Kasih yang Sabar dan Murah Hati
Dari Gospel Translations Indonesian
k (Melindungi "Kasih yang Sabar dan Murah Hati" ([edit=sysop] (selamanya) [move=sysop] (selamanya))) |
|||
(2 revisi antara tak ditampilkan.) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{info|Love That Is Patient and Kind}}Satu Korintus 13 adalah salah satu perikop yang paling terkenal dari seluruh Kitab Suci, karena di dalamnya Rasul Paulus memberikan suatu penjelasan yang luar biasa mengenai karakter kasih ilahi. Ia mulai dengan menunjukkan pentingnya kasih, dengan menuliskan bahwa sekalipun kita memiliki semua jenis karunia, kemampuan, dan prestasi tetapi jika tidak memiliki kasih, kita sama sekali tidak berguna (ayat 1-3). Kemudian, dalam ayat 4, ia menggambarkan seperti apakah kasih ilahi itu, dengan mengatakan, “Kasih itu sabar dan murah hati”, atau, dalam rumusan terjemahan yang lebih tradisional, “Kasih itu panjang sabar dan murah hati”. Saya merasa tergugah oleh pasangan sifat ini – kesabaran dan murah hati. Mengapa Paulus menempatkan sifat ini sebagai yang pertama dalam gambarannya mengenai kasih, dan mengapa ia memasangkan keduanya? | {{info|Love That Is Patient and Kind}}Satu Korintus 13 adalah salah satu perikop yang paling terkenal dari seluruh Kitab Suci, karena di dalamnya Rasul Paulus memberikan suatu penjelasan yang luar biasa mengenai karakter kasih ilahi. Ia mulai dengan menunjukkan pentingnya kasih, dengan menuliskan bahwa sekalipun kita memiliki semua jenis karunia, kemampuan, dan prestasi tetapi jika tidak memiliki kasih, kita sama sekali tidak berguna (ayat 1-3). Kemudian, dalam ayat 4, ia menggambarkan seperti apakah kasih ilahi itu, dengan mengatakan, “Kasih itu sabar dan murah hati”, atau, dalam rumusan terjemahan yang lebih tradisional, “Kasih itu panjang sabar dan murah hati”. Saya merasa tergugah oleh pasangan sifat ini – kesabaran dan murah hati. Mengapa Paulus menempatkan sifat ini sebagai yang pertama dalam gambarannya mengenai kasih, dan mengapa ia memasangkan keduanya? | ||
- | Paulus mengatakan kepada kita bahwa kasih itu sabar, ia “panjang | + | Paulus mengatakan kepada kita bahwa kasih itu sabar, ia “panjang sabar”. Saya suka terjemahan tradisional ini karena ia menyampaikan ide bahwa mengasihi orang lain itu mungkin sulit. Mengasihi orang lain berarti kita tidak memusuhi mereka saat pertama kali mereka menyinggung perasaan kita. Dalam berhubungan dengan orang lain, kita cenderung untuk jauh lebih sabar terhadap orang-orang tertentu daripada terhadap orang lain. Jika seorang sahabat lama melakukan sesuatu yang menjengkelkan atau mengganggu saya, biasanya saya akan berkata, “Oh, itu memang kebiasaannya, itu adalah kepribadiannya, kita semua manusia, tidak ada satu pun dari kita yang sempurna.” Saya memberikan kelonggaran padanya. Tetapi jika saya bertemu dengan orang lain yang berlaku persis sama seperti kelakuan sahabat saya, mungkin saya tidak ingin berurusan lagi dengannya. Kita memberikan toleransi kepada sahabat kita yang tidak akan kita berikan kepada orang asing. |
- | Kasih yang panjang | + | Kasih yang panjang sabar tidak menghitung-hitung skor. Pertama kali Anda menyinggung saya, saya dapat mengatakan, “Pelanggaran pertama,” dan memberikan Anda dua kesempatan lagi sebelum Anda dicoret. Tetapi jika kasih saya panjang sabar, Anda dapat melakukan pelanggaran kedua puluh tujuh, dan saya masih akan bertahan bersama Anda. |
- | Mengapa kasih Kristiani panjang | + | Mengapa kasih Kristiani panjang sabar? Itu karena orang Kristen meniru Kristus, yang meniru Allah Bapa, dan panjang sabar adalah karakter utama Allah. Kitab Suci sering menyebutkan bahwa Allah lambat untuk menjadi marah, bahwa Ia panjang sabar terhadap umatnya yang tegar tengkuk. Contohnya, Allah menggambarkan diriNya seperti ini: ”TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Kel. 34:6). Demikian juga, Paulus berbicara tentang “kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya” (Rm. 2:4). |
