Takut: Keadaan Bahaya yang Kita Hadapi
Dari Gospel Translations Indonesian
(←Membuat halaman berisi '{{info|Fear: Our Clear and Present Danger}}Ketakutan adalah pertempuran yang selalu dihadapi semua orang dalam pelayanan. Karena kita semua cenderung melupakan Allah, kar...')
Revisi terkini pada 18:22, 21 Agustus 2012
Oleh Paul Tripp Mengenai Penggembalaan
Terjemahan oleh Yopi Jalu Paksi
Anda dapat membantu kami memperbaiki terjemahan ini dengan meninjau untuk meningkatkan akurasi terjemahan. Pelajari lebih lanjut (English).
Ketakutan adalah pertempuran yang selalu dihadapi semua orang dalam pelayanan. Karena kita semua cenderung melupakan Allah, karena kita hidup di dunia yang berdosa dan tidak tahu apa yang terjadi, dikuasai oleh ketakutan itu berbahaya. Ada masa ketika kita terperangkap di dalamnya. Ketika kita tersesat. Ketika ketakutan lebih menguasai pelayanan ketimbang iman. Ketika ketakutan lebih kuat ketimbang kepercayaan. Ketika kita dikuasai kelemahan atau dibebani situasi. Ketika ketakutan meliputi kita. Ketika ketakutan membungkam kita saat harus berbicara dan mendorong berbicara ketika seharusnya diam.
Jadi, kita harus bertanya, “Bagaimana respons kita saat menghadapi ketakutan di dunia ini?” Saya menyarankan empat hal.
1. Akuilah ketakutan Anda dengan rendah hati.
Ketakutan tidak pernah kalah oleh penyangkalan. Saya tahu ini sulit bagi seseorang, yang dipanggil untuk menguatkan iman orang lain, mengakui bahwa terkadang ia melakukan sesuatu tanpa iman. Akuilah ketakutan Anda dan andalkanlah Pribadi yang bisa mengalahkannya. Akuilah bahwa Anda sering melupakan kehadiran dan kemuliaan-Nya. Akuilah saat Anda menganggap seolah-olah Dia tidak ada setiap saat. Akuilah kenyataan bahwa Anda sering menyukai kenyamanan pribadi daripada kemuliaan-Nya. Akuilah bahwa Anda terkadang lebih kagum pada orang lain ketimbang Dia. Dan ketika Anda mengakuinya, bersandarlah pada jaminan penerimaan, pengampunan, penguatan, dan pembebasan dari-Nya. Anugerah-Nya pasti menyingkirkan ketakutan.
2. Akuilah keputusan fatal dan respons salah yang disebabkan oleh ketakutan.
Akuilah kepalsuan, kesenangan, dan kompromi yang disebabkan oleh pengalihan kekaguman vertikal dengan ketakutan horisontal. Akuilah bahwa Anda tidak berani taat kepada Injil. Akuilah dosa Anda di hadapan orang lain bahwa, karena ketakutan, Anda menjadi tidak peduli, menyebarkan desas-desus, suka mengatur, tidak setia, dan menyembah berhala. Mintalah Allah agar membukakan mata rohani untuk melihat bagian-bagian dalam diri Anda yang rentan oleh ketakutan dan perlu dikuatkan dalam iman.
3. Perhatikan saat teduh Anda.
Banyak sekali beban kesulitan yang bisa menguasai pikiran Anda dalam pelayanan gereja lokal. Ada begitu banyak hal yang bisa membuat Anda khawatir. Ada begitu banyak hubungan yang berantakan, pembicaraan yang menggantung, agenda terabaikan, dan kesimpulan kosong. Singkat kata, Anda selalu berada dalam ketidakpastian. Jadi, Anda harus mewaspadai hal-hal yang mengganggu saat teduh dalam pelayanan. Apakah yang memenuhi pikiran Anda saat mengemudi atau saat Anda memiliki sedikit waktu untuk bersaat teduh? Apakah Anda memakai sudut pandang Abraham, yang tidak menyangkal adanya masalah, tetapi melarang masalah itu mendominasi dan menguasai saat teduh Anda? Apakah Allah menguasai pikiran Anda sehingga iman Anda semakin kuat, bahkan di tengah-tengah situasi yang tidak terduga dan sulit?
4. Kembalilah pada Injil.
Karena tidak seorang pun mengetahui pikiran Anda, Anda mesti kembali pada Injil. Anda perlu kembali pada Injil agar menemukan pengharapan yang ada di dalamnya, bukan dengan pengertian dan kemampuan Anda, melainkan dalam Allah yang Mahabesar dan Mahamulia serta yang menguasai kehidupan dan pelayanan Anda melalui kasih karunia-Nya. Anda perlu kembali pada Injil sehingga tidak bersandar pada kebenaran diri sendiri, melainkan pada kebenaran Yesus Kristus. Anda perlu kembali pada Injil sehingga tidak memiliki motivasi yang berasal dari kesuksesan, rasa hormat, dan pujian manusia, melainkan dari kelimpahan kasih karunia yang sebenarnya tidak layak Anda terima. Ingatkanlah diri Anda terus-menerus bahwa ada tidak ada kesulitan hidup atau pelayanan yang tidak terjangkau oleh Yesus. Anda harus mengingatkan diri Anda agar beristirahat dan beriman ketika tidak seorang pun tahu bahwa Anda perlu mengkhotbahi diri Anda.
Semoga Anda dianugerahi pelayanan yang dikuasai oleh iman yang hidup, bukan oleh barisan ketakutan yang menghampiri kita sampai akhir hayat.