Memasuki Ketenangan Penuh
Dari Gospel Translations Indonesian
(←Membuat halaman berisi '{{info|Encountering Absolute Rest}} Semua manusia diciptakan segambar dengan Tuhan, dan semua manusia tahu bahwa Tuhanlah yang menciptakan mereka, senang atau tidak mer...')
Revisi selanjutnya →
Revisi per 20:03, 11 April 2012
Oleh Burk Parsons
Mengenai Pengudusan dan Pertumbuhan
Bagian dari seri Tabletalk
Terjemahan oleh Hondho Wahyu
Semua manusia diciptakan segambar dengan Tuhan, dan semua manusia tahu bahwa Tuhanlah yang menciptakan mereka, senang atau tidak mereka menerima kenyataan ini. Kita tahu bahwa Tuhan menciptakan kita dengan keinginan besar yang tak terpuaskan tentang kebaikan, kebenaran dan keindahan. Secara alami kita tahu bahwa kita memerlukan hal-hal ini, dan kita akan memerlukannya secara penuh. Kita tidak menginginkan hanya sebagian dari kebaikan , kebenaran dan keindahan, melainkan kita menginginkan kebaikan, kebenaran dan keindahan secara menyeluruh. Kita berusaha memiliki ketiganya, karena tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali berjuang untuk mendapatkannya. Seperti halnya Tuhan sudah menaruh keabadian dalam hati kita (Pengkotbah 3:11), Tuhan telah meletakkan kebaikan, kebenaran dan keindahan dalam serat – serat di dalam jiwa kita. Dan saat kita begitu menginginkan kebaikan, kebenaran dan keindahan abadi yang tak terbatas, maka Tuhan yang menjadi wujud nyata dari ketiga hal ini sudah menciptakan kita untuk mengenalNya, satu-satunya yang Tidak Terbatas, sebagai Yang Awal dan Yang Akhir dari segala kebaikan, kebenaran dan keindahan. Hal-hal seperti ini, sebagaimana design Tuhan, kita tidak akan pernah merasa lelah atau bosan dalam pengejaran kita akan pengetahuan dan cinta akan ketiga hal yang transendental (melampaui keindahan, kebenaran dan kebaikan) yang hanya bisa didapatkan secara penuh dalam Tuhan sendiri.
Dalam pengakuannya, Augustine berdoa, “Sungguh besar Kau Allahku, O Tuhan, dan layak dipuji; Sungguh besar kekuasaanMu, dan hikmatmu tiada berkesudahan. Dan manusia, yang menjadi bagian dari ciptaanMu, rindu untuk memujiMu … Engkau telah mengubahkanku kepada kesukaan memujiMu; karena Engkau telah membentuk kami untuk Engkau sendiri dan hati kami gelisah sampai menemukan ketenangan dalamMu.”
Hati kita akan gelisah tanpa Tuhan, dan kegelisahan dalam hati kita tidak akan berkurang sampai kita bertemu Dia muka dengan muka, coram Deo, dan menemukan ketenangan akhir dan ekspresi paling penuh akan pujian kepada Yang menciptakan kita, untuk menyembahNya dan merasakan kepuasan terbesar dalam Dia. Sebagai orang percaya, sebagaimana Penulis iman kita membuat kita bergantung kepadaNya untuk mendapatkan rasa tenang di dalamNya pada saat kita berbalik kepadaNya, seperti itu jugalah Sang Penyelesai iman kita tak henti-hentinya membuat kita semakin bergantung kepadanya hari lepas hari, untuk menemukan ketenangan kita sehari-hari di dalamNya.
Akan tetapi, sebagai manusia yang diciptakan dengan berhala yang menyerupai kita, kita terus menerus mengejar bayangan kebaikan, kebenaran dan keindahan. Kita menangkap sekilas apa yang menggelitik telinga, yang menarik penglihatan, dan menyenangkan pikiran, dan kita mengejarnya dengan segenap kekuatan kita. Baik musuh yang ada di dalam maupun diluar sudah menjadi pasangan yang berhasil dalam menciptakan berhala yang memiliki penampilan menyerupai kebaikan, kebenaran dan keindahan, mencoba menarik perhatian kita dari Sang Pencipta. Tetapi sebagaimana terjadi, seluruh ciptaan menyanyikan pujian kemuliaan Tuhan, dan dimanapun kita menemukan kebaikan, kebenaran dan keindahan, semoga kita mengarahkan mata kita dari ciptaan kepada Sang Pencipta.