- | Jika Anda adalah seorang | + | Jika Anda adalah seorang Kristen, berapa lama Allah harus bertahan terhadap ketidak percayaan Anda sebelum Anda bertobat? Berapa lama Ia telah menahan dosa-dosamu yang menetap? Jika bukan karena Allah yang “panjang sabar”, kita pasti telah binasa. Jika Allah memperlakukan kita dengan ketidaksabaran yang sama seperti yang kita lakukan terhadap orang lain, saat ini kita pasti akan menderita di neraka. Ia telah bersabar terhadap ketidakpatuhan kita, penghujatan kita, ketidakpedulian kita, ketidakpercayaan kita, dan dosa kita, dan Ia masih mengasihi kita. Itulah Allah. Itulah cara-Nya mewujudkan kasih-Nya. Ia menunjukkan kasih-Nya dengan kesabaran-Nya, yaitu kesabaran yang sangat panjang. |
- | Kita dipanggil bukan hanya untuk bersabar tetapi untuk panjang | + | Kita dipanggil bukan hanya untuk bersabar tetapi untuk panjang sabar. Kita tidak bersabar pada dosa, kekurangan, dan kelemahan manusia hanya jika mereka tidak menyakiti kita. Panjang sabar berarti tetap mengasihi walaupun kita disakiti dan dilukai. Ini berarti bahwa kita tetap "mengasihi sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa” (1 Ptr. 4:8). Dengan cara ini, kita mencerminkan kasih Allah, yang panjang sabar. |
- | Mengapa, kemudian, Paulus memasangkan kesabaran/panjang | + | Mengapa, kemudian, Paulus memasangkan kesabaran/panjang sabar dengan murah hati? Sangat mungkin bagi kita untuk menderita kesakitan atau permusuhan untuk waktu yang lama seraya memusuhi dan merencanakan pembalasan dendam. Tetapi bukan ini yang Kitab Suci maksud dengan panjang sabar. Panjang sabar mencakup murah hati, karena kita harus tetap murah hati dalam menanggapi penyebab penderitaan kita. Orang yang murah hati tidak kasar, tidak keras, tidak kejam. Mereka memiliki hati yang dermawan. Mereka peka dan lembut terhadap orang lain. |
- | Ayah saya, saya percaya, adalah contoh | + | Ayah saya, saya percaya, adalah contoh untuk sifat ini. Ia sangat baik hati. Ia menunjukkan kepada saya kebaikan Allah. Saya sangat membenci saat-saat di mana saya pulang dari sekolah dan berada dalam masalah karena suatu hal yang telah saya lakukan. Ibu saya akan berkata, “Ayahmu ingin berbicara denganmu.” Saya akan masuk ke ruang kerja ayah lalu menutup pintu, dan ia akan berkata, “Nak, kita harus berbicara.” Ia akan menghancurkan saya tanpa pernah meninggikan suaranya, tanpa pernah menyatakan kemarahannya kepada saya, dan entah bagaimana, setelah ia menghancurkan saya, ia dapat, dengan sangat lembut, menyatukan saya kembali. Setelah itu, saya akan meninggalkan ruang kerjanya dengan perasaan seperti berjalan di udara. Saya merasa bahagia, tetapi saya juga tahu bahwa saya harus bertindak lebih baik lagi di kemudian hari. Ia menginspirasi saya karena sikapnya begitu murah hati. |
- | + | Sayangnya, orang yang benar-benar murah hati sangatlah langka. Tetapi murah hati haruslah dihubungkan dengan panjang sabar sebagai bukti nyata kasih. Secara sederhana, kasih bukanlah tidak sabar atau tidak murah hati. Inilah gambaran kasih Allah, kasih yang sama seperti yang dipupuk oleh Roh Kudus di dalam hati umat Allah. |
Revisi terkini pada 16:26, 19 April 2013
Oleh R.C. Sproul Mengenai Kasih Tuhan
Terjemahan oleh Noviyanti Sugita
Satu Korintus 13 adalah salah satu perikop yang paling terkenal dari seluruh Kitab Suci, karena di dalamnya Rasul Paulus memberikan suatu penjelasan yang luar biasa mengenai karakter kasih ilahi. Ia mulai dengan menunjukkan pentingnya kasih, dengan menuliskan bahwa sekalipun kita memiliki semua jenis karunia, kemampuan, dan prestasi tetapi jika tidak memiliki kasih, kita sama sekali tidak berguna (ayat 1-3). Kemudian, dalam ayat 4, ia menggambarkan seperti apakah kasih ilahi itu, dengan mengatakan, “Kasih itu sabar dan murah hati”, atau, dalam rumusan terjemahan yang lebih tradisional, “Kasih itu panjang sabar dan murah hati”. Saya merasa tergugah oleh pasangan sifat ini – kesabaran dan murah hati. Mengapa Paulus menempatkan sifat ini sebagai yang pertama dalam gambarannya mengenai kasih, dan mengapa ia memasangkan keduanya?
