Engkau telah membentuk kami untuk-Mu sendiri, dan hati kami gelisah sampai menemukan ketenangan di dalam-Mu.” |
- | Hati kita akan gelisah tanpa Tuhan, dan kegelisahan dalam hati kita tidak akan berkurang sampai kita bertemu Dia muka dengan muka, coram Deo, dan menemukan ketenangan akhir dan ekspresi paling penuh | + | Hati kita akan gelisah tanpa Tuhan, dan kegelisahan di dalam hati kita tidak akan berkurang sampai kita bertemu dengan Dia muka dengan muka, coram Deo, dan menemukan ketenangan akhir dan ekspresi pujian kita yang paling penuh kepada Yang menciptakan kita, untuk menyembah-Nya dan merasakan kepuasan yang terbesar di dalam Dia. Sebagai orang percaya, sebagaimana Penulis iman kita membuat kita bergantung kepada-Nya untuk mendapatkan rasa tenang di dalam-Nya pada saat kita bertobat kepada-Nya, seperti itu jugalah Sang Penyelesai iman kita tak henti-hentinya membuat kita semakin bergantung kepadanya hari lepas hari, untuk menemukan ketenangan kita sehari-hari di dalamNya. |
Akan tetapi, sebagai manusia yang diciptakan dengan berhala yang menyerupai kita, kita terus menerus mengejar bayangan kebaikan, kebenaran dan keindahan. Kita menangkap sekilas apa yang menggelitik telinga, yang menarik penglihatan, dan menyenangkan pikiran, dan kita mengejarnya dengan segenap kekuatan kita. Baik musuh yang ada di dalam maupun diluar sudah menjadi pasangan yang berhasil dalam menciptakan berhala yang memiliki penampilan menyerupai kebaikan, kebenaran dan keindahan, mencoba menarik perhatian kita dari Sang Pencipta. Tetapi sebagaimana terjadi, seluruh ciptaan menyanyikan pujian kemuliaan Tuhan, dan dimanapun kita menemukan kebaikan, kebenaran dan keindahan, semoga kita mengarahkan mata kita dari ciptaan kepada Sang Pencipta. | Akan tetapi, sebagai manusia yang diciptakan dengan berhala yang menyerupai kita, kita terus menerus mengejar bayangan kebaikan, kebenaran dan keindahan. Kita menangkap sekilas apa yang menggelitik telinga, yang menarik penglihatan, dan menyenangkan pikiran, dan kita mengejarnya dengan segenap kekuatan kita. Baik musuh yang ada di dalam maupun diluar sudah menjadi pasangan yang berhasil dalam menciptakan berhala yang memiliki penampilan menyerupai kebaikan, kebenaran dan keindahan, mencoba menarik perhatian kita dari Sang Pencipta. Tetapi sebagaimana terjadi, seluruh ciptaan menyanyikan pujian kemuliaan Tuhan, dan dimanapun kita menemukan kebaikan, kebenaran dan keindahan, semoga kita mengarahkan mata kita dari ciptaan kepada Sang Pencipta. | ||
<br> | <br> |
Revisi per 07:19, 3 September 2012
Oleh Burk Parsons
Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan
Bagian dari seri Tabletalk
Terjemahan oleh Hondho Wahyu
Semua manusia diciptakan segambar dengan Allah, dan semua manusia tahu bahwa Tuhanlah yang menciptakan kita; senang atau tidak, kita menerima kenyataan ini. Kita tahu bahwa Tuhan menciptakan kita dengan keinginan besar yang tak terpuaskan terhadap kebaikan, kebenaran dan keindahan. Secara alami kita tahu bahwa kita memerlukan ketiga hal ini, dan kita sangat memerlukannya. Kita tidak menginginkan hanya sebagian dari kebaikan, kebenaran dan keindahan, melainkan kita menginginkan kebaikan, kebenaran dan keindahan secara menyeluruh. Kita berusaha memiliki ketiganya, karena tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali berjuang untuk mendapatkannya. Seperti halnya Tuhan sudah menaruh kekekalan di dalam hati kita (Pengkhotbah 3:11), Tuhan juga telah meletakkan kebaikan, kebenaran dan keindahan di dalam jiwa kita. Dan saat kita menginginkan kebaikan, kebenaran dan keindahan kekal yang tak terbatas, ternyata Tuhan yang merupakan wujud nyata dari ketiga hal ini sudah menciptakan kita untuk mengenal-Nya sebagai Satu-satunya yang Tidak Terbatas, yang adalah Yang Awal dan Yang Akhir dari segala kebaikan, kebenaran dan keindahan. Dengan demikian, dengan rancangan Tuhan kita tidak akan pernah menjadi lelah atau bosan dalam mengejar pengetahuan dan kasih akan ketiga hal yang melampaui kemampuan manusia ini yang hanya bisa digenapi di dalam Tuhan sendiri.
Dalam pengakuannya, Augustine berdoa, “Sungguh besar Kau Allahku, O Tuhan, dan layak dipuji; Sungguh besar kekuasaan-Mu, dan hikmat-Mu tiada berkesudahan. Dan manusia, yang menjadi bagian dari ciptaan-Mu rindu untuk memuji-Mu… Engkau telah mengubahkanku kepada kesukaan memuji-Mu; Engkau telah membentuk kami untuk-Mu sendiri, dan hati kami gelisah sampai menemukan ketenangan di dalam-Mu.”
Hati kita akan gelisah tanpa Tuhan, dan kegelisahan di dalam hati kita tidak akan berkurang sampai kita bertemu dengan Dia muka dengan muka, coram Deo, dan menemukan ketenangan akhir dan ekspresi pujian kita yang paling penuh kepada Yang menciptakan kita, untuk menyembah-Nya dan merasakan kepuasan yang terbesar di dalam Dia. Sebagai orang percaya, sebagaimana Penulis iman kita membuat kita bergantung kepada-Nya untuk mendapatkan rasa tenang di dalam-Nya pada saat kita bertobat kepada-Nya, seperti itu jugalah Sang Penyelesai iman kita tak henti-hentinya membuat kita semakin bergantung kepadanya hari lepas hari, untuk menemukan ketenangan kita sehari-hari di dalamNya.
Akan tetapi, sebagai manusia yang diciptakan dengan berhala yang menyerupai kita, kita terus menerus mengejar bayangan kebaikan, kebenaran dan keindahan. Kita menangkap sekilas apa yang menggelitik telinga, yang menarik penglihatan, dan menyenangkan pikiran, dan kita mengejarnya dengan segenap kekuatan kita. Baik musuh yang ada di dalam maupun diluar sudah menjadi pasangan yang berhasil dalam menciptakan berhala yang memiliki penampilan menyerupai kebaikan, kebenaran dan keindahan, mencoba menarik perhatian kita dari Sang Pencipta. Tetapi sebagaimana terjadi, seluruh ciptaan menyanyikan pujian kemuliaan Tuhan, dan dimanapun kita menemukan kebaikan, kebenaran dan keindahan, semoga kita mengarahkan mata kita dari ciptaan kepada Sang Pencipta.