Paulus mengatakan kepada kita bahwa kasih itu sabar, ia “panjang sabar”. Saya suka terjemahan tradisional ini karena ia menyampaikan ide bahwa mengasihi orang lain itu mungkin sulit. Mengasihi orang lain berarti kita tidak memusuhi mereka saat pertama kali mereka menyinggung perasaan kita. Dalam berhubungan dengan orang lain, kita cenderung untuk jauh lebih sabar terhadap orang-orang tertentu daripada terhadap orang lain. Jika seorang sahabat lama melakukan sesuatu yang menjengkelkan atau mengganggu saya, biasanya saya akan berkata, “Oh, itu memang kebiasaannya, itu adalah kepribadiannya, kita semua manusia, tidak ada satu pun dari kita yang sempurna.” Saya memberikan kelonggaran padanya. Tetapi jika saya bertemu dengan orang lain yang berlaku persis sama seperti kelakuan sahabat saya, mungkin saya tidak ingin berurusan lagi dengannya. Kita memberikan toleransi kepada sahabat kita yang tidak akan kita berikan kepada orang asing.
Kasih yang panjang sabar tidak menghitung-hitung skor. Pertama kali Anda menyinggung saya, saya dapat mengatakan, “Pelanggaran pertama,” dan memberikan Anda dua kesempatan lagi sebelum Anda dicoret. Tetapi jika kasih saya panjang sabar, Anda dapat melakukan pelanggaran kedua puluh tujuh, dan saya masih akan bertahan bersama Anda.
Mengapa kasih Kristiani panjang sabar? Itu karena orang Kristen meniru Kristus, yang meniru Allah Bapa, dan panjang sabar adalah karakter utama Allah. Kitab Suci sering menyebutkan bahwa Allah lambat untuk menjadi marah, bahwa Ia panjang sabar terhadap umatnya yang tegar tengkuk. Contohnya, Allah menggambarkan diriNya seperti ini: ”TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Kel. 34:6). Demikian juga, Paulus berbicara tentang “kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya” (Rm. 2:4).
Jika Anda adalah seorang Kristen, berapa lama Allah harus bertahan terhadap ketidak percayaan Anda sebelum Anda bertobat? Berapa lama Ia telah menahan dosa-dosamu yang menetap? Jika bukan karena Allah yang “panjang sabar”, kita pasti telah binasa. Jika Allah memperlakukan kita dengan ketidaksabaran yang sama seperti yang kita lakukan terhadap orang lain, saat ini kita pasti akan menderita di neraka. Ia telah bersabar terhadap ketidakpatuhan kita, penghujatan kita, ketidakpedulian kita, ketidakpercayaan kita, dan dosa kita, dan Ia masih mengasihi kita. Itulah Allah. Itulah cara-Nya mewujudkan kasih-Nya. Ia menunjukkan kasih-Nya dengan kesabaran-Nya, yaitu kesabaran yang sangat panjang.
Kita dipanggil bukan hanya untuk bersabar tetapi untuk panjang sabar. Kita tidak bersabar pada dosa, kekurangan, dan kelemahan manusia hanya jika mereka tidak menyakiti kita. Panjang sabar berarti tetap mengasihi walaupun kita disakiti dan dilukai. Ini berarti bahwa kita tetap "mengasihi sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa” (1 Ptr. 4:8). Dengan cara ini, kita mencerminkan kasih Allah, yang panjang sabar.
Mengapa, kemudian, Paulus memasangkan kesabaran/panjang sabar dengan murah hati? Sangat mungkin bagi kita untuk menderita kesakitan atau permusuhan untuk waktu yang lama seraya memusuhi dan merencanakan pembalasan dendam. Tetapi bukan ini yang Kitab Suci maksud dengan panjang sabar. Panjang sabar mencakup murah hati, karena kita harus tetap murah hati dalam menanggapi penyebab penderitaan kita. Orang yang murah hati tidak kasar, tidak keras, tidak kejam. Mereka memiliki hati yang dermawan. Mereka peka dan lembut terhadap orang lain.
Ayah saya, saya percaya, adalah contoh untuk sifat ini. Ia sangat baik hati. Ia menunjukkan kepada saya kebaikan Allah. Saya sangat membenci saat-saat di mana saya pulang dari sekolah dan berada dalam masalah karena suatu hal yang telah saya lakukan. Ibu saya akan berkata, “Ayahmu ingin berbicara denganmu.” Saya akan masuk ke ruang kerja ayah lalu menutup pintu, dan ia akan berkata, “Nak, kita harus berbicara.” Ia akan menghancurkan saya tanpa pernah meninggikan suaranya, tanpa pernah menyatakan kemarahannya kepada saya, dan entah bagaimana, setelah ia menghancurkan saya, ia dapat, dengan sangat lembut, menyatukan saya kembali. Setelah itu, saya akan meninggalkan ruang kerjanya dengan perasaan seperti berjalan di udara. Saya merasa bahagia, tetapi saya juga tahu bahwa saya harus bertindak lebih baik lagi di kemudian hari. Ia menginspirasi saya karena sikapnya begitu murah hati.
Sayangnya, orang yang benar-benar murah hati sangatlah langka. Tetapi murah hati haruslah dihubungkan dengan panjang sabar sebagai bukti nyata kasih. Secara sederhana, kasih bukanlah tidak sabar atau tidak murah hati. Inilah gambaran kasih Allah, kasih yang sama seperti yang dipupuk oleh Roh Kudus di dalam hati umat Allah.